Hujan
paling menyenangkan
di antara perjalanan yang kukenang
bila musim hujan datang
membakar jagung di ladang
makan sambil bersila kaki
di gubuk yang sepi
memandang sawah dan gemercik kali
ah, gunung dan burung pun nampak tersenyum
sekalipun mendung
akankah kenikmatan ini
dirasakan juga oleh insan di kota
Sumber: Gunung Biru di Atas Dusunku (1988)
Analisis Puisi:
Puisi "Hujan" karya Lastri Fardani Sukarton membawa pembaca ke dalam pengalaman perjalanan dan momen yang paling menyenangkan di tengah musim hujan. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun padat, puisi ini menggambarkan keindahan dan kenikmatan yang ditemui penulis selama musim hujan.
Nuansa Romantis dan Nostalgia: Puisi ini merangkai suasana yang romantis dan penuh nostalgia dengan menyajikan gambaran tentang membakar jagung di ladang, bersantap di gubuk yang sepi, dan memandang sawah serta gemercik kali. Kesederhanaan adegan ini memberikan nuansa hangat dan memberdayakan imajinasi pembaca.
Keindahan Alam dan Ekspresi Rasa Syukur: Penggunaan elemen alam seperti hujan, gunung, burung, dan sungai memperkaya pengalaman penulis dan menggambarkan keindahan alam pada saat musim hujan. Penulis menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan melalui pengalaman sederhana di tengah alam yang hidup.
Perbandingan Antara Desa dan Kota: Puisi ini mengajukan pertanyaan mengenai apakah kenikmatan yang dirasakan oleh penulis di desa juga bisa dinikmati oleh mereka yang tinggal di kota. Ini menciptakan perbandingan antara kehidupan pedesaan yang sederhana dengan kehidupan perkotaan yang mungkin lebih serba cepat dan kompleks.
Imajinasi dan Keindahan Sastra: Lastri Fardani Sukarton menghadirkan gambaran dengan kata-kata yang indah dan gamblang. Pilihan kata dan metafora yang digunakan menggugah imajinasi pembaca dan memberikan keindahan pada pengalaman penulis.
Menggambarkan Keindahan Sederhana dalam Hidup: Puisi ini mencoba untuk menggambarkan bahwa keindahan sejati terletak pada kehidupan sederhana dan momen-momen kecil yang dijalani dengan penuh kehadiran dan perasaan. Hal ini terlihat dari kesenangan penulis saat menikmati hujan di tengah alam pedesaan.
Puisi "Hujan" karya Lastri Fardani Sukarton adalah perjalanan santai ke dalam keindahan sederhana musim hujan. Melalui gambaran yang kaya dan penuh rasa, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan kecantikan yang terkandung dalam momen-momen sehari-hari yang sering diabaikan.
Karya: Lastri Fardani Sukarton
Biodata Lastri Fardani Sukarton:
- Lastri Fardani Sukarton lahir pada tanggal 5 Desember 1942 di Yogyakarta.
- Lastri Fardani Sukarton dikelompokkan sebagai sastrawan Angkatan 1980–1990an.
