Analisis Puisi:
Puisi "Sa'i" karya Zeffry J. Alkatiri mengangkat tema spiritual dan perjuangan, khususnya dalam konteks ibadah haji. Puisi ini tidak hanya membahas ritual sa’i sebagai bagian dari ibadah, tetapi juga menggambarkannya sebagai simbol perjuangan hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Tema
Puisi ini bertemakan perjuangan dan pengorbanan, terutama dalam konteks spiritual dan sejarah. Sa’i, yang merupakan ritual berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah, diangkat sebagai simbol ketekunan, kerja keras, dan cinta seorang ibu terhadap anaknya.
Makna Tersirat
Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa perjuangan dalam hidup tidak pernah berhenti. Ritual sa’i bukan sekadar gerakan fisik dalam ibadah haji, tetapi mencerminkan semangat dan keteguhan hati yang diwariskan dari generasi ke generasi, terutama dari seorang ibu kepada anaknya. Penyair mengingatkan bahwa perjuangan sejati bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Puisi ini bercerita tentang ritual sa’i, yang merupakan bagian dari ibadah haji, di mana seseorang harus berjalan atau berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ritual ini berasal dari kisah perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim, dalam mencari air untuk anaknya, Ismail. Namun, dalam puisi ini, sa’i tidak hanya dipahami sebagai ritual ibadah, tetapi juga sebagai lambang perjuangan seorang ibu yang dengan penuh kasih dan keberanian menjaga kehidupan anak-anaknya.
Suasana dalam Puisi
Puisi ini menghadirkan suasana reflektif dan penuh penghormatan. Ada nuansa penghargaan terhadap perjuangan ibu, yang digambarkan melalui ritual sa’i yang dahulu dilakukan dalam kondisi berat di padang pasir yang panas dan terik.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan dalam puisi ini adalah bahwa perjuangan tidak pernah berhenti, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan. Seorang ibu adalah simbol keteguhan hati, kasih sayang, dan keberanian dalam menjaga kehidupan. Manusia seharusnya menghargai pengorbanan tersebut dengan meneruskan semangat perjuangan dalam kehidupan mereka.
Imaji
Puisi ini menghadirkan imaji yang kuat, antara lain:
- Imaji visual → "Berjalan di atas alas kerikil padang pasir" menggambarkan kondisi berat dan panasnya perjalanan dalam sa’i.
- Imaji gerak → "Melakukan Sa'i tujuh kali" menciptakan gambaran seseorang yang terus bergerak tanpa henti, mencerminkan ketekunan.
- Imaji perasaan → "Untuk mencurahkan jejak cinta dan keberanian" menggambarkan kasih sayang dan pengorbanan yang mendalam dari seorang ibu.
Majas
- Metafora → "Berjuang tanpa henti sehabis melahirkan" menggambarkan bahwa perjuangan seorang ibu tidak berhenti setelah melahirkan, tetapi terus berlanjut dalam membesarkan anaknya.
- Personifikasi → "Jejak cinta dan keberanian" menggambarkan cinta dan keberanian seolah-olah bisa meninggalkan jejak yang nyata.
- Hiperbola → "Semestinya kau melakukan Sa'i tujuh kali di luar ruang yang terik di siang hari" memberikan kesan betapa beratnya perjuangan, baik dalam ibadah maupun kehidupan.
Puisi "Sa'i" karya Zeffry J. Alkatiri menggambarkan bahwa ritual dalam ibadah memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar gerakan fisik. Sa’i bukan hanya tentang berjalan di antara dua bukit, tetapi juga melambangkan keteguhan hati, kasih sayang, dan perjuangan yang tak henti-henti, khususnya perjuangan seorang ibu dalam menjaga kehidupan anaknya. Dengan imaji yang kuat dan bahasa yang reflektif, puisi ini mengajak pembaca untuk memahami arti perjuangan dalam kehidupan secara lebih mendalam.