Tsunami trofi, siapa sih yang nggak tahu soal istilah ini? Buat lo yang ngaku fans Manchester United alias MU sejati, pasti udah nggak asing lagi dong. Istilah ini tuh jadi kayak simbol harapan buat kita semua yang cinta mati sama Setan Merah. Nah, balik ke cerita, musim 2021/2022 tuh jadi titik awal harapan baru buat MU. Klub yang udah lama banget nggak ngangkat trofi akhirnya punya harapan lagi pas mereka rekrut Erik Ten Hag (ETH), pelatih asal Belanda yang kepala plontos itu. Gue sendiri waktu itu lumayan optimis sih, soalnya ETH punya track record oke di Ajax Amsterdam.
Eh, ternyata dia nggak cuma bikin harapan kosong. Di awal masa jabatannya, ETH sukses banget bawa dua piala dari dua kompetisi berbeda. Ya walaupun nggak sekelas Liga Champions, setidaknya ini udah kayak oase di tengah gurun kering buat fans MU. Apalagi, terakhir kali MU ngangkat trofi itu udah lumayan lama, di musim 2016/2017 bareng Jose Mourinho. Tapi nih ya, walaupun begitu, ETH belum bisa dibilang sebagai salah satu pelatih tersukses dalam sejarah MU. Masih jauh lah dari level Sir Alex Ferguson.
Ngomongin musim sekarang nih, 2024/2025, rasanya kayak roller coaster tapi yang turun terus. Ini musim paling bikin stres buat gue dan semua fans MU lainnya. Kebayang nggak sih, baru awal musim aja MU udah terjerembab di peringkat 14? Kekalahan demi kekalahan terus berdatangan, dan itu jadi bahan roastingan empuk buat teman-teman gue yang kebetulan fans klub sebelah. Bahkan temen yang nggak ngerti bola aja ikut-ikutan ngejek! Hadeh.
Tanggal 28 Oktober kemarin jadi momen yang lumayan mengagetkan: ETH resmi dipecat. Statistiknya sih emang nggak terlalu impresif, cuma menang 3 kali, imbang 2 kali, dan kalah 4 kali dari 9 pertandingan. Gue pribadi sebenarnya setuju sama keputusan manajemen. Jujur, ETH ini sering banget bikin gue geleng-geleng kepala. Cara dia gonta-ganti pemain di tengah pertandingan tuh kadang bikin permainan tim malah makin kacau. Gue sampai mikir, "Ini dia beneran ngerti nggak sih sama squad-nya sendiri?"
Tapi yaudahlah ya, nasi sudah menjadi bubur. Setelah ETH cabut, muncul harapan baru dengan kedatangan Ruben Amorim, pelatih muda asal Portugal. Gue yakin, buat sebagian dari kalian nama ini mungkin masih agak asing. Tapi kalau lo ngikutin Liga Portugal, terutama tim Sporting Lisbon, pasti tau betapa kerennya Amorim ini. Dia sukses bawa Sporting juara Liga Portugal setelah 19 tahun nggak pernah angkat trofi. Jelas wow banget, kan? Gaya mainnya yang atraktif plus kemampuannya ngebentuk pemain muda bikin dia kayak paket komplit.
Amorim sendiri langsung kasih first impression yang positif. Di konferensi pers pertamanya, dia bilang kalau dia siap buat balikin MU ke jalur kemenangan. Dia juga mau bawa taktik modern yang lebih fokus ke penguasaan bola dan permainan cepat. Nggak cuma itu, dia juga bilang bakal bangun kepercayaan diri para pemain. Katanya sih, "Kalau pemain percaya diri, mereka bisa ngelakuin hal yang luar biasa." Ya semoga aja itu bukan sekadar omong kosong marketing ya, boskuh.
Masalah pertama yang harus dia selesain tuh jelas performa pemain bintang yang belakangan kayak kehilangan arah. Contohnya Bruno Fernandes sama Marcus Rashford. Dua pemain ini dulunya jadi andalan banget, tapi di era ETH malah kayak bingung sendiri di lapangan. Untungnya, Amorim ini terkenal sebagai pelatih yang jago memotivasi pemain. Dia punya pendekatan personal yang bikin pemain merasa dihargai, jadi mereka bisa ngeluarin performa terbaik.
Nah, soal debutnya, fans pasti ekspektasi tinggi banget. Gue juga nggak sabar lihat gimana perubahan taktik dan semangat tim di bawah Amorim. Kalau MU bisa langsung kasih hasil positif, itu bakal jadi titik balik yang penting buat musim ini. Kepercayaan diri tuh kunci banget dalam sepak bola. Kalau hasil bagus terus dateng, gue yakin tim bakal makin solid.
Tapi ya gitu, tantangan buat Amorim nggak cuma di lapangan. Dia juga harus ngadepin tekanan luar biasa dari manajemen dan fans. Kita semua udah lama banget haus trofi, jadi harapan ke Amorim ini tinggi banget. Dia harus bisa nyari cara buat ngeimbangin implementasi filosofi permainannya sambil tetep kasih hasil instan. Soalnya, di MU, sabar itu barang langka.
Sebagai fans, gue dan yang lain pasti bakal terus dukung. Tapi kita juga berharap pemain dan pelatih kasih effort maksimal. Nggak cuma modal nama besar doang, harus ada kerja keras yang kelihatan. Kalau semuanya kompak, gue yakin MU bisa balik jadi tim yang ditakutin. Old Trafford harus lagi jadi tempat yang angker buat lawan.
Ngomong-ngomong soal fans, lo tahu sendiri kan, fans MU tuh paling loyal sekaligus paling keras kritikannya. Jadi ya, Amorim nggak cuma perlu hasil bagus, tapi juga perlu bikin fans percaya lagi sama proses. Karena sekarang tuh, banyak fans yang udah skeptis gara-gara kecewa terus. Nggak heran sih, ekspektasi buat MU tuh selalu tinggi. Kalau kalah sama tim kecil aja, rasanya kayak kiamat kecil buat kita semua.
Selain itu, Amorim juga harus pintar-pintar manage pemain muda yang berbakat. MU punya akademi yang terkenal melahirkan pemain hebat, dari Garnacho sampai Marcus Rashford. Nah, Amorim perlu ngasih kesempatan buat pemain-pemain muda ini berkembang. Gue yakin banget, kalau pemain muda dikasih kepercayaan, mereka bisa jadi pilar penting buat masa depan MU.
Terus, jangan lupakan bursa transfer. Amorim harus punya strategi jitu buat belanja pemain. Kita nggak butuh pemain mahal doang, tapi pemain yang cocok sama gaya main tim. Contohnya, kita butuh gelandang kreatif yang bisa jadi partner ideal buat Bruno Fernandes, atau bek tangguh yang bisa jadi tembok kokoh di lini belakang. Kalau bursa transfer dimanfaatin dengan baik, gue pasti yakin squad MU bakal lebih solid.
Akhirnya nih, kita cuma bisa berharap semoga Ruben Amorim bener-bener jadi sosok yang bisa ngebawa era baru buat MU. Era yang penuh dengan kemenangan, semangat juang tinggi, dan tentu aja trofi! Bayangin deh, kalau MU balik berjaya, lagu "Glory, Glory Man United" pasti bakal berkumandang kenceng di stadion-stadion Eropa. Gue sih optimis, walaupun sedikit was-was. Kalau lo gimana, masih percaya sama Setan Merah? Gue yakin sih, kalau lo fans sejati, kita bakal terus dukung MU di saat baik maupun buruk. GGMU!
Referensi:
- https://www.manutd.com/en/news/detail/man-utd-official-club-statement-on-erik-ten-hag-28-oct
- https://www.manutd.com/en/news/detail/man-utd-appoint-ruben-amorim-as-new-head-coach
Biodata Penulis:
Deffa Rohman Wicaksono saat ini aktif sebagai mahasiswa, program studi Informatika, fakultas Teknologi Informasi dan Sains Data, di Universitas Sebelas Maret.