Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Andong Tua (Karya Lastri Fardani Sukarton)

Puisi "Andong Tua" memberikan pandangan dalam kehidupan kota melalui penggambaran andong tua sebagai kendaraan tradisional yang penuh dengan ...
Andong Tua


andong tua merayap jalannya
sarat penumpangnya
oleh simbok-simbok tua yang lelah
kuda, kusir dan penumpang
sama-sama tak pernah kenyang
buatku
bau tlepongnya yang kecut
adalah ciri khas kotaku
di mana aku mengukuri rindu

Sumber: Gunung Biru di Atas Dusunku (1988)

Catatan:
  • Tlepong = tahi kuda, kerbau atau sapi.
Analisis Puisi:
Puisi "Andong Tua" karya Lastri Fardani Sukarton menciptakan gambaran kehidupan sehari-hari di sebuah kota melalui penggambaran andong tua sebagai sarana transportasi tradisional.

Simbolisme Andong Tua: Andong tua di sini bukan hanya sekadar kendaraan, tetapi juga simbol kehidupan yang berjalan lambat dan penuh dengan beban. Penggunaan andong tua sebagai pusat puisi menyoroti kehidupan sehari-hari yang sederhana dan penuh perjuangan.

Sumbangan Para Simbok: Puisi ini menyentuh realitas kehidupan, di mana simbok-simbok tua yang lelah masih terus berusaha mencari nafkah dengan menggunakan andong tua. Kelelahan mereka tercermin dalam kata-kata "sama-sama tak pernah kenyang," menciptakan gambaran kehidupan yang keras dan memerlukan perjuangan terus-menerus.

Kehidupan di Kota dan Bau Kota: Melalui penggambaran bau tahinya yang kecut, puisi ini memberikan nuansa realitas kota yang padat dan kotor. Wewangian ini menjadi ciri khas kotanya, dan penggunaannya dapat mencerminkan perasaan penulis terhadap kampung halamannya.

Rindu dan Nostalgia: Kata-kata "di mana aku mengukuri rindu" menciptakan nuansa nostalgia. Puisi ini bisa menjadi ungkapan keinginan penulis untuk tetap terhubung dengan kampung halamannya dan melihat kehidupan sehari-hari yang sederhana melalui lensa andong tua.

Puisi "Andong Tua" memberikan pandangan dalam kehidupan kota melalui penggambaran andong tua sebagai kendaraan tradisional yang penuh dengan simbok-simbok tua yang berusaha mencari nafkah. Melalui penggunaan simbolisme, puisi ini menciptakan nuansa rindu dan nostalgia terhadap kehidupan pedesaan yang sederhana.

Lastri Fardani Sukarton
Puisi: Andong Tua
Karya: Lastri Fardani Sukarton

Biodata Lastri Fardani Sukarton:
  • Lastri Fardani Sukarton lahir pada tanggal 5 Desember 1942 di Yogyakarta.
  • Lastri Fardani Sukarton dikelompokkan sebagai sastrawan Angkatan 1980–1990an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.