Bodo Amat: Seni Bertahan Hidup di Zaman yang Semakin Gila

Sikap "bodo amat" sebenarnya telah dibahas secara mendalam dalam buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson.

Apa yang terlintas di benak kalian tentang istilah "bodo amat"? Mungkin kalian berpikir bahwa itu berarti tidak peduli atau cuek. Secara singkat, bisa diartikan seperti itu. Sebenarnya, arti dari "bodo amat" adalah sikap yang menunjukkan ketidakpedulian atau pengabaian terhadap hal-hal kecil. Hal-hal kecil di sini seperti perasaan negatif dan masalah sehari-hari yang tidak perlu dikhawatirkan. "Bodo amat" di sini menggambarkan seseorang yang tidak terlalu terpengaruh oleh masalah sehari-hari yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan.

Bodo Amat

Salah satu manfaat utama dari sikap "bodo amat" adalah kemampuannya dalam membantu kita mengelola stres dengan lebih baik. Sikap ini memungkinkan kita untuk terhindar dari kebiasaan berlarut-larut memikirkan hal-hal yang tidak penting, menjaga diri agar tidak mudah cemas, dan mengurangi tekanan mental. Dengan fokus hanya pada hal-hal yang dapat dikendalikan, kita jadi lebih mudah menghadapi tantangan hidup. Sikap ini juga mempermudah kita untuk tidak terjebak dalam urusan sepele atau opini orang lain yang tak relevan, sehingga kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan berarti. Orang yang tidak terlalu memperdulikan pendapat orang lain cenderung memiliki ketenangan lebih, tidak terbebani oleh ekspektasi atau kritik, dan bisa menjalani hidup dengan lebih bebas dan damai.

Jika kita lihat secara keseluruhan, mengapa kita perlu menormalkan sikap "bodo amat"? Karena sikap ini dapat membantu kita untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan bermakna dalam hidup. Sayangnya, sikap "bodo amat" sering kali dipandang negatif, karena banyak orang mengaitkannya dengan sifat cuek dan acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar. Terlebih lagi, sikap ini sering muncul ketika seseorang enggan peduli dengan hal-hal yang dianggap tidak penting atau tidak sesuai dengan keinginan pribadi mereka.

Di sini, yang kita tekankan adalah pentingnya memiliki sikap "bodo amat". Namun tetap peduli terhadap hal-hal yang benar-benar penting di sekitar kita. Contohnya, kita bisa saja tidak terpengaruh oleh omongan orang yang membuat kita sakit hati dengan cara tidak membiarkan perkataan tersebut mempengaruhi emosi kita. Namun, meskipun kita tidak peduli dengan perkataannya, kita tetap harus peduli terhadap orang tersebut sebagai sesama manusia. Memang, beberapa orang mungkin akan kehilangan rasa hormat terhadapnya. Tetapi itu bukan alasan untuk berhenti peduli. Begitu juga dengan kehidupan orang lain. kita bisa memilih untuk tidak ikut campur, tetapi tetap menanamkan rasa peduli, misalnya dengan membantu mereka keluar dari masalah yang dihadapi. Meskipun terkadang bantuan kita tidak diterima, yang terpenting adalah kita sudah berusaha peduli dan memberikan perhatian.

Sikap "bodo amat" sebenarnya telah dibahas secara mendalam dalam buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson. Dalam buku ini, Manson mengajarkan bagaimana menjalani hidup yang lebih bahagia dan bebas dari kecemasan. Sekaligus menjadi panduan dalam pengembangan diri di tengah dunia yang sering kali membuat orang terjebak dalam arusnya. Buku ini juga mengungkapkan pentingnya bersikap "bodo amat" terhadap hal-hal tertentu, agar kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Lebih dari sekadar acuh tak acuh, sikap ini mengajarkan kita untuk merasa nyaman dan percaya diri saat menjadi berbeda dari orang lain.

Cara untuk mengadopsi sikap "bodo amat" adalah dengan melepaskan diri dari kekhawatiran tentang apa kata orang. Terutama jika itu hanya membuat suasana hati menjadi buruk. Jangan memaksakan diri ketika merasa lelah atau mengalami burnout. Karena kesehatan mental lebih penting daripada memenuhi ekspektasi orang lain. Ingatlah bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, jadi jangan terlalu keras pada diri sendiri untuk menjadi sempurna. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting seperti menghindari reaksi berlebihan terhadap gangguan, mengenali apa yang layak dipedulikan, dan selektif memilih hal-hal yang benar-benar pantas mendapat perhatian. Terakhir, pegang teguh prinsip dan tujuan hidupmu, karena setiap orang memiliki jalan dan tujuan yang berbeda.

Saya sendiri memiliki sebuah kutipan tentang sikap "bodo amat" yang berbunyi, "Kita hanya memiliki dua tangan yang tidak akan cukup untuk menutup ribuan mulut, tetapi kita memiliki dua tangan untuk menutup telinga kita dari perkataan mereka." Dari pembahasan tentang sikap "bodo amat" ini, bagaimana menurut kalian? Apakah sikap ini penting dalam hidup kalian? Menurut saya pribadi, sikap "bodo amat" sangat penting untuk menjaga kesehatan mental saya yang tak ternilai harganya.

Chiquita Miska Nathania

Biodata Penulis:

Chiquita Miska Nathania lahir pada tanggal 18 Maret 2005 di Surabaya. Saat ini sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri Universitas Sebelas Maret, mengambil prodi Pendidikan Kimia.

© Sepenuhnya. All rights reserved.