Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kunang-Kunang (Karya Lastri Fardani Sukarton)

Puisi "Kunang-Kunang" menggambarkan perasaan takut dan harapan seorang gadis kecil dalam perjalanan pulang di malam hari. Dengan memanfaatkan ....
Kunang-Kunang


kau menemaniku
ketika mati obor bambuku
pulang mengaji
di rumah pak makruf
sesungguhnya aku takut
melewati sawah bagi gadis sekecil aku
ada kuburan tua di ujung desa
ada suara burung hantu di atas kepalaku
tetapi, bukankah Gusti Allah menyayangiku
kunang berpijarlah
terangi pematang ini
nampakkan ularnya
yang ingin memagutku
temanilah bintang-gemintang
mengantarku pulang

Sumber: Gunung Biru di Atas Dusunku (1988)

Analisis Puisi:
Puisi "Kunang-Kunang" karya Lastri Fardani Sukarton mengangkat tema ketakutan dan harapan dalam perjalanan pulang seorang gadis kecil yang ditemani oleh cahaya kunang-kunang.

Tema Ketakutan dan Perlindungan: Puisi membuka dengan keberanian seorang gadis kecil yang pulang mengaji melewati sawah. Ketakutannya terhadap kuburan tua dan suara burung hantu menciptakan atmosfer ketegangan. Namun, di tengah ketakutan itu, kunang-kunang menjadi simbol perlindungan dan terang bagi gadis tersebut.

Gusti Allah dan Keyakinan: Dalam menghadapi ketakutan, gadis kecil ini menyebutkan bahwa Gusti Allah menyayanginya. Ini mencerminkan keyakinan dan kepercayaan pada kehadiran yang lebih tinggi yang melindungi dan memberikan cahaya dalam kegelapan.

Cahaya Kunang-Kunang: Kunang-kunang diangkat sebagai elemen pencerahan dalam puisi ini. Mereka menjadi penunjuk jalan dan pembawa cahaya di tengah malam yang gelap. Cahaya kunang-kunang juga diharapkan dapat menampakkan bahaya, seperti ular yang ingin memagut gadis kecil tersebut.

Gambaran Alam Malam: Puisi menciptakan gambaran alam malam yang misterius dengan kuburan tua dan suara burung hantu. Hal ini memberikan latar belakang yang memperkuat perasaan takut dan ketegangan.

Simbolisme Bintang-Gemintang: Penutup puisi yang menyebutkan bintang-gemintang yang menjadi teman untuk mengantar pulang melambangkan keindahan malam dan keamanan di bawah bimbingan langit yang terhampar luas.

Puisi "Kunang-Kunang" menggambarkan perasaan takut dan harapan seorang gadis kecil dalam perjalanan pulang di malam hari. Dengan memanfaatkan elemen alam seperti kunang-kunang, bintang-gemintang, dan suara malam, puisi ini menciptakan atmosfer yang menyentuh hati dan merangkul tema kepercayaan dan perlindungan yang lebih tinggi.

Lastri Fardani Sukarton
Puisi: Kunang-Kunang
Karya: Lastri Fardani Sukarton

Biodata Lastri Fardani Sukarton:
  • Lastri Fardani Sukarton lahir pada tanggal 5 Desember 1942 di Yogyakarta.
  • Lastri Fardani Sukarton dikelompokkan sebagai sastrawan Angkatan 1980–1990an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.