Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Menginspirasi Kebersamaan Lewat Kultum Subuh: "Bersedekah Tanpa Batas" oleh Kyai Khairuddin

Dalam Kultum Subuh, Kyai Khairuddin mengingatkan betapa pentingnya memperkuat nilai-nilai kemanusiaan melalui sikap saling berbagi. Ia menyebutkan ...

Pagi itu, suasana Masjid Al Muttaqin di Desa Sampih dipenuhi oleh kehangatan dan kedamaian. Setelah melaksanakan salat Subuh berjamaah, para jamaah duduk tenang menunggu wejangan pagi dari Kyai Khairuddin, seorang tokoh agama yang dihormati di kalangan masyarakat. Dengan senyumnya yang teduh, beliau mengawali kultumnya dengan mengangkat tema yang sarat makna: "Bersedekah dan Berbagi Sesama Tanpa Pandang Agama".

Kyai Khairuddin mengawali kultumnya dengan kutipan dari ayat suci Alquran yang menjadi dasar ajaran untuk berbagi:

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai." (QS. Ali-Imran: 92).

Ayat ini, menurut beliau, menjadi pengingat bahwa sedekah adalah bentuk nyata dari kebaikan yang sempurna. Dalam perspektif Islam, kebaikan tidak mengenal batas agama, suku, atau status sosial. "Harta yang kita sedekahkan dengan ikhlas tidak akan berkurang, tetapi justru menjadi berkah," jelas Kyai Khairuddin, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW:

"Harta tidak akan berkurang dengan bersedekah, dan seorang hamba yang pemaaf akan Allah tambahkan kewibawaan baginya." (HR. Muslim).

Dalam kultumnya, Kyai Khairuddin mengingatkan betapa pentingnya memperkuat nilai-nilai kemanusiaan melalui sikap saling berbagi. Ia menyebutkan bahwa sedekah tidak hanya sekadar memberikan harta, tetapi juga mencakup perhatian, kasih sayang, dan kebijaksanaan dalam membantu orang lain. Kyai Khairuddin menegaskan bahwa esensi sedekah adalah menciptakan harmoni dan rasa saling peduli di tengah masyarakat yang majemuk.

Kultum Subuh
(Tampak jamaah sedang menyimak pengajian di masjid almuttaqin sampih)

"Sedekah adalah wujud syukur kepada Allah. Ketika kita memberi, kita tak hanya meringankan beban orang lain, tetapi juga menyucikan hati dan mempererat persaudaraan," ujarnya dengan suara yang menggugah hati.

Kyai Khairuddin juga menyampaikan kisah-kisah inspiratif dari kehidupan Rasulullah SAW. Salah satu kisah yang disampaikan adalah bagaimana Rasulullah SAW dengan penuh empati membantu seorang non-Muslim yang sedang kelaparan. Rasulullah tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga memperlakukannya dengan penuh kehormatan.

Kisah ini, menurut Kyai Khairuddin, adalah pelajaran penting bahwa sedekah sejatinya tidak mengenal batas. "Ketika kita berbagi dengan orang lain tanpa memandang identitas mereka, kita sedang menjalankan sunnah Rasulullah. Ini adalah cara kita meneladani beliau," tuturnya dengan penuh semangat.

Kyai Khairuddin juga menekankan kembali bahwa sedekah memiliki kekuatan untuk memperbaiki hubungan sosial. Dalam masyarakat yang beragam seperti di Desa Sampih, sedekah dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai perbedaan. Ia mengutip sebuah kisah dari kitab Ihya 'Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, di mana seorang dermawan yang memberi tanpa memandang siapa penerimanya mendapatkan keberkahan yang berlipat ganda.

"Dalam sedekah, tidak ada ruang untuk prasangka. Kita tidak bertanya siapa mereka, tetapi bertanya apa yang bisa kita lakukan untuk mereka," ujar Kyai Khairuddin. Ia mengingatkan jamaah bahwa Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang peduli terhadap sesama. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alquran:

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan." (QS. Al-Insan: 8).

Menurut beliau, ayat ini menjadi bukti bahwa dalam pandangan Allah, sedekah adalah tindakan yang melampaui batas agama dan status sosial.

Sebagai penutup kultumnya, Kyai Khairuddin mengajak jamaah untuk menjadikan sedekah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Ia mendorong para jamaah untuk memulai dari hal-hal kecil, seperti membantu tetangga, memberikan senyuman, atau bahkan menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan untuk mereka yang membutuhkan. Semoga kita semua terinspirasi oleh pesan Kyai Khairuddin dan terus menyemai kebaikan di dunia yang membutuhkan lebih banyak cinta dan solidaritas.

Penulis: Azzani Izza Fahrezi

© Sepenuhnya. All rights reserved.