Hayo siapa yang dulu waktu kecil pengen cepat jadi dewasa? Pasti sekarang nyesel ya sama keinginan itu, ahaha. Gapapa, justru dari sini kita jadi belajar banyak tentang kehidupan. Jadi dewasa emang keliatannya keren bisa ke mana-mana sendiri dan cari uang sendiri. Ya, karena dulu waktu kecil kita ngeliat orang dewasa itu yang ditunjukin ke publik cuma bagian yang positif-positifnya aja, ya kali nunjukin nangisnya di publik kan gak mungkin juga. Dari situlah kita ngeliat jadi dewasa itu keren, jadi orang mandiri itu keren, padahal aslinya cuma pemikiran kita aja yang belum sejauh itu untuk mencerna arti dewasa yang sesungguhnya. So, itu wajar banget kok, gak ada yang perlu disesali sebenarnya, karena semua orang juga ngalaminnya hal kayak gitu.
Dulu waktu kecil, kita sering banget main sama teman tanpa perlu khawatir akan hari esok. Kita masih ada di dalam bimbingan dan pengawasan orang tua, jadi masih ngerasa kayak didampingi banget. Kita gak perlu khawatir besok mau makan apa, besok dapat uang jajan apa gak. Yang ada di pikiran kita paling cuma kewajiban untuk belajar, menuntut ilmu, bergaul bersama dengan teman, dan bermain.
Kita juga belum terdistract sama dunia teknologi dan gawai, belum banyak pengaruh negatif dari gawai yang bikin kita overthinking waktu masih kecil. Kita benar-benar main langsung sama teman, entah teman sekolah, kenalan dari luar, ataupun tetangga, tapi biasanya main sama tetangga sih kalau waktu kecil. Kalau mau main juga tinggal manggil nama di depan rumahnya langsung muncul itu orangnya ahaha. Main sampai gak kenal waktu dan seru-seruan bareng. Biasanya kita main sampai maghrib habis itu disuruh orang tua buat pulang karena sudah malam. Benar-benar kehidupan sangat itu it’s another level of happiness.
Semakin beranjak dewasa, kita jadi makin sadar bahwa sebenarnya dunia itu ada tantangannya sendiri dan ngejalaninnya pun gak semudah dengan kita waktu kecil. Karena memang kalau sudah dewasa, dunia akan memperlakukan kita selayaknya standard psikologis kita yang sudah bisa berpikir tentang hal yang lebih konkret. Tapi rasanya kayak kenapa kadang sebegitu kejamnya sampai bikin overthinking. Contoh simplenya, kalau biasanya sudah menginjak usia remaja kita akan dituntut untuk memilih masa depan seperti apa yang kita inginkan, gimana cara kita buat sampai di titik itu, dan gimana cara kita buat survive. Itulah yang kadang bikin kita kepikiran di tengah jalan gimana kalau besok gak berhasil ya.
Kalau sudah dewasa, kita juga makin dituntut untuk bisa lebih banyak hal, ya ini sama kayak dituntut buat mandiri sih. Apalagi buat anak rantau yang harus berpisah dari keluarga untuk menggapai semua mimpinya di kota orang, itu rasanya berat banget. Benar-benar dipaksa sama keadaan untuk semuanya harus mandiri dan harus kuat. Emang butuh adaptasi sih dan waktu buat adaptasi setiap orang pasti juga beda-beda. Apalagi faktor lingkungan di kota orang juga mempengaruhi banget, belum lagi kalau misal ada culture shock tersendiri yang membuat kita harus beradaptasi lebih ekstra lagi.
Kalau sudah gini, pasti tiap malam bawaannya nangis, ya gak ahaha. Memang menjalani ini semua butuh istirahat sejenak untuk menenangkan beban pikiran dan segala hiruk-pikuk yang ada di otak. Gapapa banget kalau harus nangis, kita harus ngeluarin segala beban yang ada di dalam diri kita biar rasanya lebih lega. Nah setelah nangis, kita harus mikir lagi apa yang mau dilakuin selanjutnya. Semua itu harus dijalani dengan ceria, tenang, dan tetap yakin kalau segala mimpi kita pasti bakalan tercapai asalkan prosesnya juga sudah benar.
Jadi, wajar kalau jadi dewasa itu berat. Banyak beban dan tanggung jawab yang ada di pundak kita dan harus kita selesaikan. Mulai dari masalah karier, masalah pribadi, sampai ke gimana caranya bikin orang tua bangga atas pencapaian kita. Semua itu butuh proses, hidup ini gak cuma kita aja yang sedang berjuang, ada banyak sekali orang seumuran kita di luar sana yang juga lagi memperjuangin hal serupa. Kita semua capek, kita semua lelah, namun di sinilah kita dituntut buat jadi pribadi dengan versi yang lebih baik dari sebelumnya. Masa dewasa dan masa kecil itu 2 hal yang jauh berbeda, kalau kadang kepikiran dengan masa kecil yang belum memikirkan hal-hal berat, kita harus bangga dengan diri kita sendiri kalau sekarang jiwa kecil itu sudah jadi jiwa yang sangat mandiri dan menjadi jiwa pekerja keras. Semangaattt teman-teman!!!
Biodata Penulis:
Benedhictus Kevin Doni Brillian Everest lahir pada tanggal 3 Juni 2006 di Surakarta. Saat ini, laki-laki yang biasa dipanggil Kevin ini, aktif sebagai Mahasiswa Informatika di Universitas Sebelas Maret.