Solo, kota dengan julukan kota batik, yang terkenal dengan keramahan penduduknya serta budaya Jawanya yang kental, kota solo setiap tahunnya menyambut ribuan mahasiswa baru dari berbagai daerah di Indonesia, dengan berbagai cuaca yang berbeda-beda dari masing-masing daerahnya. Namun, di balik pesonanya sebagai kota pelajar, Solo memiliki tantangan tersendiri bagi para perantau yang baru pertama kali menginjakkan kaki dan merasakan bagaimana atmosfer kota ini, terutama soal cuaca panas yang menyengat, meskipun akhir-akhir ini solo beberapa kali diguyur hujan, cuaca di siang hari tetap saja terasa sangat panas.
sumber: rukita.co |
Bagi mahasiswa baru, adaptasi menjadi hal pertama yang harus mereka hadapi ketika sampai di kota ini, bukan hanya adaptasi mengenai lingkungan kampus, makanan, pergaulan, dan juga tempat-tempat baru, penyesuaian terhadap iklim Solo yang cenderung panas juga menjadi tantangan yang cukup berat bagi mereka untuk beradaptasi.
Cuaca Solo yang Panas
Letak geografis Solo yang berada di dataran rendah Jawa Tengah menjadikan suhu di kota ini relatif tinggi. Pada siang hari, suhu di Solo bisa mencapai 32-34 derajat Celcius, bahkan pada musim kemarau bisa lebih panas lagi. Meski akhir-akhir ini Solo sudah beberapa kali diguyur hujan, namun tetap saja cuacanya terasa panas. Padatnya bangunan yang ada di kota ini juga menambah panasnya suhu di sekitar, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang berasal dari daerah dengan cuaca sejuk atau lebih dingin. Terik, gerah, dan tidak nyaman menjadi keluhan yang umum bagi mahasiswa baru, terutama bagi mereka yang berasal dari daerah pegunungan atau daerah-daerah yang cuacanya cenderung dingin.
Dampak Cuaca Panas bagi Mahasiswa
Bagi sebagian mahasiswa, cuaca panas bukan hanya sekadar masalah kenyamanan, melainkan bisa memengaruhi kesehatan dan aktivitas harian mereka seperti aktivitas akademik. Berikut beberapa tantangan yang sering dirasakan oleh mahasiswa baru di Solo akibat cuaca panas:
1. Dehidrasi dan Kesulitan dalam Konsentrasi
Cuaca panas di Solo juga dapat memengaruhi kesehatan mereka. Panas yang berlebihan bisa menyebabkan dehidrasi, lemas, hingga sakit kepala. Banyak mahasiswa yang mengeluh merasa cepat lelah, apalagi jika harus berjalan kaki di bawah terik matahari dari kos menuju kampus. Hal ini membuat mereka harus lebih sering minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Cuaca yang panas juga membuat sebagian maba sulit berkonsentrasi saat belajar atau mengikuti kelas, terutama jika ruangan tidak ber-AC. Panas yang menyengat dapat mengganggu fokus dan kenyamanan mereka selama beraktivitas di kampus.
2. Aktivitas di Luar Ruangan Jadi Tantangan
Panasnya cuaca Solo membuat banyak maba merasa kesulitan beraktivitas di luar ruangan, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan suhu tinggi. Kampus dan aktivitas orientasi mahasiswa baru yang biasanya dilakukan di lapangan atau area terbuka sering kali terasa berat bagi mereka. Beberapa maba bahkan membawa kipas angin portabel atau minuman dingin untuk mengurangi rasa gerah saat beraktivitas di luar ruangan.
3. Mencari Kos ber-AC atau Kos dengan Ventilasi yang Baik
Bagi sebagian besar maba perantau, memilih kos dengan fasilitas AC atau ventilasi yang baik menjadi prioritas. Jika sebelumnya banyak yang merasa kos tanpa AC sudah cukup, kini cuaca Solo yang panas membuat mereka berpikir ulang. Mahasiswa yang terbiasa dengan udara sejuk di rumah asalnya merasakan perbedaan besar saat tidur malam di kos dengan cuaca yang hangat. Akibatnya, banyak dari mereka yang akhirnya memilih kos dengan AC meskipun harganya sedikit lebih mahal demi kenyamanan.
4. Pengeluaran Tambahan untuk Menjaga Diri Tetap Dingin
Cuaca panas di Solo juga berdampak pada pengeluaran para maba. Mereka perlu menyiapkan anggaran tambahan untuk menjaga diri tetap nyaman di tengah panasnya cuaca, misalnya dengan membeli kipas angin, kipas portabel, atau bahkan untuk sekedar membeli minuman dingin. Tak jarang, mereka juga lebih sering mengunjungi pusat perbelanjaan atau kafe ber-AC untuk sekadar mencari kesejukan, sesuatu yang mungkin jarang mereka lakukan di kota asal.
5. Sulit Beradaptasi dengan Panas di Siang dan Malam Hari
Bagi maba dari daerah dingin atau sejuk, panasnya Solo bukan hanya terasa di siang hari, tapi juga malam hari. Meskipun suhu menurun di malam hari, cuaca malam di Solo tetap terasa hangat bahkan cenderung panas bagi mereka yang tidak terbiasa. Banyak maba yang mengeluhkan sulit tidur pada malam hari karena panas, yang akhirnya memengaruhi kualitas tidur nereka dan berdampak pada produktivitas mereka di pagi harinya. Suasana yang panas ini membuat mereka harus mengatur ulang pola tidur dan beradaptasi dengan kenyataan bahwa suhu di Solo tidak akan sedingin yang mereka bayangkan.
6. Perubahan Rutinitas untuk Menghindari Panas
Cuaca Solo yang panas juga membuat para maba merubah rutinitas harian mereka. Banyak yang mulai memilih untuk beraktivitas di pagi hari atau setelah matahari terbenam agar terhindar dari panas yang menyengat. Beberapa maba memilih datang ke kampus lebih pagi untuk menghindari suhu terik, atau pulang lebih sore saat matahari sudah mulai terbenam. Meskipun perubahan ini cukup efektif, namun rutinitas baru ini terkadang membuat mereka merasa kurang fleksibel dan harus mengatur waktu dengan lebih teliti.
Adaptasi Mahasiswa Menghadapi Cuaca Solo
Walaupun cuaca panas terasa melelahkan, ada beberapa cara adaptasi yang dapat dilakukan mahasiswa untuk tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:
1. Menjaga Asupan Cairan
Minum air putih yang cukup adalah langkah awal yang sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Membawa botol minum ke mana pun pergi bisa menjadi kebiasaan baik agar tubuh tidak kekurangan cairan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.
2. Mengenakan Pakaian yang Nyaman
Pakaian berbahan katun yang ringan dan longgar bisa membantu tubuh tetap sejuk. Warna-warna cerah juga disarankan karena lebih efektif memantulkan panas dibandingkan warna gelap.
3. Memanfaatkan Waktu di Dalam Ruangan
Mengurangi paparan sinar matahari langsung bisa mengurangi rasa lelah akibat panas. Mahasiswa bisa memilih beristirahat atau belajar di perpustakaan kampus yang sejuk, atau ruang belajar yang ber-AC, terutama pada jam-jam terik antara pukul 11.00 hingga 15.00.
4. Mengatur jadwal kegiatan harian
Mengatur jadwal kegiatan harian yang baik dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya akan membantu mahasiswa untuk menghindari panasnya kota Solo, dengan mengatur jadwal untuk berkegiatan di pagi hari sebelum matahari terik atau bisa juga berkegiatan setelah matahari terbenam. Seperti berangkat pagi ke kampus dan pulang sore, memanfaatkan waktu luangnya untuk mengerjakan tugas di kampus atau di perpustakaan yang biasanya tersedia fasilitas AC sambil menunggu kelas. Jadi ketika matahari sudah tidak terik lagi mahasiswa bisa pulang, lalu beristirahat di rumah/kos karena tugas-tugasnya sudah dikerjakan di kampus.
Solo yang panas menjadi tantangan besar bagi para maba perantau di tahun 2024 ini. Meski cuaca bukan hal yang mudah diubah, pengalaman ini membuat mereka belajar untuk beradaptasi. Bagi mereka, Solo bukan hanya tentang kampus baru dan pengalaman budaya, tetapi juga tentang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda. Cuaca panas memang menjadi tantangan bagi mahasiswa baru yang merantau ke Solo. Namun, dengan berbagai upaya adaptasi dan sedikit penyesuaian diri, mahasiswa dapat mengatasi masalah ini dan tetap produktif dalam menjalani aktivitas akademik mereka. Tantangan ini justru menjadi pengalaman berharga yang akan menjadi bagian dalam perjalanan hidup mereka sebagai perantau, yang tentunya mengajarkan mereka arti ketangguhan dan adaptasi di lingkungan yang baru. Meski butuh waktu, perlahan-lahan mereka akan menemukan cara untuk tetap nyaman dan menikmati pengalaman hidup di Solo, kota yang tidak hanya panas, tetapi juga penuh cerita dan pelajaran.
Selamat datang di Solo!
Biodata Penulis:
Pradiyanti Nur Sulistiani, saat ini aktif sebagai mahasiswi di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis yang hobi menyanyi di waktu luang ini bisa disapa di Instagram @sul.listia.