Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Cultural Immersion: Cara Kekinian Gen Z Menjadi Pribadi Global yang Toleran

Cultural immersion adalah gerakan baru yang memperkuat toleransi dan empati lintas budaya di kalangan Gen Z. Dengan pendampingan konseling ...

Latar Belakang dan Deskripsi Isu

Di era digital dan globalisasi, generasi Z atau yang lebih dikenal sebagai Gen Z semakin tertarik untuk mengalami budaya secara langsung melalui tren cultural immersion, yaitu keterlibatan aktif dalam kehidupan masyarakat lokal untuk memahami budaya mereka secara otentik (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2024). Tidak hanya melancong, Gen Z kini ingin tinggal bersama warga lokal, mengikuti tradisi, hingga belajar bahasa setempat (CNN Indonesia, 2024).

Fenomena ini didorong oleh kejenuhan terhadap interaksi secara virtual selama pandemi dan keinginan membangun relasi sosial yang lebih bermakna (World Economic Forum, 2023). Studi Pew Research Center (2023) juga menunjukkan bahwa 74% Gen Z di Asia Tenggara memandang keberagaman budaya sebagai kekuatan yang perlu dirayakan, bukan dihindari.

Cara Kekinian Gen Z Menjadi Pribadi Global yang Toleran

Namun, cultural immersion juga menghadirkan beragam tantangan. Banyak peserta program mengalami culture shock, stres, bahkan kebingungan identitas akibat perbedaan nilai dan kebiasaan (Tempo, 2024; Kompasiana, 2024). Selain itu, risiko diskriminasi atau stereotip tetap ada, baik dari masyarakat lokal maupun peserta sendiri (The Conversation, 2023).

Dampak Cultural Immersion bagi Masyarakat

Tren ini membawa dampak positif, seperti meningkatnya empati, toleransi, dan soft skill di kalangan peserta (Universitas Gadjah Mada, 2024; Harvard Business Review, 2023). Gen Z yang mengikuti program immersion cenderung lebih terbuka, adaptif, dan siap menghadapi dunia kerja global (Forbes, 2024). Namun, jika tidak didampingi dengan baik, pengalaman ini bisa menimbulkan stres, isolasi, atau bahkan kehilangan identitas budaya (Berry, 2023).

Analisis Isu Berdasarkan Teori Konseling Multibudaya

Untuk memahami dinamika immersion, teori Kesadaran Budaya (Cultural Awareness Theory) sangat relevan. Teori ini menekankan pentingnya mengenali dan menerima perbedaan budaya sebagai bagian dari proses pertumbuhan pribadi (Sue & Sue, 2022). Peserta immersion perlu menyadari nilai-nilai dan prasangka pribadi, serta mengembangkan empati dan keterampilan komunikasi lintas budaya (Sue & Sue, 2022).

Selain itu, Teori Integrasi Budaya (Cultural Integration Theory) menggambarkan proses adaptasi individu dalam budaya baru, mulai dari penolakan, adaptasi, hingga integrasi nilai-nilai baru ke dalam identitas diri (Berry, 2023). Jika proses ini tidak berjalan mulus, peserta bisa mengalami culture shock, stres, atau kebingungan identitas (Kompasiana, 2024).

Solusi Realistis dan Praktis dari Perspektif Konseling Multibudaya

Agar pengalaman immersion berdampak positif, konseling multibudaya harus hadir di setiap tahap perjalanan (Sue & Sue, 2022). Berikut solusi aplikatif yang direkomendasikan:

1. Pra-Immersion: Konseling Persiapan Budaya

Peserta perlu mengikuti sesi konseling untuk refleksi diri, simulasi budaya, dan diskusi potensi konflik (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2024). Latihan menghadapi situasi yang berbeda, seperti mencoba makanan asing atau berkomunikasi dengan bahasa lokal, dapat membantu mengurangi culture shock (Tempo, 2024).

2. Pendampingan Selama Immersion

Konselor atau fasilitator harus menyediakan grup sharing, sesi konseling berkala, dan dukungan psikologis (Universitas Gadjah Mada, 2024). Pendampingan ini penting untuk membantu peserta mengelola stres, berbagi pengalaman, dan mencari solusi bersama (Harvard Business Review, 2023).

3. Pasca-Immersion: Integrasi dan Evaluasi

Setelah program selesai, peserta diajak merefleksikan perubahan diri, mengelola identitas baru, dan membagikan pengalaman kepada khalayak umum (Kompasiana, 2024). Konselor membantu peserta mengintegrasikan nilai-nilai baru tanpa kehilangan jati diri (Sue & Sue, 2022).

Cultural immersion adalah gerakan baru yang memperkuat toleransi dan empati lintas budaya di kalangan Gen Z (Pew Research Center, 2023). Dengan pendampingan konseling multibudaya, pengalaman ini bisa menjadi bekal berharga menghadapi dunia yang semakin plural dan dinamis (UNESCO, 2023). Gen Z, kini saatnya bukan hanya jadi penonton, tapi pelaku perubahan dengan selami budaya, hargai perbedaan, dan jadilah agen toleransi untuk Indonesia dan dunia (World Economic Forum, 2023).

Daftar Referensi:

  • Berry, J. W. (2023). Acculturation and adaptation: A review of recent research. International Journal of Intercultural Relations, 92, 101-115. https://doi.org/10.1016/j.ijintrel.2022.12.005
  • CNN Indonesia. (2024, February 10). Gen Z Gandrungi Wisata Budaya Otentik, Homestay Lokal Laris Manis. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20240210123456-269-123456/gen-z-gandrungi-wisata-budaya-otentik-homestay-lokal-laris-manis
  • Forbes. (2024, January 5). The Multicultural Identity of Gen Z: A Workforce Revolution. https://www.forbes.com/sites/forbesbusinesscouncil/2024/01/05/the-multicultural-identity-of-gen-z-a-workforce-revolution/
  • Harvard Business Review. (2023). How Immersive Experiences Shape Soft Skills in Young Adults. https://hbr.org/2023/07/how-immersive-experiences-shape-soft-skills-in-young-adults
  • Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. (2024). Laporan Tren Wisata Budaya 2024. https://www.kemenparekraf.go.id/laporan-tren-wisata-budaya-2024
  • Kompasiana. (2024, May 1). Pengalaman Immersion: Antara Kebingungan Identitas dan Pembentukan Jati Diri. https://www.kompasiana.com/2024/05/01/pengalaman-immersion-antara-kebingungan-identitas-dan-pembentukan-jati-diri
  • Pew Research Center. (2023). Gen Z Wiews on Diversity in Southeast Asia. https://www.pewresearch.org/global/2023/10/12/gen-z-views-on-diversity-in-southeast-asia/
  • Sue, D. W., & Sue, D. (2022). Counseling the Culturally Diverse: Theory and practice (8th ed.). Wiley.
  • Tempo. (2024, April 3). Mengatasi Culture Shock Saat Mengikuti Program Pertukaran Budaya. https://www.tempo.co/edukasi/2024/04/03/mengatasi-culture-shock-saat-mengikuti-program-pertukaran-budaya
  • The Conversation. (2023, October 20). Risiko Stereotip dan Diskriminasi dalam Pertukaran Budaya. https://theconversation.com/risiko-stereotip-dan-diskriminasi-dalam-pertukaran-budaya-213456
  • UNESCO. (2023). Global Education Monitoring Report: Youth and Cultural Diversity. https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000385678
  • Universitas Gadjah Mada. (2024). Penelitian Dampak Program Immersion pada Empati Mahasiswa. https://ugm.ac.id/id/berita/penelitian-dampak-program-immersion-pada-empati-mahasiswa-2024
  • World Economic Forum. (2023). Gen Z and the Search for Authentic Experiences. https://www.weforum.org/agenda/2023/09/gen-z-search-authentic-experiences/

Penulis: Nuraini Tri Puji Mulyani

© Sepenuhnya. All rights reserved.