Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Pengalaman Berpuasa Media Sosial di Era Digital

Puasa media sosial, meskipun tampak sebagai langkah yang berat untuk di era digital seperti saat ini dapat memberikan dampak positif yang lumayan ...

Media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita di era digital seperti ini, apalagi di saat pandemi Covid 19 melanda dan harus selalu di rumah. Terkadang karena di rumah terus-menerus akan memunculkan rasa bosan sehingga hampir setiap hari menghabiskan waktu untuk scrolling media sosial. Namun, setelah lama terjebak dalam rutinitas scrolling yang tidak berujung dan aktivitas tersebut mulai membuat saya merasa kurang nyaman dan sering membuat insecure dalam hidup, saya memutuskan untuk menjalani "puasa media sosial" selama dua minggu saja. Puasa media sosial yang saya maksud di sini ialah mengurangi atau menghentikan penggunaan platform media sosial untuk sementara waktu untuk meningkatkan fokus, kesejahteraan mental, interaksi nyata dan refleksi diri.

Keputusan untuk Berhenti Menggunakan Media Sosial

Sebelum memutuskan untuk puasa media sosial, saya sering merasa tertekan dan cemas setiap kali membuka aplikasi seperti Instagram dan Tiktok. Rasa kompetisi dan perbandingan sosial yang konstan membuat saya merasa tidak pernah cukup baik. Saya terus-menerus membandingkan pencapaian diri saya dengan orang lain, yang menyebabkan penurunan mood, rasa puas yang rendah dan memunculkan rasa insecurity yang tinggi.

Pengalaman Berpuasa Media Sosial di Era Digital

Merasakan hal seperti ini, saya memutuskan untuk “puasa media sosial”. Tujuan utama saya adalah untuk mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Peningkatan Kebahagiaan dan Arti dalam Hidup

Selama dua minggu tanpa media sosial, saya mulai merasakan perubahan positif yang cukup signifikan. Ada beberapa hal yang saya rasakan dari pengalaman puasa media sosial seperti peningkatan kualitas waktu yang lebih baik. Tanpa gangguan dari notifikasi dan feed media sosial, saya memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada aktivitas yang saya nikmati, seperti membaca buku, memasak, membantu orang tua membereskan rumah, dan berkumpul dengan keluarga.

Adanya Peningkatan Kesejahteraan Mental

Saya merasa lebih tenang dan damai. Mengurangi paparan terhadap perbandingan sosial membantu saya merasa lebih puas dengan diri sendiri, serta mengurangi rasa insecure dan bisa lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan. Menemukan arti dan tujuan.

Tanpa gangguan media sosial, saya lebih bisa merenung dan mengevaluasi apa yang benar-benar penting dalam hidup saya. Saya mulai fokus untuk mengejar cita-cita dan menetapkan tujuan hidup yang lebih berarti, dan tidak terus-menerus membandingkan dengan kehidupan orang lain. Meningkatkan hubungan di dunia nyata yang lebih kuat.

Tanpa media sosial, saya lebih hadir dalam interaksi sehari-hari dan dapat lebih fokus pada komunikasi yang bermakna dengan orang-orang terdekat seperti lebih banyak berkomunikasi dengan keluarga yang membuat suasana keluarga lebih hangat.

Puasa media sosial, meskipun tampak sebagai langkah yang berat untuk di era digital seperti saat ini dapat memberikan dampak positif yang lumayan signifikan dalam hidup saya. Mengurangi ketergantungan pada platform digital membantu saya menemukan kebahagiaan yang lebih besar dan arti yang lebih mendalam dalam hidup, membantu kesejahteraan mental yang membuat hidup jadi lebih bahagia dan menyenangkan. Jika ada yang merasa tertekan atau tidak puas dengan hidup karena media sosial, bisa dipertimbangkan untuk mencoba puasa media sosial sebagai langkah menuju peningkatan kesejahteraan dan membuat hidup lebih tenang.

Puasa media sosial bukan hanya tentang menghindari platform digital tetapi juga tentang menemukan keseimbangan dan makna dalam kehidupan yang sering kali terabaikan dalam hiruk-pikuk dunia maya.

Biodata Penulis:

Salsabila Anindya Puspita saat ini aktif sebagai mahasiswa.

© Sepenuhnya. All rights reserved.