Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Stop Bully (Karya Hanun Dzatirrajwa)

Puisi "Stop Bully" berusaha membangkitkan kesadaran pembaca tentang dampak buruk dari bullying serta pentingnya untuk menolaknya dalam kehidupan ...

Stop Bully


Bully oh bully
Katakan tidak pada bully
Kau akan terus menderita
Jika kau menuruti bully

Bully oh bully
Apakah kau tak tahu
Bully membuat orang susah
Bully membuat orang sedih

Bully oh bully
Tolong jangan sakiti orang
Hanya karena perbedaan
Hanya karena selisih pendapat

Bully oh bully
Berserulah hentikan pada bully
Berserulah mundur untuk bully
Berserulah tolak pada bully

Bully oh bully
Dunia indah tanpa bully
Kesedihan sirna tanpa bully
Kebahagiaan datang tanpa bully

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Stop Bully" karya Hanun Dzatirrajwa adalah sebuah karya sastra yang secara langsung menyerukan penghentian tindakan perundungan (bullying). Dengan penggunaan repetisi yang kuat dan kalimat-kalimat singkat yang tegas, puisi ini berusaha membangkitkan kesadaran pembaca tentang dampak buruk dari bullying serta pentingnya untuk menolaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Pesan Moral yang Jelas dan Tegas

Puisi ini dimulai dengan seruan "Bully oh bully, Katakan tidak pada bully", yang secara eksplisit mengajak pembaca untuk tidak membiarkan bullying terjadi. Frasa ini menegaskan bahwa setiap individu memiliki peran dalam menghentikan praktik perundungan, baik sebagai korban, saksi, maupun pelaku yang harus menyadari kesalahannya.

Melalui kalimat "Kau akan terus menderita, Jika kau menuruti bully", puisi ini juga menyampaikan bahwa membiarkan bullying berlangsung tanpa perlawanan hanya akan memperparah penderitaan korban. Ini adalah pesan yang sangat relevan, terutama di era modern di mana perundungan tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga melalui media sosial atau cyberbullying.

Dampak Buruk dari Perundungan

Bagian selanjutnya menggambarkan secara jelas dampak buruk dari bullying dengan pernyataan, "Bully membuat orang susah, Bully membuat orang sedih". Ungkapan ini menyoroti efek emosional dan psikologis yang ditimbulkan oleh perundungan, yang dapat mengarah pada trauma jangka panjang, kehilangan rasa percaya diri, hingga depresi.

Selain itu, puisi ini juga menyinggung alasan mengapa seseorang menjadi korban bullying, yaitu perbedaan dan perselisihan pendapat:

"Tolong jangan sakiti orang,
Hanya karena perbedaan,
Hanya karena selisih pendapat."

Hal ini mencerminkan realitas bahwa banyak tindakan perundungan terjadi karena diskriminasi atau ketidaksepakatan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cara yang lebih baik, seperti dialog dan saling menghormati.

Ajakan untuk Melawan dan Menghentikan Bullying

Di bagian selanjutnya, puisi ini beralih dari sekadar menggambarkan dampak buruk bullying menjadi seruan yang lebih aktif untuk melawan dan menghentikannya:

"Berserulah hentikan pada bully,
Berserulah mundur untuk bully,
Berserulah tolak pada bully."

Repetisi kata "berserulah" memberikan penekanan pada pentingnya bersuara dalam menolak perundungan. Banyak kasus bullying terus berlanjut karena orang-orang di sekitarnya diam atau tidak berani berbicara. Oleh karena itu, puisi ini mengajak setiap individu untuk berani bersikap dan mengambil tindakan dalam menghentikan perundungan, baik dengan menegur pelaku, membela korban, maupun melaporkan kejadian bullying kepada pihak yang berwenang.

Dunia yang Lebih Baik Tanpa Bullying

Pada bagian akhir, puisi ini memberikan harapan akan dunia yang lebih baik jika bullying dihilangkan:

"Dunia indah tanpa bully,
Kesedihan sirna tanpa bully,
Kebahagiaan datang tanpa bully."

Gambaran ini menjadi sebuah motivasi bagi pembaca bahwa menghentikan bullying tidak hanya bermanfaat bagi korban, tetapi juga bagi seluruh masyarakat. Dengan menghilangkan budaya perundungan, akan tercipta lingkungan yang lebih damai, nyaman, dan penuh kebahagiaan.

Puisi "Stop Bully" karya Hanun Dzatirrajwa adalah sebuah seruan yang sangat penting dalam upaya melawan perundungan. Dengan struktur yang sederhana namun penuh repetisi dan penekanan, puisi ini secara efektif menyampaikan pesan bahwa bullying adalah tindakan yang menyakiti banyak orang dan harus dihentikan.

Lebih dari sekadar memberi tahu dampak buruknya, puisi ini juga mengajak pembaca untuk bersuara dan mengambil tindakan nyata dalam melawan bullying. Dunia yang lebih baik bisa terwujud jika setiap orang berani menolak perundungan dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan penuh empati.

Hanun Dzatirrajwa
Puisi: Stop Bully
Karya: Hanun Dzatirrajwa

Biodata Hanun Dzatirrajwa:
  • Hanun Dzatirrajwa lahir pada tanggal pada 15 November 2007 di Surabaya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.