Pemanfaatan Instagram untuk Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun

Pantun sebagai warisan budaya Indonesia memiliki daya tarik yang tak hanya terletak pada strukturnya yang unik, tetapi juga pada makna mendalam ...

Pada era digital saat ini, anak-anak dan remaja lebih sering terpapar teknologi dan media sosial, termasuk platform berbagi foto dan video, Instagram. Media sosial yang awalnya hanya digunakan untuk berbagi momen pribadi, kini telah berkembang menjadi ruang interaksi kreatif yang sangat populer di kalangan generasi muda. Di sisi lain, dunia pendidikan pun dihadapkan pada tantangan untuk memanfaatkan teknologi ini secara produktif guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu bentuk pembelajaran yang dapat diperkenalkan dengan pendekatan digital adalah menulis pantun, yang seringkali dianggap sebagai salah satu materi yang kurang menarik bagi siswa Sekolah Dasar (SD).

Pantun sebagai warisan budaya Indonesia memiliki daya tarik yang tak hanya terletak pada strukturnya yang unik, tetapi juga pada makna mendalam yang terkandung dalam setiap baitnya. Sebagai salah satu bentuk sastra tradisional, pantun mengajarkan siswa untuk mengenal rima, kosakata, serta keteraturan dalam menyusun kalimat. Namun, pengajaran pantun di Sekolah Dasar sering kali cenderung kaku dan kurang memotivasi siswa untuk berkreasi. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pendidik untuk menemukan metode yang lebih menarik agar siswa tidak hanya memahami pantun, tetapi juga tertarik untuk menulisnya. Di sinilah Instagram, dengan berbagai fitur interaktifnya, dapat memberikan solusi inovatif.

Pemanfaatan Instagram untuk Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun

Menurut seorang pakar pendidikan digital, Dr. Yuniarti Prasetyo, pemanfaatan media sosial seperti Instagram dapat menjadi salah satu strategi inovatif untuk menjembatani kesenjangan antara dunia teknologi dan pendidikan. Ia menjelaskan bahwa Instagram memiliki daya tarik visual yang kuat, fitur interaktif, serta fleksibilitas dalam penyampaian materi, yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran kreatif, termasuk dalam menulis pantun.

"Ketika anak-anak diajak menggunakan platform yang sudah akrab dengan keseharian mereka, motivasi belajar akan meningkat secara signifikan."

Instagram, yang telah lama dikenal sebagai platform berbagi gambar dan video, kini menawarkan potensi besar dalam dunia pendidikan. Berbagai fitur yang dimiliki Instagram, seperti stories, reels, serta kolom komentar dan likes, dapat dimanfaatkan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Platform ini tidak hanya menyediakan ruang bagi siswa untuk berbagi hasil karya, tetapi juga untuk berinteraksi dengan teman-teman dan guru secara langsung. Dengan bantuan Instagram, siswa dapat mengunggah pantun yang mereka buat dan membagikannya dengan teman sekelas, yang kemudian dapat memberikan komentar atau feedback. Fitur visual Instagram memungkinkan siswa untuk memadukan pantun mereka dengan gambar atau video, sehingga karya mereka lebih menarik dan tidak monoton.

Menurut Dr. Yuniarti Prasetyo, seorang pakar pendidikan digital, media sosial seperti Instagram memiliki potensi besar dalam menghubungkan siswa dengan materi pembelajaran yang lebih menarik dan relevan dengan dunia mereka. "Anak-anak lebih tertarik pada media yang mereka kenal dan gunakan sehari-hari. Dengan memanfaatkan Instagram, pembelajaran dapat menjadi lebih menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif," ujarnya. Lebih lanjut, Dr. Yuniarti menambahkan bahwa pembelajaran berbasis media sosial tidak hanya melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga memperkenalkan siswa pada literasi digital yang sangat penting di dunia yang serba terhubung ini.

Strategi Mengintegrasikan Instagram dalam Pembelajaran Pantun

Pemanfaatan Instagram dalam pembelajaran pantun dapat dilakukan dengan berbagai cara yang kreatif dan menyenangkan. Salah satu pendekatan yang bisa diambil adalah dengan membuat akun Instagram kelas, siswa dapat mengunggah pantun yang mereka buat. Setiap minggu, guru dapat memberikan tantangan berupa tema-tema tertentu untuk ditulis dalam bentuk pantun, seperti tema lingkungan, persahabatan, atau bahkan cinta tanah air. Siswa kemudian dapat memposting pantun mereka di akun tersebut dan memberi kesempatan teman-temannya untuk memberikan umpan balik melalui komentar. Hal ini tidak hanya mendorong siswa untuk lebih giat menulis, tetapi juga mengajarkan mereka untuk memberikan kritik yang konstruktif kepada teman-temannya.

Fitur lain yang dapat dimanfaatkan adalah stories, yang memungkinkan siswa untuk membuat pantun secara spontan dan mengunggahnya dalam waktu singkat. Dengan stories, guru dapat mengadakan tantangan harian, setiap siswa diminta membuat pantun berdasarkan kata yang diberikan oleh guru, misalnya "pantun tentang alam" atau "pantun tentang keluarga". Setiap siswa bisa berkompetisi untuk membuat pantun yang paling kreatif dalam waktu tertentu, dan hasilnya dapat langsung diposting di akun Instagram kelas. Dengan cara ini, pantun tidak hanya menjadi tugas yang harus diselesaikan, tetapi juga sebuah permainan kreatif yang menyenangkan.

Manfaat dan Tantangan Penggunaan Instagram dalam Pembelajaran

Penggunaan Instagram untuk menulis pantun di kalangan siswa SD tentu membawa berbagai manfaat. Salah satunya adalah meningkatkan kreativitas siswa dalam berbahasa. Pantun sebagai bentuk ekspresi kreatif dapat menumbuhkan kecintaan siswa terhadap bahasa Indonesia, sekaligus memperkenalkan mereka pada sastra tradisional. Dengan platform yang memadukan kata dan gambar, siswa dapat lebih bebas berekspresi dan berkreasi, sehingga pembelajaran terasa lebih hidup dan menyenangkan. Selain itu, interaksi sosial di Instagram dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Saat karya mereka diapresiasi melalui komentar positif atau likes, mereka akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk terus berkarya.

Namun, tentu ada tantangan dalam implementasi metode ini. Pertama, tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap gadget dan internet. Beberapa siswa mungkin menghadapi kendala dalam hal akses teknologi, yang dapat membatasi partisipasi mereka dalam pembelajaran berbasis Instagram. Kedua, meskipun Instagram adalah platform yang menyenangkan, risiko gangguan tetap ada. Siswa yang menggunakan Instagram dapat teralihkan perhatiannya dengan konten lain yang tidak terkait dengan pembelajaran. Oleh karena itu, pengawasan dari orang tua dan guru sangat diperlukan untuk memastikan penggunaan Instagram tetap terfokus pada tujuan pembelajaran.

Menurut Dr. Ahmad Fauzan, seorang ahli pendidikan, "Penting bagi guru untuk mengatur waktu dan cara penggunaan media sosial dalam pembelajaran. Pemanfaatan Instagram harus disertai dengan pembelajaran tentang etika digital dan cara memanfaatkan teknologi secara bijak. Tanpa pengawasan yang tepat, penggunaan Instagram bisa berisiko menyebabkan gangguan pada konsentrasi belajar siswa."

Pemanfaatan Instagram untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun pada siswa SD merupakan langkah inovatif yang dapat menghubungkan dunia pembelajaran dengan dunia digital yang sudah akrab dengan siswa. Melalui Instagram, siswa tidak hanya dapat menulis dan berbagi pantun secara kreatif, tetapi juga berinteraksi dengan teman-teman mereka dan mendapatkan umpan balik yang membangun. Meskipun ada tantangan yang perlu dihadapi, seperti kesenjangan akses teknologi dan potensi gangguan, dengan pendekatan yang tepat, Instagram dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan menumbuhkan minat terhadap sastra tradisional di kalangan generasi muda. Seiring berjalannya waktu, pendekatan seperti ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak inovasi dalam pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan dan minat siswa di era digital.

Biodata Penulis:

Fitri Nur Anggraeni saat ini aktif sebagai mahasiswa, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di Universitas Peradaban, Bumiayu.

© Sepenuhnya. All rights reserved.