Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, dengan total penduduknya yang tembus 281,6juta jiwa (2024). Dengan penduduknya yang banyak, tak mungkin bila Indonesia tidak memiliki permasalahan di negaranya, tentunya banyak sekali masalah yang terjadi di negara ini yang bahkan sampai saat ini masih belum bisa teratasi.
Salah satu permasalahan yang banyak terjadi di Indonesia adalah kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan suatu perilaku yang melanggar hukum, norma, dan aturan dalam masyarakat yang dilakukan oleh remaja. Hal ini dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Contoh dari perilaku kenakalan remaja tersebut adalah seks bebas, mabuk-mabukan, tawuran, pembullyan, narkoba, pemerkosaan, judi dan masih banyak lagi.
| sumber: berbagaireviews.com |
Kenakalan remaja bisa terjadi karena didorong oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya gangguan psikologis, keegoisan, tidak bisa mengontrol emosi, dan kepribadian seorang remaja yang masih labil. Sedangkan, faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan, keluarga, dan pergaulan.
Kenakalan remaja harus segera dicegah, karena jika dibiarkan terus menerus akan merusak moral, mental, serta harga diri anak muda yang memberi dampak negatif pada pembangunan nasional. Mencegah terjadinya kenakalan remaja dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain, membekali anak muda dengan ajaran agama sebagai fondasi dalam berperilaku. Dengan mempunyai pengetahuan agama, remaja bisa membatasi dirinya dan mengetahui hal apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh untuk dilakukan.
Selain itu peran orang tua juga penting untuk selalu memberikan kasih sayang kepada anak dan juga mengawasi perilaku anak. Orang tua tidak perlu mengekang, melainkan membiarkan anak melakukan apapun asalkan masih dalam batas wajar. Bila sang anak sudah melewati batas wajar, orang tua perlu memberitahukan kepada anak akan dampak yang bisa terjadi jika anak terus melakukan hal tersebut. Yang terpenting, seorang remaja harus pintar dalam memilih pergaulan dan memperkuat ketahanan diri agar tidak terjerumus ke pergaulan yang negatif dan tidak sehat.
Biodata Penulis:
Amanda Kartika Sari lahir pada tanggal 18 Juli 2006 di Bekasi. Saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi.