Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kampung Warna Warni Jodipan Malang Jadi Saksi Gelaran Urban Dance Camp yang Meriah

Kehadiran warga negara asing yang berkunjung ke Kampung Warna Warni Jodipan Malang, serta partisipasi aktif mereka dalam kegiatan seperti flashmob, ..

Malang, 10 Oktober 2024 - Urban Dance Camp di Kampung Warna Warni Jodipan Malang menyuguhkan sebuah pengalaman budaya yang menggabungkan elemen seni tari dan musik dalam sebuah suasana yang penuh warna dan energi. Acara ini diselenggarakan sebagai ujian akhir semester bagi mahasiswa angkatan 2023 Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, Universitas Negeri Malang. Dengan fokus pada mata kuliah Komposisi Tari yang diampu oleh Prof. Dr. Robby Hidajat, M. Sn. Dalam rangkaian acara yang penuh semangat ini, para mahasiswa menampilkan berbagai macam tarian yang memadukan tradisi dan modernitas, seperti tari tradisional, tari modern, hingga tari kontemporer yang menggugah. Tidak hanya itu, acara ini juga melibatkan mahasiswa musik angkatan 2024 yang turut berpartisipasi dengan penampilan musikal yang melengkapi atmosfer seni yang hadir.

Kampung Warna Warni Jodipan Malang

Keunikan acara ini terletak pada hidupnya suasana kemah, karena terdapat tenda camping yang berjajar pada tepi Sungai, lalu para penari tampil dan keluar dari tenda, yang semakin hidup dengan hadirnya workshop tari Jaipong yang dipandu oleh praktisi terkemuka, Iib Rudi Ripa’I, S.Sn, M.Hum. Workshop ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendalami gerakan tari Jaipong yang enerjik dan penuh ekspresi. Kampung yang terkenal dengan rumah-rumah berwarna-warni dan suasana yang instagramable ini menjadi latar yang sempurna untuk menghidupkan semangat, sekaligus memberikan ruang bagi para mahasiswa dan praktisi seni untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Acara ini berhasil menggabungkan seni tradisional dan kontemporer dalam sebuah pementasan yang memukau, menjadikan Kampung Warna Warni sebagai saksi dari kekayaan seni yang terus berkembang di tengah dinamika zaman.

Kehadiran warga negara asing yang berkunjung ke Kampung Warna Warni Jodipan Malang, serta partisipasi aktif mereka dalam kegiatan seperti flashmob, mencerminkan semakin terbukanya kampung tersebut sebagai destinasi budaya yang mendunia. Fenomena ini menunjukkan bahwa Kampung Warna Warni tidak hanya menarik bagi wisatawan domestik, tetapi juga memiliki daya tarik internasional yang mengundang perhatian global. Flashmob, sebagai bentuk ekspresi seni yang energik dan kolektif, menjadi sarana bagi wisatawan asing untuk berinteraksi langsung dengan komunitas lokal, menciptakan suasana yang inklusif dan menyatukan berbagai latar belakang budaya. Partisipasi mereka menunjukkan bahwa seni dapat melampaui batasan bahasa dan budaya, serta menciptakan ruang untuk kolaborasi dan pembelajaran bersama.

Di sisi lain, antusiasme warga lokal yang tinggal di Kampung Warna Warni juga sangat signifikan. Mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian integral dari acara, yang memperlihatkan rasa kebanggaan dan keterlibatan mereka dalam menjaga identitas kampung dan budaya lokal. Pak RW sangat mendukung kelancaran acara ini dengan memberikan izin serta menyediakan fasilitas yang dibutuhkan, terutama tempat untuk kegiatan berlangsung. Selain itu, beliau juga memberikan sarana pendukung lainnya, seperti penyediaan sound system yang memadai dan listrik yang cukup, guna memastikan bahwa acara dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Dukungan tersebut menunjukkan peran penting pihak pengurus kampung dalam menyukseskan acara yang melibatkan baik warga lokal maupun pengunjung dari luar. Semangat ini mencerminkan betapa pentingnya kolaborasi antara masyarakat lokal dan pengunjung dalam menghidupkan dan merayakan kekayaan seni dan budaya daerah. Dengan demikian, interaksi yang terjadi di Kampung Warna Warni menjadi contoh nyata bagaimana seni dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai budaya dan menciptakan rasa saling pengertian antara pengunjung dan masyarakat setempat.

Tarian ini berjudul "Agni Panguripan" dengan sinopsis "urup" yang berarti Tari "agni penguripan" adalah sebuah persembahan yang mengangkat tema agni (jawa kuno), geni atau api sebagai simbol kekuatan, semangat, dan energi yang tak pernah padam. Gerakan yang lincah dan penuh dinamika mencerminkan nyala api yang berkobar-kobar, menginspirasi penonton untuk merasakan intensitas dan kehangatan dari tarian ini. Kostum putih dan mas serta tata cahaya yang dramatis, menghadirkan kesan seolah para penari sedang menari di tengah kobaran api yang penuh daya.  

Tari Agni Panguripan ini menggambarkan sebuah persembahan yang mengangkat tema ‘agni’ (api) dalam tradisi Jawa kuno, yang melambangkan kekuatan, semangat, dan energi yang tak pernah padam. Dalam tarian ini, api menjadi simbol kehidupan yang terus menyala, memberikan cahaya dan kekuatan bagi segala sesuatu di sekitarnya. Gerakan para penari dirancang dengan lincah dan penuh dinamika, menciptakan gambaran seolah-olah api sedang berkobar dengan penuh gairah. Setiap gerakan menggambarkan intensitas nyala api yang kuat, yang tidak hanya terlihat melalui ekspresi tubuh, tetapi juga melalui irama dan ketegangan yang tercipta di setiap langkah.

Kostum yang dikenakan oleh para penari berwarna hitam dan merah, melambangkan kekuatan, sementara perhiasan mas yang berkilau menambah kesan kemewahan dan kemegahan, seolah menyimbolkan api yang tak hanya panas, tetapi juga memberi cahaya dan kehidupan. Tarian ini tidak hanya mengajak penonton untuk menyaksikan sebuah pertunjukan, tetapi juga merasakan kehangatan dan energi yang terpancar dari setiap detik gerakan, membangkitkan semangat dan inspirasi. penggunaan Makeup (riasan wajah), yang ditandai pada bagian mata menggunakan eyeshadow berwarna hitam berbentuk melengkung tajam dapat memberikan kesan yang kuat dan tegas. Alis yang berbentuk cukup tebal dan pipi penari diberikan warna merah.

Meskipun tarian "Agni Panguripan" tampil dengan energi yang luar biasa dan ekspresi yang mendalam, sayangnya pertunjukan ini terasa kurang tepat tempatnya, karena suasana yang kurang mendukung untuk menampilkan intensitas dan dramatisasi yang dibawa oleh tarian tersebut. Tarian yang seharusnya menonjolkan kekuatan dan semangat api ini seakan kehilangan atmosfer yang mendalam karena lokasi yang kurang sesuai dengan tema yang diangkat.

Biodata Penulis:

Mezaluna Dhea Amanda saat ini aktif sebagai mahasiswa, prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik, di Universitas Negeri Malang.

© Sepenuhnya. All rights reserved.