Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Riyoyo, Tradisi Unik sebagai Simbol Kebersamaan

Pelaksanaan tradisi Riyoyo hampir sama di setiap daerah di Jawa. Bagi warga Desa Juragan, tradisi Riyoyo menjadi simbol rasa syukur dan kebersamaan.

Kata Riyoyo tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Ada yang mengatakan awalnya kata Riyoyo berasal dari riroyo. Riroyo merupakan gabungan dari “ri” yang artinya hari dan “royo” yang artinya raya atau besar. Kata riroyo cukup sulit diucapkan sehingga lama-kelamaan menjadi Riyoyo. Riyoyo merupakan tradisi yang sudah ada di Jawa sejak dulu. Kelestariannya masih terjaga hingga sekarang. Riyoyo sendiri adalah tradisi yang memiliki makna mensyukuri nikmat Allah. Tradisi ini dilakukan untuk memperingati hari raya Islam seperti Idul Fitri maupun Idul Adha.

foto warga melakukan tradisi riyoyo
foto warga melakukan tradisi riyoyo

Pelaksanaan tradisi Riyoyo hampir sama di setiap daerah di Jawa. Bagi warga Desa Juragan, tradisi Riyoyo menjadi simbol rasa syukur dan kebersamaan. Di Batang, tepatnya di desa Juragan, Riyoyo selalu dilakukan saat setelah salat Id dan hari ke 7 setelah lebaran. Warga akan berduyun-duyun datang ke mushola dengan membawa ketupat, lontong, dan opor ataupun sayur lodeh. Kemudian warga berdoa bersama dengan dipimpin oleh ustadz.

Ada yang unik dari tradisi Riyoyo di desa Juragan. Saat setelah selesai membaca doa bersama, warga akan mencampur semua aneka opor maupun lodeh ke dalam satu wadah besar kemudian mengaduknya. Ini dikarenakan setiap makanan yang dibawa warga berbeda, sehingga mencampurnya merupakan cara agar semuanya mendapatkan rasa yang sama dan saling melengkapi. Meskipun terlihat tidak biasa, namun rasanya tetap enak. Hal tersebut seperti menyiratkan nilai kebersamaan dan keadilan dalam satu waktu. Selanjutnya warga bersama-sama menyantap hidangan tadi. Ketupat maupun lontong yang tersisa akan dibagikan dan dibawa pulang oleh masing-masing warga.

Tradisi Riyoyo sudah mengakar dan menjadi budaya masyarakat Jawa. Riyoyo tidak dilakukan setiap waktu, itu yang menjadikan Riyoyo istimewa. Riyoyo juga mempererat tali silaturahmi. Hal ini diwujudkan dalam momen makan bersama-sama.

Eka Aprilia

Biodata Penulis:

Eka Aprilia, lahir pada tanggal 16 April 2006 di Batang, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Tadris Bahasa Inggris, di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.