Oleh Nisrina Hasna Fadhila
Pendidikan adalah hak setiap manusia. Itulah kenapa pendidikan menjadi sangat penting di masyarakat. Banyak orang tua berlomba untuk menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah terbaik. Bahkan nggak jarang sampai dikirim ke luar negeri demi mendapat pendidikan yang baik. Padahal pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah cukup baik juga. Baik sekolah negeri maupun swasta, pasti mengusahakan program terbaik untuk sistem pendidikannya.
Beberapa perbedaan yang cukup terlihat antara sekolah berbasis swasta dan negeri antara lain pendanaan, biaya pendidikan, kurikulum, ketersediaan tempat dan akreditasi juga reputasi. Sekolah negeri didanai oleh pemerintah melalui anggaran negara, sementara sekolah swasta bergantung pada dana dari orang tua siswa, yayasan, atau sponsor. Hal ini memengaruhi ketersediaan fasilitas dan sumber daya di kedua jenis sekolah tersebut.
Sekolah negeri cenderung memiliki fasilitas dan sumber daya yang lebih lengkap dan terjamin, sementara sekolah swasta mungkin memiliki fasilitas yang bervariasi tergantung pada kemampuan keuangan dan manajemen sekolah.
Sekolah negeri biasanya tidak memungut biaya pendidikan dari siswa, sedangkan sekolah swasta memungut biaya pendidikan sebagai sumber pendanaan utama mereka. Biaya ini dapat bervariasi tergantung pada reputasi, fasilitas, dan program pendidikan yang ditawarkan oleh sekolah swasta. Hal ini memengaruhi aksesibilitas pendidikan bagi masyarakat dengan berbagai lapisan ekonomi.
Sekolah negeri umumnya mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah, sementara sekolah swasta memiliki kebebasan lebih besar untuk menentukan kurikulum mereka sendiri. Beberapa sekolah swasta mungkin menawarkan kurikulum yang berbeda atau program khusus yang tidak tersedia di sekolah negeri. Selain itu, metode pengajaran dan pendekatan pembelajaran juga dapat bervariasi antara kedua jenis sekolah tersebut.
Karena pendanaan dan regulasi yang berbeda, sekolah negeri seringkali lebih mudah diakses oleh masyarakat umum, terutama di daerah perkotaan dan pedesaan. Namun, dalam beberapa kasus, sekolah negeri dapat memiliki antrean yang panjang karena jumlah siswa yang melebihi kapasitas sekolah.
Di sisi lain, sekolah swasta mungkin memiliki batasan kapasitas yang lebih ketat tetapi juga dapat memberikan pilihan alternatif bagi mereka yang mencari pendidikan dengan pendekatan atau program khusus.
Sekolah negeri secara umum dianggap memiliki akreditasi yang lebih terjamin karena diawasi oleh pemerintah, sementara akreditasi sekolah swasta dapat bervariasi tergantung pada badan akreditasi yang mungkin memiliki standar yang berbeda.
Reputasi sekolah negeri juga dapat dipengaruhi oleh kinerja siswa dalam ujian nasional atau prestasi akademis lainnya, sementara sekolah swasta dapat dikenal karena keunggulan dalam bidang tertentu atau pendekatan pendidikan yang unik.
Sebagai orang yang mengenyam pendidikan di sekolah swasta selama kurang lebih 12 tahun, lumayan terserang culture shock ketika melanjutkan pendidikan di lembaga pendidikan negeri. Bukan apa-apa, tapi masa-masa kaget, masa-masa adaptasi pasti ada. Istilahnya anak-anak yang sebelumnya selalu disuapi, tiba-tiba diminta untuk memasak makanannya sendiri. Nggak mungkin munafik, pasti kaget.
Konsep sekolah swasta yang sangat peduli dengan anak didiknya ini terkadang agak kurang baik. Mungkin maksudnya baik, memberikan layanan terbaik buat anak didiknya. Tapi, efek jangka panjangnya adalah anak didiknya terbiasa menerima informasi yang sudah matang. Singkatnya, jadi kurang mandiri.
Culture shock ketika mulai mengenyam pendidikan di instansi negeri adalah penyampaian informasi. Penyampaian informasi yang terkadang terkesan tidak langsung. Harus lihat di sinilah, di website itulah. Nggak jarang juga, ada informasi mentah yang sudah tersebar duluan. Untuk orang lain, mungkin hal kaya gini biasa saja. Tapi untuk mantan anak swasta yang baru keluar goa, ini adalah masalah. Harus effort lebih untuk mendapatkan haknya.
Dari segi penyampaian informasi, sekolah negeri cukup melatih anak didiknya menjadi pribadi yang lebih mandiri. Tapi tolong lah ya. Tolong bisa dipermudah akses informasinya. Informasi yang tersampaikan kepada siswa dengan baik bisa memperlancar kegiatan belajar mengajar. Siswa juga bisa lebih fokus dalam belajar. Karena nggak perlu mikir caranya mendapat informasi.
Culture shock selanjutnya, tentang pelayanan. Pengalaman di swasta, setiap datang untuk meminta bantuan entah sekadar bayar SPP atau tagihan sekolah, minta surat izin, atau meminjam alat kebersihan, para staf sekolah selalu sigap untuk memberikan pelayanan yang kita butuhkan. Berdasarkan pengalaman pribadi, pernah suatu hari di jam istirahat, saya berniat membayar SPP. Karena memang jam istirahat, karyawan tata usaha sedang makan. Tapi, karyawan tata usaha tadi tetep melayani saya dan meninggalkan makannya.
Sedangkan di sekolah negeri, karyawannya justru meminta siswa untuk menunggu. Kemudian, karyawan tersebut sibuk menelepon. Padahal keperluan saya saat itu hanya untuk mengambil kartu pengenal. Sebenarnya tidak masalah untuk menunggu karyawan itu menelepon. Tapi durasinya sangat lama. Bahkan ada beberapa staf pengajar yang ada di dekat situ, tapi tidak menegur apapun.
Hal-hal kecil seperti ini seharusnya lebih diperhatikan lagi. Peningkatan kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan kualitas dari lembaga pendidikan itu sendiri. Salah satu dari Standar Nasional Pendidikan yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat adalah pendidik dan tenaga kependidikan (Bachtiar, 2016). Manajemen perlu memperhatikan lebih detail tentang keluhan siswa.
Kesimpulannya, baik sekolah negeri maupun swasta memiliki peran yang penting dalam menyediakan pendidikan bagi masyarakat. Pilihan antara kedua jenis sekolah ini dapat dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi, kualitas pendidikan, preferensi pribadi, dan nilai-nilai pendidikan yang diutamakan oleh individu dan keluarga.
Biodata Penulis:
Nisrina Hasna Fadhila lahir pada tanggal 1 April 2005.
