Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pasar (Karya Lastri Fardani Sukarton)

Puisi "Pasar" menceritakan kisah anak yang menjalani kehidupan sederhana di pasar. Dengan menggambarkan rutinitas harian, kebahagiaan dari ...
Pasar


aku tidak punya tempat bermain
setiap pulang sekolah
membantu simbok di pasar
menakar beras
membungkus kacang tanah
menghitung uang-uang berdebu yang kami dapat hari itu
sesudah dagangan itu habis
aku boleh beli makanan yang kusuka
tiwul, cenil dan nasi pecel
aku pun boleh bermain kain perca
yang kudapat dari kebaikan para penjahit di sana
aku membuat boneka
aku membuat baju-bajunya
apalagi yang tak membahagiakan diriku
makan dan bermain
sambil membantu orang-tua
aku pulang menggendong beras dan kacang
simbok berjalan di belakangku membawa uang
melewati kali
melewati kampung
melewati orang-orang tani yang beranai-anai
kami ramah berteguran
walau tak ada uang
walau tak saling kenalan

Sumber: Gunung Biru di Atas Dusunku (1988)

Analisis Puisi:
Puisi "Pasar" karya Lastri Fardani Sukarton membahas kehidupan sehari-hari seorang anak yang membantu di pasar.

Rutinitas Sehari-hari: Puisi menggambarkan rutinitas harian anak ini setelah pulang sekolah, yang terdiri dari membantu simbok di pasar. Ini mencerminkan kehidupan yang sederhana dan tanggung jawab sejak usia dini.

Pasar sebagai Tempat Belajar: Pasar menjadi tempat belajar bagi anak tersebut. Dia belajar menakar beras, membungkus kacang tanah, dan menghitung uang. Pengalaman ini memberinya keterampilan praktis dan pemahaman tentang nilai uang.

Kebahagiaan dari Kesederhanaan: Meskipun kehidupannya sederhana dan tidak punya tempat bermain, anak ini menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil seperti tiwul, cenil, dan nasi pecel. Keterlibatannya dalam membuat boneka dan baju dari kain perca menciptakan momen bahagia di tengah-tengah kewajiban membantu orang tuanya.

Kebersamaan dan Persaudaraan: Meskipun situasinya mungkin sulit, puisi menciptakan gambaran kebersamaan dan persaudaraan. Anak ini bersahabat dengan simbok dan berinteraksi dengan orang-orang tani yang beranai-anai. Mereka bertegur sapa meski tidak saling kenal.

Pengorbanan dan Tanggung Jawab: Anak ini pulang membawa beras dan kacang sambil membantu membawa uang, menunjukkan tanggung jawabnya terhadap keluarga. Meskipun pengorbanannya besar, dia tetap bersikap ramah dan bersahabat.

Puisi "Pasar" menceritakan kisah anak yang menjalani kehidupan sederhana di pasar. Dengan menggambarkan rutinitas harian, kebahagiaan dari kesederhanaan, dan nuansa kebersamaan, puisi ini berhasil menyampaikan pesan tentang kehidupan anak-anak di tengah keadaan yang mungkin sulit, tetapi tetap penuh kebahagiaan dan nilai-nilai kehidupan.

Lastri Fardani Sukarton
Puisi: Pasar
Karya: Lastri Fardani Sukarton

Biodata Lastri Fardani Sukarton:
  • Lastri Fardani Sukarton lahir pada tanggal 5 Desember 1942 di Yogyakarta.
  • Lastri Fardani Sukarton dikelompokkan sebagai sastrawan Angkatan 1980–1990an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.