Kota Solo, dikenal sebagai "The Spirit of Java", merupakan pusat budaya yang kaya dan beragam. Dengan sejarah panjang dan tradisi kuat, Solo menawarkan berbagai destinasi wisata menarik, terutama di malam hari. Salah satu tempat yang kini menjadi primadona adalah Koridor Gatsu, terletak di Jalan Gatot Subroto. Koridor ini merupakan ruang publik yang menampilkan seni, budaya, dan kehidupan malam dinamis.
Sejarah Koridor Gatsu bermula dari inisiatif Pemerintah Kota Solo untuk mengembangkan ruang publik yang mendukung seni dan budaya. Dengan kerja sama antara seniman, pelaku UMKM, dan masyarakat lokal, Koridor Gatsu kini menjadi simbol kebangkitan budaya di Kota Solo.
 |
| sumber: nagantour.com |
Pengalaman saya saat mengunjungi Koridor Gatsu sangat mengesankan. Setiap malam, koridor ini dipenuhi dengan pengunjung dari berbagai usia dan latar belakang. Koridor ini tidak hanya menjadi ajang berkumpulnya masyarakat, tetapi juga mencerminkan semangat kreativitas dan kolaborasi antar seniman. Berbagai karya seni mural memukau, hasil karya seniman lokal yang berpartisipasi dalam acara "Solo is Solo Street Art". Pengunjung dapat menikmati berbagai karya seni, seperti lukisan pada kanvas, payung, sendal, dan batu, serta kerajinan unik lainnya seperti baju ecoprit, produk tenun dan juga perhiasan manik-manik.
Selain itu, koridor ini menampilkan banyak hiburan menarik, unik, dan kreatif. Ada tari-tarian, live music, aksi sulap, bahkan pengunjung bisa bermain dengan kucing lucu di salah satu stand. Para pengunjung juga dapat melihat secara langsung proses pembuatan karya seni dan berinteraksi dengan seniman. Mereka dengan antusias menjelaskan proses kreatif mereka tentang proses pembuatan barang-barang tersebut dan cerita di baliknya. Interaksi ini menciptakan ikatan antara seniman dan pengunjung sehingga memperkuat rasa kebersamaan di tengah keberagaman yang ada.
Koridor Gatsu juga menjadi rumah bagi pelaku UMKM yang menjajakan produk-produk unik mereka. Dari kerajinan tangan hingga makanan khas, setiap stand menawarkan sesuatu yang berbeda. Hal ini mencerminkan komitmen masyarakat Solo untuk melestarikan kebudayaan dan memperkenalkannya kepada generasi muda.
Koridor Gatsu tidak hanya sekadar tempat wisata malam; ia adalah simbol kebangkitan budaya dan kreativitas di Kota Solo. Dengan adanya inisiatif seperti "Solo is Solo", harapan akan keberlanjutan seni dan budaya semakin nyata. Semoga ke depannya, lebih banyak ruang publik seperti ini dapat diciptakan untuk mendukung seniman dan pelaku UMKM, serta memperkaya pengalaman budaya masyarakat.
Koridor Gatsu Solo adalah destinasi wisata malam yang wajib dikunjungi. Dengan perpaduan keindahan seni, budaya, kuliner, dan hiburan, koridor ini menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Solo. Mari kita terus menjaga dan melestarikan kebudayaan serta mendukung seniman dan penari lokal.
Penulis: Audinna Fiska Patrisya