Kantin Kejujuran Mahasiswa: Mau Rugi Sampai Kapan?

Kantin Kejujuran pada dasarnya adalah tempat dijualnya makanan atau minuman kepada pelajar atau mahasiswa yang berada di sekitar kelas namun tanpa ...

Kejujuran merupakan salah satu aspek dalam kehidupan manusia. Kejujuran adalah sifat positif seseorang dalam bertindak sesuai fakta, tanpa menyembunyikan kebenaran atau berbohong. Dalam kehidupan seorang mahasiswa ataupun pelajar, kejujuran mencerminkan integritas seseorang. Seseorang yang jujur, cenderung lebih dipercaya dan dihormati oleh orang lain sehingga dapat membangun reputasi yang kuat.

Seperti apa yang telah dipesankan oleh Mohammad Hatta, "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman, namun tidak jujur sulit diperbaiki".

Di era serba digital yang terjadi saat ini membuat generasi muda di Indonesia cenderung tidak peduli dalam etika dan karakter pada dirinya. Hal tersebut menjadi cerminan suatu generasi bangsa yang tidak mendapatkan pendidikan karakter yang baik. Padahal, generasi mudalah yang menentukan kemajuan atau berkembangnya suatu bangsa dan negara. Generasi muda yang menjunjung tinggi kejujuran akan membawa dampak positif pada generasi selanjutnya. Ketidakjujuran menjadi salah satu faktor yang menghambat majunya pendidikan etika dan karakter bangsa. Ketidakjujuran tersebut dapat menciptakan bibit-bibit koruptor yang akan datang.

Kejujuran seseorang dapat dimulai dari hal-hal kecil. Sebagai mahasiswa atau pelajar, memiliki perilaku jujur dapat menciptakan reputasi baik yang nantinya akan digunakan untuk mencari pekerjaan pada Perusahaan dan Instansi Pemerintah. Kejujuran dapat dimulai di lingkungan tempat belajar dan mengajar itu sendiri. Seperti contoh pada beberapa lembaga pendidikan di Indonesia seperti Universitas, telah menerapkan adanya Kantin Kejujuran.

Kantin Kejujuran Mahasiswa

Kantin Kejujuran pada dasarnya adalah tempat dijualnya makanan atau minuman kepada pelajar atau mahasiswa yang berada di sekitar kelas namun tanpa didampingi orang yang mengawasi kantin tersebut. Hal tersebut mengharuskan setiap pembeli yang ingin membeli makanan ataupun minuman dengan jujur.

Kantin Kejujuran Mahasiswa tersebut biasanya digunakan seseorang sebagai tempat menitipkan usaha maupun sebagai sumber dana usaha suatu organisasi atau kepanitiaan yang ada di Kampus tersebut. Namun, kantin yang dinilai sebagai tempat untuk meningkatkan suatu perilaku kejujuran mahasiswa tersebut apakah memiliki dampak positif dan negatif? Atau justru menimbulkan kerugian?

Kantin Kejujuran memiliki beberapa dampak positif yaitu dengan adanya Kantin Kejujuran ini, mahasiswa terlatih atau terbiasa dengan kejujuran dalam skala kecil. Kejujuran dapat terlatih dengan hal-hal yang kecil atau sepele.

Dengan adanya Kantin Kejujuran ini dapat meningkatkan kualitas Mahasiswa atau pelajar di lingkungan Kampus. Suasana kampus yang dihiasi dengan kejujuran dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif.

Kantin Kejujuran ini juga dinilai praktis dan cepat karena biasanya terletak pada tempat yang berdekatan dengan aktivitas belajar tanpa perlu ke kantin pada umumnya. Kantin Kejujuran biasanya menjual makanan atau minuman yang kecil sehingga dapat mengatasi lapar ataupun haus jika mahasiswa tidak sempat pergi ke kantin pada umumnya yang biasanya ramai atau tempatnya jauh dari kelas.

Kantin Kejujuran Mahasiswa juga memiliki beberapa dampak negatif yang perlu diconcern atau pertimbangan lebih lanjut lagi sebelum diterapkan pada seluruh lembaga pendidikan. Dari segi ekonomis, Kantin kejujuran tidak dapat menjamin bahwa penjualan akan menghasilkan keuntungan karena hal tersebut tergantung pada karakter dan etika setiap pembelinya.

Dalam beberapa Kasus pada beberapa Kantin Kejujuran yang ada di Indonesia masih mengalami kerugian. Beberapa mahasiswa biasanya langsung mengambil makanan atau minuman tanpa membayar maupun membayar tidak sesuai dengan harga yang telah diberikan.

Namun, terdapat solusi-solusi yang dapat membantu mengurangi atau mengatasi kerugian pada Kantin Kejujuran tersebut yaitu dengan diberikannya CCTV pada tempat yang disadari oleh pembeli. Keberadaan pengawasan dapat menjadi solusi bagi siswa yang cenderung tidak jujur. Lalu, Kantin Kejujuran sebaiknya melibatkan kerjasama Kampus dalam mengawasi dan mengontrol aktivitas di Kantin Kejujuran.

Menyediakan informasi yang jelas tentang harga dan metode pembayaran juga dapat membantu mengatasi kerugian di Kantin Kejujuran. Transparansi tersebut dapat mengurangi kesempatan mahasiswa atau pelajar yang tidak jujur.

Di era yang serba digital ini, Kantin Kejujuran sebaiknya membuka pembayaran melalui dompet digital atau yang digunakan pada umumnya seperti QRIS. Hal tersebut mencegah kurang atau hilangnya uang kembalian yang biasanya hanya diberikan pada wadah yang tidak diawasi oleh siapapun, sehingga dapat menghilangkan niat buruk pembeli untuk mengambil uang yang ada pada wadah tersebut.

Kesimpulannya, apakah dengan adanya Kantin Kejujuran tidak efektif dalam segi mencari keuntungan? Belum tentu, karena hal tersebut tetap bergantung pada etika dan karakter setiap pembelinya. Dengan demikian, perlu diadakannya penyuluhan dan edukasi atau bahkan sosialisasi tentang pentingnya kejujuran yang dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa atau pelajar.

Apakah dengan adanya Kantin Kejujuran dapat membantu melatih kejujuran mahasiswa atau pelajar? Ya, dengan adanya kantin kejujuran diharapkan dapat meminimalkan atau menghilangkan risiko korupsi atau tindakan tidak jujur di lingkungan kampus. Kantin Kejujuran  juga memiliki potensi sehingga hal tersebut dapat mengindikasikan bagaimana perilaku dan kejujuran suatu mahasiswa atau pelajar yang ada di lembaga pendidikan tersebut.

Biodata Penulis:

Gabriel Ken Arya Adhitama lahir pada tanggal 7 Desember 2004 di Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.