Ada mantra yang sering kita ucapkan saat kecil. Mantra itu bisa menyelesaikan semua masalah, dari masalah sepele seperti kepala tersangkut di leher baju karena kancing belum dibuka, sampai masalah yang lebih besar seperti jatuh dari sepeda. Kita semua tahu apa mantra itu, itu adalah "ibu". Ya, ibu datang sebagai penyelamat, dengan penuh kasih membetulkan baju atau mengusap luka sambil menenangkan kita.
Tak hanya ibu, ada juga mantra lain yang sering kita sebut ketika membutuhkan kekuatan dan perlindungan, yaitu “ayah.” Ayah hadir dengan membawa ketenangan dan membuat kita merasa aman dari ketakutan. Tanpa disadari, kita telah menganggap ayah dan ibu sebagai superhero yang sempurna.
Hingga kita dewasa, kita masih menganggap bahwa ayah dan ibu adalah sosok yang sempurna. Sepasang manusia yang menjadi orang tua kita itu, kita anggap mampu mengatasi semua masalah, juga mengetahui jawaban dari semua persoalan dan kemungkinan. Hingga kita lupa, bahwa setiap manusia menjalani hidup untuk pertama kalinya termasuk orang tua kita. Mereka juga belajar dan tumbuh bersama kita dengan segala tantangan dan kesulitan baru yang mereka hadapi.
Orang Tua Juga Manusia
Hal yang perlu kita sadari adalah bahwa proses belajar tidak pernah berhenti, bahkan untuk orang tua. Sama seperti kita yang terus belajar tentang kehidupan, orang tua juga mengalami banyak pengalaman pertama dalam hidup mereka. Dari awal kehidupan mereka sebagai pasangan, memutuskan untuk menikah dan memulai keluarga, hingga akhirnya menghadapi tantangan menjadi orang tua, semuanya adalah pengalaman baru yang belum pernah mereka lalui sebelumnya.
Sebagai manusia, mereka juga tidak luput dari kesalahan. Pasti ada keadaan mereka tidak tahu bagaimana cara terbaik untuk menghadapi keadaan itu, atau bahkan membuat keputusan yang ternyata tidak tepat. Hal ini bukan karena mereka tidak peduli atau tidak berusaha, tetapi karena mereka seperti kita yang sedang belajar menghadapi situasi baru. Terkadang, kita lupa bahwa mereka juga berhak untuk membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut.
Tantangan Menjadi Orang Tua
Menjadi orang tua adalah salah satu peran yang paling menantang dalam hidup. Tidak hanya menuntut tanggung jawab yang besar, tetapi juga kesabaran untuk terus belajar. Setiap tahapan dalam kehidupan anak membawa tantangan baru yang harus dihadapi oleh orang tua. Mulai dari mengandung, membesarkan bayi, merawat anak kecil, hingga menghadapi masa remaja yang penuh gejolak. Orang tua belajar bersama anak-anak mereka. Orang tua belajar untuk mengenali kebutuhan anak-anak mereka dan bagaimana cara terbaik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka karena setiap anak adalah individu yang unik. Proses ini tentu tidak mudah dan membutuhkan banyak kesabaran.
Pada saat yang sama, orang tua juga harus menjalani kehidupan pribadi mereka sendiri. Mereka harus menyeimbangkan peran sebagai orang tua, sebagai individu, sebagai pasangan, juga sebagai bagian dari masyarakat. Sering kali, mereka juga menghadapi tekanan finansial atau pekerjaan yang menambah beban di pundak mereka. Dalam situasi seperti ini, tidak heran jika mereka kadang merasa kelelahan dan membuat kesalahan. Namun, yang perlu kita sadari adalah mereka telah melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan mereka.
Pentingnya Pengertian dan Empati dari Anak
Sebagai anak, kita memiliki peran penting dalam menjaga hubungan harmonis dengan orang tua kita. Langkah pertama untuk membangun hubungan yang baik adalah dengan memahami keterbatasan kedua orang tua kita. Dengan menyadari bahwa mereka juga manusia yang menjalani hidup untuk pertama kalinya seperti kita, kita bisa lebih mudah memberikan pengertian dan empati kepada mereka. Ketika mereka membuat kesalahan atau menyebabkan keluarga kita menghadapi situasi yang sulit, kita bisa lebih sabar dan tidak langsung menyalahkan mereka.
Selain itu, hubungan yang baik antara orang tua dan anak harus didasarkan pada saling pengertian. Bukan hanya orang tua yang memahami anak, tetapi anak juga perlu memahami orang tua. Dalam hubungan yang harmonis, kedua pihak harus saling mendukung untuk tumbuh bersama. Orang tua, meskipun memiliki lebih banyak pengalaman hidup, masih membutuhkan dukungan emosional dan pengertian dari anak-anak mereka. Dengan memberikan empati dan dukungan, kita bisa membantu orang tua dalam menjalani peran mereka yang sulit dan menantang.
Pada akhirnya, kita perlu menyadari bahwa orang tua sama seperti kita, mereka menghadapi tantangan, membuat kesalahan, dan belajar dari pengalaman. Dengan memahami bahwa ini juga kehidupan pertama bagi mereka, kita dapat membangun hubungan yang lebih erat, penuh empati, dan saling mendukung. Ketika kita bisa menerima ketidaksempurnaan mereka, kita membuka jalan untuk tumbuh bersama sebagai keluarga yang lebih kuat dan harmonis.
Jadi, pernahkah kalian sebagai anak memikirkan bahwa orang tua kita dulunya juga anak kecil yang melakukan hal ceroboh dan ingin selalu dipenuhi keinginannya?
Biodata Penulis:
Nadiya Rabihah Yuma Manaf, lahir pada tanggal 17 Juli 2006, saat ini aktif sebagai mahasiswa Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.