Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang Terlalu Kaku dan Tidak Beragam

Pendekatan pembelajaran yang kaku dan tidak beragam dalam Pendidikan Agama Islam di SMP/MTS dan SMA/MA memang menjadi slah satu tantangan yang ...

Pendidikan Agama Islam (PAI) memegang peran yang sangat vital dalam pembentukan karakter dan moral siswa, terutama di tingkat SMP/MTS dan SMA/MA. Namun, salah satu permasalahan utama yang dihadapi dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah metode pengajaran yang cenderung kaku dan tidak bervariasi. Hal ini menjadikan pembelajaran terasa kurang menarik bagi siswa, yang pada akhirnya memengaruhi pemahaman serta penerapan ajaran agama dalam kehidupan mereka.

Pendekatan pengajaran yang kaku merujuk pada metode mengajar yang hanya menekankan pada penyampaian materi secara satu arah, tidak melibatkan partisipasi aktif siswa. Banyak sekolah yang masih menerapkan sistem pengajaran Agama Islam dengan cara ceramah yang monoton. Meskipun materi yang diajarkan penting, cara penyampaiannya tidak mampu menarik minat siswa, sehingga mereka merasa pelajaran ini hanya sebagai kewajiban semata.

Sebagai contoh, buku teks yang digunakan sering kali terkesan sangat teoritis dan tidak dapat menghubungkan ajaran agama dengan situasi atau konteks kehidupan siswa. Akibatnya pelajaran Agama Islam terasa jauh dari realitas kehidupan mereka, yang mengurangi pemahaman dan pengalaman ajaran agama.

Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang Terlalu Kaku dan Tidak Beragam

Pendekatan pembelajaran yang kaku dan monoton dapat mempengaruhi minat siswa secara signifikan. Ketika metode pengajaran tidak bervariasi dan hanya bergantung pada ceramah atau pengulangan materi, siswa cenderung merasa bosan dan kurang tertarik. Hal ini mengarah pada anggapan bahwa pelajaran Agama Islam adalah kewajiban yang membosankan, bukan kesempatan untuk belajar dan memahami nilai-nilai hidup yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketidakmampuan pengajaran untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan minat siswa membuat mereka kehilangan motivasi untuk mendalami ajaran agama lebih dalam.

Selain itu, pendekatan yang kaku juga membatasi kemampuan siswa untuk mengembangkan kreativitas dan pemikiran kritis. Siswa yang hanya diberi informasi tanpa diberi kesempatan untuk merenung dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan mereka akan kesulitan memahami makna dan relevansi agama dalam konteks sosial mereka. Akibatnya, kualitas pembelajaran pun terancam stagnan. Guru yang terus menggunakan metode yang sama tanpa mempertimbangkan perubahan dalam gaya belajar siswa akan menghadapi kesulitan dalam menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan bermakna bagi siswa, yang akhirnya berpengaruh pada efektivitas pendidikan itu sendiri.

Untuk mengatasi pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang terlalu kaku, sejumlah solusi bisa diterapkan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan. Salah satunya adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran aktif, yang mengharuskan siswa untuk terlibat langsung dalam proses belajar, misalnya melalui diskusi kelompok, penelitian atau studi kasus. Hal ini memungkinkan siswa untuk berpikir kritis dan mengaitkan materi dengan kehidupan nyata mereka.

Pemanfaatan teknologi juga dapat memperkaya pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi, video, atau animasi yang membantu siswa lebih memahami ajaran agama secara visual dan interaktif, serta memberi kesempatan untuk mengeksplorasi topik-topik agama secara lebih mendalam.

Selain itu pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) bisa menjadi alternatif yang efektif, siswa diajak untuk bekerja dalam kelompok dan menghasilkan proyek yang mengaitkan teori dengan praktik. Misalnya, siswa bisa membuat kegiatan sosial bertema keagamaan atau kampanye zakat untuk masyarakat. Hal ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih aplikatif, tetapi juga meningkatkan ketrampilan sosial dan kepemimpinan siswa.

Pendekatan kontekstual yang mengaitkan pelajaran dengan situasi sosial yang dihadapi siswa sangat penting. Dengan cara ini, ajaran agama bisa lebih mudah dipahami karena siswa dapat melihat langsung penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat, agar pembelajaran agama tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di rumah dan lingkungan sekitar. Dengan melibatkan orang tua dan masyarakat, nilai-nilai agama akan lebih mudah diterapkan dalam kehidupan nyata, dan siswa dapat memperoleh pengalaman yang lebih holistik.

Pendekatan pembelajaran yang kaku dan tidak beragam dalam Pendidikan Agama Islam di SMP/MTS dan SMA/MA memang menjadi slah satu tantangan yang harus diatasi. Dengan menerapkan solusi-solusi yang telah dibahas, pembelajaran Agama Islam dapat menjadi lebih menarik, relevan, dan memberikan manfaat besar bagi perkembangan karakter dan spiritualisme siswa. Pendekatan yang lebih kreatif dan kontekstual akan membantu siswa memahami ajaran agama secara lebih mendalam dan mengaplikasikannya dalm kehidupan mereka sehari-hari.

Biodata Penulis:

Hani Atus Soleha lahir 14 Agustus 2005. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa, program studi Pendidikan Agama Islam, di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.