Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Menyelami Masa Remaja: Kenakalan, Pendidikan Agama, dan Tantangan Zaman Now

Zaman now adalah istilah yang sudah sering kita dengar, pandangan para remaja saat ini menjadi buram, dan banyak sekali pemuda perempuan islam ...

Setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya masa remaja. Ya, usia remaja atau masa remaja adalah masa dimana peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, dan fisik. Tak heran usia muda terkenal dengan kenakalan remaja, seperti menggunakan narkoba, tawuran, seks pra nikah dan masih banyak lagi yang merupakan kenakalan-kenakalan remaja. Seolah masa remaja menjadi masa yang mengerikan untuk sebagian orang.

Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab kenakalan remaja diantaranya lemah nya kontrol diri hingga faktor keluarga dan perceraian orang tua, dan selain itu yang paling berpengaruh adalah sosial media, banyak sekali anak remaja yang menyalahgunakan media sosial, selain media sosial faktor yang paling penting dan berpengaruh adalah faktor lingkungan teman. Pada media sosial banyak sekali tayangan-tayangan yang mengandung unsur negatif, nah konten semacam ini bisa memicu rasa penasaran bagi para remaja untuk ikut melakukan hal serupa.

Remaja

Sungguh miris bangsa kita ini, tontonan yang seharusnya menjadi tuntunan malah malah sebaliknya. Padahal pada peradaban islam, tokoh-tokoh penggerakkan perubahan bersal dari golongan muda, 7 diantaranya adalah sahabat Rasulullah yang usianya dibawah 30 tahun.

Zaman now adalah istilah yang sudah sering kita dengar, pandangan para remaja saat ini menjadi buram, dan banyak sekali pemuda perempuan islam zaman sekarang dari cara berpakaiannya tidak seperti yang diajarkan dalam islam, yang seharusnya berpakaian menutup aurat tetapi malah berpakaian ketat, transparan, tidak menutup aurat, dan masih banyak lagi. Peran pemuda dan pemudi merasa kehilangan sosok karakter yang sesungguhnya. Sejatinya pengaruh budaya-budaya barat sengaja membunuh karakter para pemuda dan para remaja

Untuk itu kita sebagai remaja perlu yang namanya studi islami atau pelajaran mengenai agama yang baik, karena dengan adanya pendidikan agama mengajarkan moral dan nilai kebaikan, sehingga bisa mengarahkan remaja-remaja saat ini kepada kebaikan. Karena jika remaja sudah dibekali ilmu agama yang baik maka akan jauh dari yang namanya pergaulan bebas, tetapi balik lagi kepada remaja tersebut. Nah, studi islami itu sendiri adalah suatu studi yang sangat mendalami ajaran agama islam, baik dari sejarah, pemikiran, konsep, dan tokoh. Dalam artian seseorang yang mempelajari studi islam diharapkan selamat dunia dan akhirat. 

Pendidikan agama merupakan kontrol yang paling mumpuni dalam memerangi pergaulan bebas, karena pendidikan agama sangat penting untuk diberikan sejak dini. Anak yang diberikan pendidikan agama sejak kecil terus menerus akan menjadi benteng agar anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas, maka dari itu harus adanya kerja sama antara pendidik dan orang tua untuk berani tegas mengurangi dan menghilangkan pergaulan bebas yang mengarah pada permisivisme seksualitas.

Peran orang tua, keluarga dan lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan seorang anak, memberikan pemahaman budaya islam untuk kalangan mahasiswa juga sangat penting karena untuk menangkal terjadinya pergaulan bebas beserta dampak negatif. Diharapkan dengan pemahaman ini para mahasiswa dan para remaja dapat merenungkan tentang pergaulan bebas, dan lebih selektif dalam bergaul dan memilih pergaulan.

Untuk itu marilah kita menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas yang produktif dan berorientasi pada masa depan yang lebih baik sehingga tidak membebani keluarga. Serta tanamkan pada diri sendiri untuk tidak mengikuti zina, seperti pacaran dan berduaan dengan lawan jenis. Serta perbanyak pengetahuan dengan cara meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Najwa Nur Hanifah

Biodata Penulis:

Najwa Nur Hanifah lahir pada tanggal 12 Januari 2005 di Tegal. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Islam KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.