Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Lesung (Karya Lastri Fardani Sukarton)

Puisi "Lesung" menghadirkan citra kehidupan desa, menggambarkan proses pengolahan padi, dan memperlihatkan tradisi serta kebudayaan masyarakat.
Lesung


padi yang gemuk
tersebar memenuhi halaman
tenteram
sudah ada persediaan makan
bila sudah kering
kubawa ke lesung
dan kutumbuk
sampai kulit jemariku menggelembung
sakit
bila dedak  dan katul sudah kurampi
wajahku clemotan seperti bedak wangi
beras pun tercipta
aku guyur kulitku yang gatal
mandi dengan air sirih
mengganti kain yang bersih
duduk-duduk di amben
mengunyah jagung
bersila
bapak dan simbok manggut-manggut
anak kita sudah perawan, mbokne

Sumber: Gunung Biru di Atas Dusunku (1988)

Analisis Puisi:
Puisi "Lesung" karya Lastri Fardani Sukarton mengangkat tema seputar kehidupan sehari-hari di desa, khususnya dalam proses pengolahan padi menggunakan lesung.

Gambaran Tentang Kehidupan Desa: Puisi membawa pembaca ke suasana desa dengan gambaran padi yang gemuk, melingkupi halaman, memberikan nuansa tenteram dan kehidupan yang berlimpah.

Proses Pengolahan Padi: Dalam puisi ini, penyair menggambarkan proses pengolahan padi yang dimulai dari mengumpulkan padi yang sudah gemuk hingga proses menumbuknya dengan lesung. Proses ini memberikan konotasi kerja keras dan keterlibatan langsung dalam menciptakan persediaan makanan.

Kehidupan Sehari-hari di Desa: Aktivitas sehari-hari di desa tercermin dalam puisi, seperti mandi dengan air sirih, mengganti pakaian yang bersih, dan duduk bersila sambil mengunyah jagung. Hal ini menciptakan gambaran kehidupan yang sederhana dan bersahaja.

Tradisi dan Kebudayaan: Penggunaan lesung dan proses mengunyah jagung sambil bersila dapat diartikan sebagai bagian dari tradisi dan kebudayaan di desa. Puisi ini mencerminkan keberlanjutan kearifan lokal dan aktivitas sehari-hari yang melekat pada kehidupan masyarakat desa.

Pandangan Tentang Perempuan: Penyair menggambarkan wajahnya yang clemotan seperti bedak wangi saat melakukan pekerjaan di lesung. Meskipun terasa sakit, hal ini dianggap sebagai bagian dari proses yang perlu dilalui. Pernyataan bapak dan simbok yang manggut-manggut mengenai anaknya yang sudah perawan menunjukkan rasa bangga dan kebahagiaan atas pertumbuhan anak perempuan.

Puisi "Lesung" menghadirkan citra kehidupan desa, menggambarkan proses pengolahan padi, dan memperlihatkan tradisi serta kebudayaan masyarakat. Sederhana namun penuh makna, puisi ini merayakan kehidupan desa dan keberlanjutan nilai-nilai budaya lokal.

Lastri Fardani Sukarton
Puisi: Lesung
Karya: Lastri Fardani Sukarton

Biodata Lastri Fardani Sukarton:
  • Lastri Fardani Sukarton lahir pada tanggal 5 Desember 1942 di Yogyakarta.
  • Lastri Fardani Sukarton dikelompokkan sebagai sastrawan Angkatan 1980–1990an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.