Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pecenongan (Karya Susy Aminah Aziz)

Puisi "Pecenongan" karya Susy Aminah Aziz mengajak pembaca untuk merasakan kelezatan kuliner, meresapi keramaian malam, dan menghargai ...

Pecenongan



Pecenongan di waktu malam
dalam deru auto sedan

kududuk dengan lapar tak tertahan
kepiting dan kerang-kerang
lahap dikunyah rahang
nikmatnya terasa di kerongkongan

pecenongan di waktu
malam di kaki-lima di kaki kuku
anak negeri sungai yangtse

Sumber: Wajah Penuh (1980)

Analisis Puisi:
Puisi "Pecenongan" oleh Susy Aminah Aziz menghadirkan gambaran malam di Pecenongan, Jakarta, dengan suasana yang hidup dan penuh dengan cita rasa kuliner. Melalui penggambaran yang kaya akan detail dan nuansa lokal, puisi ini mengajak pembaca meresapi kehidupan malam di Pecenongan.

Gambaran Malam dan Deru Auto Sedan: Puisi dibuka dengan gambaran Pecenongan pada waktu malam yang hidup dengan deru auto sedan. Deru kendaraan tersebut menciptakan citra kehidupan kota yang sibuk dan dinamis. Malam di Pecenongan mengundang pembaca untuk merasakan suasana perkotaan yang penuh dengan aktivitas dan kehidupan malam.

Lapar yang Tak Tertahan dan Cita Rasa Kuliner: Penyair menyampaikan perasaan lapar yang tak tertahan di malam Pecenongan. Pilihan kuliner seperti kepiting dan kerang-kerang menjadi pusat perhatian, dan deskripsi pengalaman menyantapnya menggambarkan nikmatnya rasa yang terasa di kerongkongan. Puisi menciptakan citra kelezatan dan kepuasan dari santapan malam di kawasan tersebut.

Kaki-lima dan Kaki Kuku: Penggunaan istilah "kaki-lima" dan "kaki kuku" menggambarkan keberagaman dan keramaian di Pecenongan. Kedua istilah tersebut menciptakan citra tempat makan yang bersifat terbuka dan ramai dengan pelanggan. Keberagaman ini mencerminkan kekayaan budaya kuliner yang dapat dinikmati di kawasan tersebut.

Anak Negeri Sungai Yangtse: Puisi ditutup dengan ungkapan "anak negeri Sungai Yangtse." Ini merujuk pada warisan budaya dan kuliner yang berasal dari Tiongkok, menunjukkan pengaruh dan keberagaman kultural yang ada di Pecenongan. Penggunaan nama sungai yang terkenal di Tiongkok menyiratkan kedalaman sejarah dan akar budaya dari kuliner yang dapat dinikmati di tempat tersebut.

Puisi "Pecenongan" karya Susy Aminah Aziz adalah sebuah puisi yang merayakan kehidupan malam di kawasan kuliner Pecenongan. Dengan menggunakan gambaran yang hidup dan kaya akan rasa, puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan kelezatan kuliner, meresapi keramaian malam, dan menghargai keanekaragaman budaya yang ada di tempat tersebut. Puisi ini sukses menciptakan citra yang meriah dan memikat, mengundang pembaca untuk menyelami kehidupan malam yang khas di Pecenongan.

Susy Aminah Aziz
Puisi: Pecenongan
Karya: Susy Aminah Aziz

Biodata Susy Aminah Aziz:
  • Susy Aminah Aziz lahir pada tanggal 24 November 1937 di Jatinegara, Jakarta.
  • Nama lengkapnya adalah Susy Aminah Aziz binti Haji Abdul Aziz bin Haji Endung Mugnie. 
  • Nama panggilannya adalah None Atau Susy. Dalam dunia sastra, sering menggunakan nama samaran Sara Ananda N.
© Sepenuhnya. All rights reserved.