5 Sisi Gelap Jogja yang Wisatawan Harus Tahu!

Jogja yang dikenal sebagai kota pelajar membuat banyaknya usaha kos-kosan di wilayah kampus. Persaingan usaha yang ketat ini membuat beberapa ...

Yogyakarta, kota budaya yang dikenal dengan kota pelajar, keramahan penduduknya, keindahan alamnya, dan kekayaan budayanya, sering kali dipandang sebagai surga bagi para wisatawan. Namun, di balik pesonanya Jogja memiliki sisi gelap yang harus diperhatikan.

Sisi Gelap Jogja yang Wisatawan Harus Tahu

Sisi Gelap Jogja yang Wisatawan Harus Tahu!

Berikut 5 sisi gelap Jogja yang harus diperhatikan:

1. UMR Rendah dan Kesenjangan Sosial

Banyaknya mall dan hotel serta kenaikan biaya hidup di Jogja tidak diimbangi dengan kenaikan kesejahteraan masyarakatnya. UMK pekerja di Jogja hanya berada di kisaran Rp2 juta per bulan, termasuk kategori UMK terendah di Pulau Jawa. Dengan gaji sekecil itu, para pekerja sudah pasti tidak mungkin mampu memenuhi gaya hidup di Jogja.

2. Kemacetan

Salah satu masalah besar yang dihadapi penduduk lokal adalah transportasi umum yang kurang memadai dan biaya transportasi yang tinggi. Banyak orang harus mengandalkan ojek online atau transportasi pribadi yang tentunya memakan biaya lebih banyak. Dengan UMR yang rendah, ini jelas menjadi tantangan besar.

Kemacetan saat musim liburan juga menjadi masalah tersendiri. Wisatawan yang membanjiri kota ini sering kali membuat jalanan macet, sehingga penduduk lokal kesulitan untuk beraktivitas.

3. Diskriminasi Ras

Susahnya mencari kos bagi mahasiswa Papua yang sedang menuntut ilmu di Jogja. Mahasiswa Papua sering diskriminasi karena adanya stigma negatif yang terbentuk di dalam sosial masyarakat. Hal ini disebabkan karena ulah dari beberapa oknum mahasiswa Papua.

Sayangnya hal tersebut membuat stigma buruk itu terbentuk di dalam masyarakat, masyarakat menganggap bahwa semua mahasiswa Papua itu pengacau, pembuat onar, pemabuk, padahal tidak semua mahasiswa seperti itu tetapi hanyalah beberapa oknum. Oleh karena hal itulah yang membuat mahasiswa mengalami kendala dalam proses menuntut ilmu, berbaur bersama di dalam lingkungan masyarakat, karena merasa sering dikucilkan oleh warga bahkan teman sekalipun.

4. Pergaulan Bebas

Jogja yang dikenal sebagai kota pelajar membuat banyaknya usaha kos-kosan di wilayah kampus. Persaingan usaha yang ketat ini membuat beberapa pengusaha kos membuka kos-kosan Las Vegas alias kos bebas campur. Kos ini ramai peminat karena penghuni kos laki-laki dan perempuan yang belum menikah dapat tinggal sekamar. Selain itu banyak juga pengusaha kos yang menyewakan kosnya dengan tarif per jam.

5. Fenomena Klitih

Klitih sendiri adalah suatu tindakan yang bertujuan mencelakai orang tidak bersalah, mirip-mirip dengan begal, bedanya klitih itu tidak mengambil barang-barang korban. Pelaku klitih sendiri biasanya anak-anak SMA, konon katanya klitih itu syarat wajib kalau ingin masuk ke sebuah geng.

Klitih ini sudah terjadi dari dulu, namun dari tahun ke tahun jumlah pelaku klitih semakin meningkat dan tak sedikit dari pelakunya mengambil barang-barang dari si korban. Makanya jangan kaget jika liburan ke Jogja, tak sedikit polisi yang keliling malam-malam untuk mencegah terjadinya klitih di beberapa titik yang sepi.

Sisi gelap Jogja ini tidak hanya menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat, tetapi juga bagi para pelancong. Memahami sisi gelap ini penting untuk menciptakan kesadaran dan mendorong upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Dengan begitu, Jogja dapat menjadi kota yang ramah dan layak huni bagi semua orang.

Biodata Penulis:
Muhammad Naufal Abyan Arhab lahir pada tanggal 14 Mei 2006 di Klaten.
© Sepenuhnya. All rights reserved.