5 Pelajaran Kepemimpinan Ala Rimuru Tempest yang Wajib Dicontoh Para Pemimpin

Dalam kepemimpinan Rimuru Tempest semua bawahannya hidup nyaman dan sejahtera.

Halo, minna-san siapa di sini yang mengenal Rimuru Tempest? Siapa sih yang tidak mengenal Rimuru Tempest di Anime Tensei Shitara Slime Datta Ken? Anime garapan dari Taiki Kawakami ini menceritakan Seonggok monster slime yang pintar dan sangat kuat memimpin sebuah negara, walaupun dia monster tetapi dia memiliki akal sehat dan pemikiran layaknya seorang manusia. Hal ini diakibatkan karena seonggok monster slime itu merupakan reinkarnasi dari pemuda bujang yang hidupnya biasa-biasa saja, yaitu Satoru Mikami.

Semuanya bermula dari pertemuannya dengan rekan kerja juniornya yang ingin memamerkan pacarnya ke Mikami Satoru lalu secara tiba-tiba ada seseorang yang berlari sangat cepat dengan membawa sebilah pisau ke arah rekan kerja juniornya dia, kemudian dengan sigap Mikami Satoru melindungi rekan kerjanya dengan cara pasang badan, alhasil dirinya tertusuk dan meninggal.

Pelajaran Kepemimpinan Ala Rimuru Tempest

Pada saat itulah Mikami bereinkarnasi menjadi monster slime dan perjalanannya untuk hidup dan menjadi pemimpin di negara yang ia bangun sebagai monster slime di dunia isekai dimulai. Dalam kepemimpinan Rimuru Tempest semua bawahannya hidup nyaman dan sejahtera. Inilah beberapa kepemimpinan yang dilakukan oleh Rimuru Tempest yang bisa diikuti oleh pemerintah Indonesia.

1. Mengutamakan Semua Kepentingan Bawahan dan Rakyatnya

Kita semua seharusnya menyadari bahwa dalam masyarakat yang ideal, kepentingan bersama harus menjadi prioritas utama, terutama dalam hal-hal yang membawa kebaikan bagi semua orang. Ini merupakan prinsip dasar kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Rimuru Tempest—sebuah contoh kepemimpinan yang mengedepankan kesejahteraan kolektif di atas segalanya.

Sangat berbeda dengan realitas di Indonesia saat ini, banyak pejabat pemerintahan lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan keluarga mereka. Praktik korupsi yang semakin merajalela, upaya untuk mempertahankan kekuasaan dengan melanggar aturan demi kepentingan pribadi, termasuk tindakan nepotisme yang dilakukan demi jabatan anak-anak mereka, adalah beberapa contoh nyata dari bagaimana sebagian pejabat tersebut menyalahgunakan amanah rakyat.

Hal ini mengingatkan kita akan perlunya reformasi menyeluruh dalam pemerintahan, agar kepentingan publik dapat kembali menjadi prioritas utama, dan pemimpin yang benar-benar melayani rakyat dapat muncul. Andaikan saja seluruh pejabat dan pemimpin Indonesia seperti ini saya yakin ini negara jadi lebih layak huni dan lebih aman serta sejahtera tentunya, ya kita para rakyat hanya bisa berandai-andai saja, kalau ini negara gini-gini terus jadi pengen ritual manggil Rimuru ke dunia ini gantiin pejabat Indonesia.

2. Pembangunan Jalan Pikir dan Jalan Beneran yang Menyeluruh

Setiap proyek pembangunan jalan yang berkualitas harus dimulai dengan perencanaan yang matang, mempertimbangkan berbagai aspek mulai dari kebutuhan masyarakat hingga dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan ekonomi. Namun, sayangnya, hal ini sering kali tampak diabaikan oleh sebagian pejabat kita, yang mungkin lebih terfokus pada keuntungan jangka pendek atau kepentingan pribadi.

Pemikiran strategis dan visi jangka panjang yang seharusnya menjadi landasan utama dalam setiap proyek infrastruktur, sering kali tergantikan oleh kepentingan politik atau ekonomi yang sempit. Akibatnya, kita sering melihat proyek yang terburu-buru tanpa perencanaan yang jelas, mengakibatkan kualitas infrastruktur yang buruk dan tidak berkelanjutan.

Pembangunan fisik yang baik harus selalu diawali dengan pembangunan pemikiran dan moralitas yang kuat, agar hasilnya dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas. Hal tersebut juga merupakan salah satu perintah dari Rimuru Tempest yang menyuruh bawahannya untuk membangun semua jalan ke negara dan bangsa-bangsa lain untuk pertumbuhan ekonomi negaranya pendistribusian lebih lancar dan orang-orang yang akan datang ke negaranya bisa lebih aman serta kegiatan perdagangan di negaranya tetap berjalan lancar.

Yah jika belum bisa bangun pemikiran yang baik lebih baik mundur aja sih, he he jalan rusak aja dibiarin apalagi bangun jalan pikiran untuk jangka panjang gak kuat itu mah ganti aja yang lain pak.

3. Ketegasan Hukum yang Nyata Bagi Para Pelanggarnya 

Bicara tentang hukum menurut teman-teman sendiri bagaimana hukum yang ada di Indonesia? Kalau menurut saya tentang hukum di Indonesia ya jawabanku begini sih kita pakai penalaran dasar saja sebagai sesama awam di bidang hukum, hukum itu seharusnya membawa keadilan, keamanan, dan kesejahteraan sosial dong, iya kan? Tapi kenapa ya yang korupsi 2 tahun? Yang merawat landak langka 5 tahun? Itu kok bisa kayak gitu loh, iya saya tahu kita semua butuh duit karena duit itu kebutuhan tapi ya jangan kayak gitu lah. Bukankah kalian itu diberi amanah dan kalian sendiri sudah sumpah dengan keyakinan kalian masing-masing.

Di dunia yang Rimuru tinggali setiap bawahan pasti takut dengan tuannya atau atasannya, sedangkan kalian tuhan aja kalian berani. Kalian tunggu apa-apa kalian tunggu azab dulu baru takut. Saya sampai kasihan ngelihat masa depan kalian di akhirat semoga malaikat lebih keras bagi kalian oknum pejabat sekalian.

4. Pemerintahan yang Sehat dan Bersih

Pemerintahan yang dilakukan oleh Rimuru bisa dikatakan cukup sehat dan bersih hal ini dikarenakan kecintaan dan penghormatan yang sangat besar dari bawahan dan rakyatnya, salah satu dari keberkahan yang diberikan dari author ke Rimuru selain kekuatan yang overpower dan keberuntungannya yang membuat dirinya selamat dari kematian, yaitu bawahan yang setia serta rekan-rekannya yang menyayanginya dan selalu berada di sisi Rimuru saat dia suka dan duka di dunia lain yang ia tinggali.

Korupsi dan tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh sejumlah oknum pemerintahan Indonesia meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat. Barangkali, akar permasalahannya terletak pada kurangnya kompetensi atau hilangnya nilai-nilai moral yang seharusnya menjadi panduan dalam menjalankan amanah. Mungkin juga, mereka telah terlalu jauh dari tuhannya, sehingga kehilangan rasa takut dan malu saat melakukan tindakan yang melukai orang lain. Mereka lupa bahwa setiap rupiah yang mereka ambil bukan hanya angka di atas kertas, melainkan hak hidup jutaan orang yang kini harus bertahan dalam kesulitan.

Ironisnya, tindakan ini dilakukan tanpa ragu, seolah tidak ada rasa empati terhadap penderitaan rakyat. Bagaimana nasib mereka yang miskin, yang berjuang setiap hari hanya untuk makan? Bukankah tugas seorang pemimpin adalah melindungi, bukan merampas? Perbuatan seperti ini menciptakan jurang yang dalam antara rakyat dan pemerintah, menghancurkan harapan dan rasa percaya yang seharusnya menjadi fondasi kebersamaan.

5. Kerendahan Hati dan Sifat Keterbukaan Rimuru

Si monster slime satu ini kerendahan hatinya kayaknya udah sampai ke dasar inti bumi tapi karena hal itulah yang membuat dirinya dihormati oleh para bawahan, rekan, pemimpin negara lain, dan semua orang. Selain itu keterbukaannya terhadap semua orang yang membuat mereka menjadi nyaman dan aman di sekitar Rimuru karena kenyamanan inilah yang membuat setiap rapat untuk masa depan Federasi Jura Tempest yaitu negaranya yang melahirkan kebijakan yang membuat segala sesuatu yang terjadi di negaranya menjadi lebih baik dan semakin membaik dari segi manapun. Semua kebahagiaan, kebutuhan, keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan rakyat itu sangat dipengaruhi oleh pemerintahannya.

Pada akhirnya, kritikan yang saya ketik terhadap pemerintah bukanlah wujud kebencian, melainkan ungkapan kepedulian dan harapan saya untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia kita menjadi lebih baik dan lebih maju lagi. Kami para rakyat ingin melihat para pemimpin kita yang benar-benar peduli, yang mau mendengar, dan yang siap menjalankan amanah dengan hati nurani serta sesuai dengan perintah Allah SWT. Kritik ini lahir karena saya dan rakyat Indonesia yakin dan percaya bahwa Indonesia bisa menjadi lebih baik, asalkan mereka yang diberi amanah kekuasaan mau melihat dan merasakan apa yang dialami oleh kami para rakyat kecil. Setiap keputusan yang diambil bukan hanya soal angka atau laporan, tetapi soal nasib jutaan manusia yang bergantung padanya. Semoga suara ini bisa mengetuk hati para pemimpin untuk kembali ke nilai-nilai kejujuran dan kemanusiaan. Karena pada akhirnya, yang kita semua inginkan hanyalah hidup bahagia di negeri yang adil, sejahtera, dan penuh kasih.

Penulis: Wisang Hati Mulyono

© Sepenuhnya. All rights reserved.