Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di leher, tetapi perannya dalam tubuh sangat besar. Sebagaimana yang diutarakan https://idijawatengah.org dalam edukasi masyarakat baru-baru ini, gangguan pada kelenjar ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk Grave disease dan hipertiroid.
Apa Itu Grave Disease?
Grave disease adalah gangguan autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah berlebihan, yang dikenal sebagai hipertiroidisme. Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Robert J. Graves, seorang dokter Irlandia, pada awal abad ke-19. Sebagai penyakit autoimun, Grave disease terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang kelenjar tiroid, merangsangnya untuk bekerja terlalu aktif.
Gejala khas dari Grave disease meliputi:
- Mata Melotot (Exophthalmos): Kondisi ini sering menjadi ciri khas Grave disease, di mana bola mata terlihat lebih menonjol.
- Gondok: Pembesaran kelenjar tiroid yang terlihat di leher.
- Detak Jantung Cepat: Peningkatan denyut nadi yang konsisten.
- Penurunan Berat Badan: Meski nafsu makan meningkat, tubuh tetap kehilangan berat.
- Kelelahan: Meski hiperaktif, penderita sering merasa kelelahan ekstrem.
Grave disease lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria dan biasanya muncul pada usia 30–50 tahun.
Apa Itu Hipertiroid?
Hipertiroid adalah kondisi medis kadar hormon tiroid dalam tubuh terlalu tinggi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk Grave disease. Artinya, Grave disease adalah salah satu penyebab hipertiroidisme, tetapi tidak semua hipertiroidisme disebabkan oleh Grave disease.
Penyebab lain dari hipertiroidisme meliputi:
- Nodul Tiroid: Benjolan pada kelenjar tiroid yang dapat menghasilkan hormon tiroid secara berlebihan.
- Tiroiditis: Peradangan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan pelepasan hormon tiroid dalam jumlah besar.
- Asupan Yodium Berlebih: Mengonsumsi terlalu banyak yodium, terutama dalam bentuk suplemen atau makanan tertentu, dapat memicu hipertiroidisme.
Gejala hipertiroid mirip dengan Grave disease, termasuk penurunan berat badan, detak jantung cepat, keringat berlebihan, dan mudah gugup.
Persamaan Antara Grave Disease dan Hipertiroid
- Gejala yang Serupa: Kedua kondisi ini menyebabkan tanda-tanda hiperaktivitas metabolisme, seperti detak jantung cepat, penurunan berat badan, dan mudah lelah.
- Melibatkan Kelebihan Hormon Tiroid: Baik Grave disease maupun hipertiroid disebabkan oleh kelebihan hormon tiroid dalam darah.
- Pemeriksaan Darah: Tes hormon tiroid, seperti TSH (Thyroid Stimulating Hormone), T3, dan T4, digunakan untuk mendiagnosis kedua kondisi ini.
Perbedaan Utama Antara Grave Disease dan Hipertiroid
1. Penyebab
- Grave disease adalah kondisi autoimun.
- Hipertiroidisme adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk Grave disease.
2. Gejala Tambahan
- Grave disease sering disertai exophthalmos dan gondok yang terlihat jelas.
- Hipertiroid tanpa Grave disease biasanya tidak memiliki gejala mata melotot.
3. Diagnosis
- Grave disease dapat didiagnosis dengan tes antibodi spesifik, seperti antibodi terhadap reseptor TSH (TSH receptor antibodies/TRAb).
- Hipertiroidisme dapat dideteksi melalui kadar TSH yang rendah dan T3/T4 yang tinggi tanpa memerlukan tes antibodi.
4. Pengobatan
- Grave disease biasanya membutuhkan pendekatan yang lebih kompleks karena melibatkan respons autoimun.
- Hipertiroidisme yang disebabkan oleh nodul atau tiroiditis mungkin membutuhkan pengobatan berbeda, seperti operasi atau terapi yodium radioaktif.
Pengobatan untuk Grave Disease
Pengobatan untuk Grave disease bertujuan mengurangi produksi hormon tiroid dan mengatasi gejala yang muncul:
- Obat Anti-tiroid: Seperti methimazole atau propylthiouracil (PTU), yang membantu mengurangi produksi hormon tiroid.
- Terapi Yodium Radioaktif: Menghancurkan sel-sel tiroid yang terlalu aktif.
- Operasi Tiroid: Sebagian atau seluruh kelenjar tiroid dapat diangkat jika pengobatan lain tidak berhasil.
- Pengobatan untuk Gejala Mata: Pada kasus exophthalmos parah, operasi atau terapi steroid mungkin diperlukan.
Pengobatan untuk Hipertiroidisme Umum
Pengobatan hipertiroidisme bergantung pada penyebab yang mendasarinya:
- Nodul Tiroid: Terapi yodium radioaktif atau operasi sering digunakan.
- Tiroiditis: Biasanya bersifat sementara, sehingga pengobatan hanya untuk meredakan gejala, seperti beta-blocker untuk mengurangi detak jantung cepat.
- Yodium Berlebih: Mengurangi konsumsi yodium adalah langkah awal yang penting.
Bagaimana Menentukan Diagnosis yang Tepat?
Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan apakah pasien menderita Grave disease atau hipertiroidisme dengan penyebab lain. Pemeriksaan biasanya mencakup:
- Riwayat Medis: Mengidentifikasi gejala dan riwayat keluarga.
- Pemeriksaan Fisik: Memeriksa gondok, detak jantung, dan gejala lainnya.
- Tes Darah: Mengukur kadar TSH, T3, dan T4.
- Pemindaian Tiroid: Menggunakan yodium radioaktif untuk mengevaluasi aktivitas kelenjar tiroid.
- Tes Antibodi: Untuk mendeteksi adanya autoimunitas pada Grave disease.
Grave disease dan hipertiroid memiliki hubungan erat, tetapi keduanya tidak sama. Grave disease adalah gangguan autoimun yang menjadi salah satu penyebab utama hipertiroidisme, sedangkan hipertiroidisme adalah kondisi yang mencakup berbagai penyebab kelebihan hormon tiroid. Pemahaman yang baik tentang kedua kondisi ini sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.