Kalau bicara soal Bangka Belitung, yang kebayang pasti pantai-pantainya yang indah, tambang timah yang mendunia, atau kuliner khas kayak otak-otak dan lempah kuning. Tapi ada satu hal penting yang kadang orang lupa: semua sektor itu butuh pondasi keuangan yang kuat supaya bisa berkembang. Dan pondasi itu adalah akuntansi.
Mungkin terdengar sepele ya. Banyak yang mikir akuntansi cuma soal ngitung debit kredit. Padahal, di dunia nyata, akuntansi itu yang menentukan apakah suatu usaha bisa bertahan atau malah tutup di tengah jalan.
Kenapa Akuntansi Penting?
Di Bangka Belitung, banyak banget usaha kecil, mulai dari nelayan, petani lada, pedagang kuliner, sampai pemilik homestay kecil-kecilan di dekat pantai. Tapi kebanyakan dari mereka belum terlalu perhatian sama pembukuan. Biasanya semua keuangan dicampur: uang usaha, uang belanja rumah, uang sekolah anak, semua masuk satu dompet.
Masalahnya, kalau pemasukan dan pengeluaran nggak dicatat, mereka sendiri jadi nggak tahu sebenarnya usaha mereka untung atau rugi. Akibatnya, susah banget buat berkembang. Mau pinjam modal ke bank? Disuruh bawa laporan keuangan, bingung sendiri.
Padahal, kalau dari awal sudah ada catatan sederhana, minimal tahu berapa omset sebulan dan berapa biaya operasional, itu sudah langkah maju banget. Nggak perlu ribet, cukup catat uang masuk dan keluar tiap hari, lama-lama jadi kebiasaan.
Kalau semua pelaku usaha di Bangka Belitung ngerti soal ini, bayangkan dampaknya: usaha kecil berkembang, ekonomi daerah ikut naik, lapangan kerja bertambah, dan tentu saja, kesejahteraan warga makin baik.
Pemerintah Daerah Sudah Mulai Bergerak
Untungnya, pemerintah daerah Bangka Belitung juga sadar pentingnya akuntansi. Beberapa tahun terakhir, laporan keuangan pemerintah daerah sudah banyak yang dapat predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK. Ini tandanya pengelolaan keuangan daerah sudah cukup transparan dan akuntabel.
Tapi perjalanan masih panjang. Tantangan berikutnya bukan cuma mempertahankan WTP, tapi bagaimana mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama pelaku usaha kecil, untuk melek akuntansi juga.
Karena apa? Percuma pemerintahnya sudah rapi, tapi warganya masih banyak yang jalan tanpa arah dalam urusan keuangan.
PR Kita Bersama: Literasi Keuangan
Sebenarnya banyak solusi yang bisa dilakukan. Misalnya, pemerintah atau komunitas bisnis bisa sering-sering adakan pelatihan akuntansi dasar untuk UMKM. Bukan sekadar teori, tapi praktik langsung: gimana sih cara bikin catatan kas harian, gimana cara bedain uang usaha sama uang pribadi.
Teknologi juga harus dimanfaatkan. Sekarang banyak aplikasi pembukuan gratis atau murah yang bisa dipakai lewat HP. Tinggal klik-klik, laporan keuangan jadi. Nggak perlu harus kuliah akuntansi dulu buat bisa pakai itu.
Selain itu, kampus-kampus di Bangka Belitung juga bisa lebih aktif. Mahasiswa akuntansi, misalnya, bisa diterjunkan untuk bantu UMKM di sekitarnya. Sekalian praktik, sekalian membantu masyarakat.
Akuntansi Itu Bukan Cuma Buat Laporan Pajak
Banyak orang pikir akuntansi itu ribet, penuh angka, dan cuma buat urusan pajak. Padahal sebenarnya akuntansi itu soal mengerti diri sendiri, dalam konteks usaha. Dengan akuntansi, kita tahu usaha kita sehat atau perlu suntikan.
Akuntansi itu juga soal membangun kepercayaan. Investor, bank, bahkan pelanggan pun lebih percaya sama usaha yang terlihat dikelola dengan profesional.
Kalau Bangka Belitung mau maju lebih cepat, fondasi kecil kayak akuntansi ini harus mulai diperhatikan. Mulai dari hal sederhana, mulai dari skala kecil, tapi kalau konsisten, hasilnya akan besar.
Karena dari pembukuan sederhana, mimpi besar bisa lahir.
Biodata Penulis:
Renal Pratama saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, di Universitas Bangka Belitung.