Mahasiswa sudah terdengar tidak asing di kalangan sekarang. Mahasiswa merupakan seorang yang sedang berproses menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi, di mana bertujuan untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih baik.
Perkuliahan memberikan kesempatan untuk memperluas pandangan dunia, mengasah keterampilan intelektual. Di perkuliahan menampung lebih dari ribuan mahasiswa dengan asal yang berbeda-beda, mungkin beda daerah, provinsi, ataupun pulau.
Seperti yang saya alami sekarang, ya saya merupakan seorang mahasiwa baru di tahun 2023 kalau dilihat sepertinya saya baru saja lulus tetapi saya sudah di sini menyandang gelar sebagai mahasiswa, bukankah terdengar elok.
Semenjak SMA saya sudah sangat menantikan kesempatan ini, di mana untuk menempuh jalan ini memanglah tidak mudah butuh perjuangan-perjuangan yang harus dilalui. Saya berandai betapa enaknya menjadi mahasiswa bisa merantau dan merasakan hidup sendiri untuk kost bisa bebas melakukan apapun.
Setiap perkuliahan pasti akan dilaksanakannya PKKMB atau bisa disebut Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru. Ya, sebelum keberangkatan ke Solo saya sudah diperkenalkan tentang PKKMB, dibentuk kelompok, diberikan tugas dan lainnya. Tugas dari PKKMB tersebut berupa mengunggah twibbon dengan template yang sudah disiapkan, pengenalan diri dengan menggunakan SWOT, pengenalan budaya daerah, membuat CV, mengumpulkan sampah.
Di sini saya mulai mengeluh kenapa tugas PKKMB harus sebanyak ini, namun tetap saya kerjakan agar cepat selesai dan tidak membebani diri sendiri.
Sebegitu exited-nya kuliah, saya menyicil keperluan yang dibutuhkan untuk perlengkapan kuliah, kost, PKKMB.
Waktu pun tiba, saya berangkat ke Solo bersama ibu, bapak, kakek, dan nenek menyewa mobil, berangkat siang sampai di Solo sekitar jam 4 sore. Setelah sampai di kost, saya merapikan barang-barang dibantu ibu dan nenek saya. Sudah rapi semua akhirnya saya berbincang-bincang dengan keluarga saya sementara waktu.
Kebetulan kuliah saya dekat dengan rumah bude, dan kami sekeluarga sehabis dari kost mampirlah ke rumah bude, kami berbincang di teras dengan makan bersama. Hari menjelang malam keluarga saya pun izin bergegas pulang, sedangkan saya tinggal sebentar di rumah bude.
Malam semakin larut akhirnya saya diantar ke kost dengan anak bude saya, di perjalanan sempat banyak mengambil salah jalan karena masih awal jadi belum sempat hafal jalan pulang kost, setelah sampai di kost anak bude saya pamit pulang.
Hari pertama kost terasa begitu menyenangkan saya bertemu banyak teman kost yang usianya sama dengan saya juga seorang mahasiswa baru yang berkuliah di tempat yang sama. Ada yang asalnya Jepara, Kudus, Boyolali. Mereka semua sangat baik, dan ramah. Bahkan sering sekali menawari saya untuk makan bersama, karena saya orangnya pemalu akhirnya saya menolak.
Saya lebih sering menghabiskan waktu saya di dalam kamar daripada keluar untuk berinteraksi dengan teman kost lainya, biasanya saya hanya akan bermain hp. Hari kedua, ketiga, keempat, kelima berjalan monoton seperti itu.
Selama kost saya menjadi tidak memiliki selera makan, dan ketika makan pun saya hanya sembarangan makan dan tidak menjaga pola makan saya. Akhirnya saya sakit, ketika sakit saya mulai merasakan home sick, karena ketika saya di rumah makanan serba ada dan ketika saya sakit pun akan ada yang memperhatikan, mengurus, dan ketika di kost saya perlu memikirkan pengeluaran untuk saya makan dan lainnya. Beruntungnya ada bude saya jadi ketika saya sakit saya akan tinggal beberapa hari di rumah bude.
Ketika sudah merasa sehat akhirnya kembali ke kost. Keesokan harinya merupakan waktu PKKMB dilaksanakan, PKKMB dilaksanakan selama tiga hari. Selama tiga hari tersebut terasa begitu menyenangkan karena banyak mengenal teman baru, kakak tingkat, juga banyak mendapatkan materi yang disampaikan.
Kemudiaan masuklah ke perkuliahan, di sinilah saya mulai merasa salah jurusan dan merasa benar-benar sangat berat di perkuliahan. Selama satu minggu merupakan kesepakatan kontrak kuliah, dimana para dosen menjelaskan apa saja yang akan didapat dan dilakukan selama perkuliahan satu semester ini.
Selama satu minggu tersebut saya sering sekali mengeluh dan menangis. Saya selalu berpikir apakah saya bisa melalui perkuliahan ini atau tidak. Jika tidak menjadi seperti yang diharapkan orang bukankah akan mengecewakan orang tua, sedangkan orang tua bersusah payah membiayai kita untuk menempuh pendidikan yang tinggi, dan ternyata tidak sesuai harapan, inilah yang selau saya pikirkan.
Bukankan lebih mudah langsung bekerja dan mendapatkan uang, sehingga tidak perlu membebankan orang tua.
Setelah satu minggu perkuliahan akhirnya saya kembali ke rumah. Setelah sampai di rumah saya menangis dengan tersedu-sedu kepada ibu saya. Saya ingin berhenti untuk kuliah dan lebih baik bekerja, karena takut akan menjadi beban orang tua dan ternyata keinginan orang tua tidak sesuai harapan.
Ibu saya memberikan masukan-masukan. Saya mendengarkan dan memahami setiap perkataan ibu saya.
Sampai di sini sadar akan apa yang kita ambil, maka kita harus bertanggungjawab dengan apa yang sudah kita pilih. Bukan hanya saya yang merasakan perkuliahan itu berat, tetapi teman-teman pasti juga mengalami hal tersebut. Apapun itu bekerja ataupun bersekolah semua tidaklah mudah. Kita boleh mengeluh, menangis, tetapi juga harus tahu apa tujuan kita di sini.
Apa yang kita peroleh merupakan jalan yang harus dilalui, mungkin suatu saat akan mencapai kesuksesan yang tak terbayangkan.
Dari yang saya dapatkan. Saya merasa lebih legowo. Apapun yang terjadi lakukan saja, entah itu hasilnya. Jika kamu melakukan dengan baik, maka hasilnya pun akan baik.
