Peran ayah membentuk karakter anak yang dilakukan sejak kecil bisa menjadi pedoman bagaimana cara bersikap di kemudian hari. Ayah menjadi sosok yang mampu menunjang rasa percaya diri anak secara keseluruhan. Pola asuh anak secara langsung dapat memengaruhi nilai dan pilihan mereka. Mungkin sebagian besar orang menganggap bahwa bayi yang baru lahir hanya membutuhkan sosok ibunya. Padahal, dalam perkembangan dan pertumbuhan anak, tidak hanya peran ibu yang diperlukan. Faktanya, peran ayah dalam pengasuhan anak juga sangat memengaruhi perkembangan dan kondisi mentalnya.
Bukan hanya sosok ibu, kehadiran seorang ayah dalam kehidupan setiap anak sangatlah penting. Ini karena ayah akan turut memengaruhi tumbuh kembang anak sejak ia kecil hingga dewasa. Maka dari itu, perlu diingat bahwa peran ayah bukan hanya untuk membantu ibu dalam memenuhi kebutuhan anak. Tugas ayah tidak terbatas mencari nafkah untuk keluarga, tetapi juga memiliki peran aktif dalam pengasuhan anak. Jika dibandingkan dengan ibu, cara ayah berinteraksi dengan anak cenderung melalui pertanyaan yang umumnya, pertanyaan tersebut meliputi tentang apa, siapa, kapan, di mana, kenapa, bagaimana.
Pola pernyataan di atas dapat membuat anak memiliki cara komunikasi yang lebih bertanggung jawab saat berinteraksi dengan orang lain. Ini akan mendorong anak untuk: lebih sering berbicara, menggunakan lebih banyak kosakata, dan menghasilkan kalimat yang lebih panjang. Oleh karena itu, peran ayah dalam pengasuhan anak sangat dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak agar bisa tercapai secara maksimal. Bisa disimpulkan bahwa kemampuan anak akan lebih terasah melalui interaksi yang ia lakukan bersama sang ayah.
Agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal, peran ayah dalam pengasuhan dan mendidik anak sebaiknya dimulai sedini mungkin. Kedekatan tersebut dapat melalui perilaku sederhana, misal menggendong, memeluk, dan mengajak main anak. Hal ini dibuktikan dengan nilai tes SDQ, yaitu tes yang mengukur kesehatan psikologis anak. Selain itu, jika ayah ikut merawat, memberikan perhatian, serta membantu mengasuh anak sejak anak berusia 9 bulan, anak akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengontrol emosi yang dialami.
Peran asuh ayah terhadap anak membentuk ikatan batin antara ayah dengan anak. Ini turut membentuk perilaku serta kondisi psikologis anak hingga ia dewasa. Sementara itu, anak yang tidak merasakan peran ayahnya sejak dini, cenderung memiliki emosi yang tidak stabil dan banyak masalah dalam pergaulan ketika remaja. Sedangkan, anak yang baru mendapat perhatian dari ayahnya saat berusia 5 tahun cenderung memiliki masalah perilaku yang lebih banyak dibandingkan dengan anak yang telah mendapatkannya sejak usia 9 bulan. Sedangkan, anak yang baru mendapat perhatian dari ayahnya saat berusia 5 tahun cenderung memiliki masalah perilaku yang lebih banyak dibandingkan dengan anak yang telah mendapatkannya sejak usia 9 bulan.
Peran ayah dalam pengasuhan anak sejak dini juga terbukti dapat membantu anak memiliki kemampuan sosial, empati terhadap lingkungan, serta lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Sementara, anak yang tumbuh tanpa peran dan perhatian ayahnya berisiko memiliki masalah perilaku ketika ia berada di sekolah. Misalnya, sulit fokus, merasa terkucil dan berbeda dengan anak yang lain, serta lebih sering tidak masuk sekolah. Beberapa teori menyebutkan bahwa anak laki-laki yang tidak mendapatkan perhatian dari sang ayah rata-rata mengalami kesedihan, depresi, dan murung, hingga hiperaktif.
Sementara, anak perempuan yang sama sekali tidak diasuh oleh ayahnya akan cenderung memiliki sifat terlalu mandiri dan individualis. Bahkan, sebuah penelitian menemukan fakta bahwa rasa kehilangan akan sosok ayah atau merasa kurang diperhatikan oleh ayah akan membuat anak lebih emosional. ada lima peran penting yang dimiliki oleh ayah dalam pengasuhan setiap anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan yaitu, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan kepercayaan diri, memberi contoh laki-laki teladan, memberi sudut pandang berbeda, dan memberi kasih sayang.
Maka dari itu, selalu ajak anak berkomunikasi mengenai kegiatannya hari itu, perasaannya atau mungkin membahas masalah yang dihadapi anak saat itu. Komunikasi intens antara ayah dan anak, selain menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa aman kepada anak, kegiatan tersebut juga melatih anak menjadi pribadi yang komunikatif, mudah menyampaikan pendapat dan luwes dalam bergaul. Komunikasi yang akrab antara orangtua dan anak menjadikan hubungan antara mereka menjadi hangat dan harmonis.
Luangkan waktu khusus antara ayah dengan anak. Bila anak lebih dari satu, maka ayah bisa memberikan waktu khusus berdua untuk masing-masing anak. Supaya tiap anak merasa istimewa dan dicintai oleh ayahnya, sehingga tangki cinta selalu terisi penuh. Bila anak masih kecil maka ajak anak untuk bermain bersama, bisa dilakukan di rumah saja ataupun pergi keluar (playdate). Bila anak sudah menginjak remaja maka ayah bisa mengajaknya keluar rumah menghabiskan waktu bersama (nge date). Bisa dengan cara menonton film di bioskop, nongkrong dan ngobrol di kafe, nge mall, atau berpetualang di alam terbuka. Selain dapat menumbuhkan bonding antara ayah-anak, kegiatan tersebut juga akan menjadi memori indah bagi anak dan akan diingatnya sampai kapanpun.
Itulah pentingnya peran ayah dalam membentuk karakter anak yang harus diterapkan sedari kecil agar ia memiliki pribadi menyenangkan dan bertanggung jawab. Ingat, peran ayah membentuk karakter anak sangatlah penting. Jadi, pastikan ibu dan ayah berkoordinasi dengan baik mengenai perencanaan dan evaluasi tumbuh kembang anak, sehingga orangtua benar-benar dapat saling melengkapi dalam memberikan kebutuhan anak.
Biodata Penulis:
Philo Alvino Zulana Safaqie, lahir pada tanggal 3 Februari 2006 di Ponorogo, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta, prodi D3 Manajemen Bisnis.