Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Antara Ada-Tiada (Karya M. Nurgani Asyik)

Puisi "Antara Ada-Tiada" karya M. Nurgani Asyik bercerita tentang seorang individu yang mengalami kegelisahan spiritual. Dia merasa berada dalam ...
Antara Ada-Tiada

Ada sesuatu yang tiba-tiba terasa manakala Kau sadarkan
aku antara ada-tiada sebagai episode hidup; pertanyaan
pertanyaan resah masih menggelegah; adakah Engkau
di balik tirai yang belum boleh sampai jamahannya atau
nantikah?
Tapi seberapa jarakkah saat, bila kemudian aku
Kau berdirikan pada kenisbian waktu.
Ada sebenarnya lain, sesuatu yang terasakan;
Tapi aku sudah terbataskan benar.
Tuhan
apakah ini salah sebab kecurigaan atas keterbatasan?
Aku ternyata masih di alam nisbi
ada-tiada
Ketiadaan ini Tuhan; alangkah hidup terasa naif
dengan ketidakpastian dan ketidakmengertian
Kutanya ke mana makna kebenaran-Mu; di mana jawab
keadilan-Mu
sementara ketidakseimbangan telah sarat. Apakah kau
mesti menjadi nabi bagi diri sendiri
agar terhibur dari setiap kepincangan di depan mata
Tuhan, bukan aku terlalu menuntut
sebab kasih-Mu rahasia selalu; tapi ini batin berat sesuatu;
menghimpit
menjepit
dan sepi makin menikam kala dentang jam satu-satu, pasti
dan pertanyaan resah menggelegah masih jua melintas
apakah salah kecurigaan ini atas kenisbian dan keterbatasan?
Tuhan
aku selalu rebah dalam misteri-Mu

Yogyakarta 1987

Analisis Puisi:

Puisi "Antara Ada-Tiada" karya M. Nurgani Asyik merupakan refleksi batin seorang individu yang tengah mencari makna kehidupan, eksistensi, dan keadilan Tuhan. Dengan nada yang penuh kegelisahan, puisi ini menggambarkan pergulatan manusia dalam memahami keberadaannya di dunia yang penuh ketidakpastian.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah eksistensialisme dan pencarian makna kehidupan. Penyair mengungkapkan kegelisahan akan keterbatasan manusia dalam memahami takdir, kebenaran, dan keadilan Tuhan.

Makna Tersirat

Puisi ini menyiratkan bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh dengan pertanyaan tanpa jawaban pasti. Manusia sering kali berada dalam ketidakpastian antara ada dan tiada, seolah menjadi bagian dari kehidupan tetapi tetap merasa asing di dalamnya.

Beberapa makna tersirat dalam puisi ini antara lain:
  • Manusia selalu bergumul dengan pertanyaan tentang keberadaan Tuhan dan keadilan-Nya.
  • Hidup adalah misteri yang tak sepenuhnya bisa dijangkau oleh akal manusia.
  • Ketidakpastian adalah bagian dari kehidupan, dan manusia harus belajar menerima keterbatasan itu.
Puisi ini bercerita tentang seorang individu yang mengalami kegelisahan spiritual. Dia merasa berada dalam situasi antara ada dan tiada, mempertanyakan kehadiran Tuhan dan keadilan-Nya. Dalam ketidakpastian tersebut, dia merasakan beban batin yang berat dan merasa semakin terhimpit oleh misteri kehidupan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa gelisah, penuh pertanyaan, dan sedikit melankolis. Ada kesan kesepian dan pencarian tanpa jawaban, seolah penyair sedang berbicara kepada Tuhan dalam keheningan malam.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Beberapa pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah:
  • Hidup tidak selalu memberikan jawaban atas segala pertanyaan manusia.
  • Ketidakpastian dan keterbatasan adalah bagian dari eksistensi manusia di dunia.
  • Pencarian makna dan kebenaran adalah perjalanan batin yang harus terus dilakukan.
  • Tuhan selalu menjadi misteri, tetapi manusia tetap harus berserah diri kepada-Nya.

Imaji

Puisi ini menghadirkan beberapa imaji yang kuat:
  • Imaji eksistensial: "Aku ternyata masih di alam nisbi, ada-tiada" memberikan gambaran tentang keberadaan yang serba tidak pasti.
  • Imaji kesepian: "Sepi makin menikam kala dentang jam satu-satu, pasti" menggambarkan suasana malam yang sunyi dan mencekam.
  • Imaji keterbatasan: "Kutanya ke mana makna kebenaran-Mu; di mana jawab keadilan-Mu" mencerminkan kebingungan dan keterbatasan manusia dalam memahami Tuhan.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini, antara lain:
  • Personifikasi: "Sepi makin menikam" memberikan sifat manusiawi pada sepi, seolah-olah bisa menyerang seseorang.
  • Metafora: "Rebah dalam misteri-Mu" menggambarkan kepasrahan dalam ketidaktahuan terhadap Tuhan.
  • Repetisi: Kata "Tuhan" diulang beberapa kali untuk menekankan kegelisahan batin dan pencarian penyair.
Puisi "Antara Ada-Tiada" karya M. Nurgani Asyik adalah puisi yang menggambarkan pergumulan batin manusia dalam mencari makna hidup, keberadaan Tuhan, dan keadilan di dunia. Dengan bahasa yang puitis dan penuh renungan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan eksistensi diri dan keterbatasan manusia dalam memahami kehidupan.

Pada akhirnya, puisi ini mengingatkan kita bahwa hidup adalah misteri yang penuh dengan pertanyaan, dan Tuhan tetap menjadi rahasia yang tak sepenuhnya bisa dijangkau oleh akal manusia.

Puisi Sepenuhnya
Puisi: Antara Ada-Tiada
Karya: M. Nurgani Asyik
© Sepenuhnya. All rights reserved.