Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Mencari Rupiah di Jalanan Kota: Menjadi Driver Ojek Online sebagai Pendukung Kehidupan

Ojek online kini telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Dengan kerja keras dan ketekunan para driver seperti Pak Trisno, layanan ...

Di sudut-sudut kota Yogyakarta yang tak pernah tidur, ribuan roda terus berputar, mengantar harapan dan perjuangan hidup. Salah satunya adalah roda motor milik Pak Trisno (45) seorang driver ojek online yang bahkan sejak pagi buta hingga larut malam berkeliling mencari nafkah. Bagi sebagian orang, menjadi driver ojek online hanyalah pekerjaan biasa, sekadar mengantar penumpang atau mengirim makanan. Namun, bagi mereka yang menjalaninya, profesi ini adalah denyut nadi kehidupan, penopang keluarga, dan jalan untuk meraih impian.

Menjadi Driver Ojek Online sebagai Pendukung Kehidupan
Sumber: kemenag.go.id

Pak Trisno dulunya bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan manufaktur. Namun, pandemi Covid-19 yang melanda beberapa tahun lalu mengubah nasibnya. Ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan harus mencari cara untuk tetap menghidupi keluarganya. “Awalnya saya cuma coba-coba. Saya pikir ini sementara, sambil menunggu panggilan kerja. Tapi setelah beberapa bulan, ternyata penghasilannya cukup stabil,” ungkapnya. Dengan fleksibilitas waktu dan kemudahan dalam mendapatkan pelanggan melalui aplikasi, ia mulai terbiasa dengan kehidupan sebagai driver ojek online. “Dulu susah nyari pelanggan karena saya masih driver baru, tapi lama-lama, setelah rating saya bagus, orderan jadi lebih lancar,” tambahnya.

Kehadiran ojek online membawa perubahan ke dalam kehidupan banyak orang. Ojek online yang pada mulanya sebagai metode transportasi peralihan dari ojek pangkalan semakin berinovasi hingga bisa mengirimkan makanan serta barang dengan murah, cepat, dan efisen. Masyarakat juga kebanyakan merespon positif dengan adanya ojek online, dengan alasan bahwa menggunakan sarana ojek online bisa lebih nyaman karena di jemput dan di antarkan langsung ke lokasi tujuan. Tarif harga yang diberikan juga sesuai dengan perkiraan jarak tempuh dan lebih jelas, tidak ditembak harga seenaknya. Bagi driver seperti Pak Trisno, Ojek online bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga menjadi bagian dari kesehariannya. "Saya bisa atur sendiri jam kerja. Kalau butuh istirahat atau ada keperluan keluarga, saya tinggal off aplikasi sebentar," tambahnya. 

Di tengah berbagai kesulitan, ada juga momen-momen yang memberikan semangat. Salah satunya adalah saat ia mengantar seorang ibu hamil ke rumah sakit. “Waktu itu saya panik, tapi berusaha tetap tenang dan buru-buru ke rumah sakit. Sampai di sana, keluarganya langsung berterima kasih. Rasanya senang bisa membantu,” kenangnya. Tak jarang pula ia bertemu pelanggan yang sangat menghargai pekerjaannya. “Pernah ada pelanggan yang kasih tip 50 ribu karena katanya saya ramah dan motor saya bersih. Hal-hal kecil seperti itu yang bikin semangat,” tambahnya dengan senyum.

Banyaknya driver menjadi kesulitan tersendiri bagi Pak Trisno. Persaingan antar-driver untuk mendapatkan pelanggan semakin ketat terlebih di daerah perkotaan, bahkan tak jarang menemukan driver yang menyediakan cemilan guna memuaskan pengalaman para pelanggannya. "Kadang kalau sepi order, saya harus pindah lokasi ke tempat yang lebih ramai," ungkap Pak Trisno. Selain itu, harga bahan bakar yang terus naik juga menjadi tantangan. "Sekarang bensin makin mahal, jadi saya harus pintar-pintar mengatur perjalanan supaya lebih efisien dan nggak boros bahan bakar," katanya. Keamanan di jalan juga menjadi perhatian utama. Sebagai driver, Pak Trisno harus selalu waspada terhadap kondisi lalu lintas yang padat dan pelanggan yang tidak selalu kooperatif. "Ada juga penumpang yang tiba-tiba batalkan pesanan saat saya sudah di lokasi. Itu juga cukup merepotkan," tambahnya.

Pak Trisno tetap optimistis bahwa profesi sebagai driver ojek online masih memiliki masa depan yang cerah. “Yang penting kita tetap semangat, jaga pelayanan supaya pelanggan puas, dan terus mengikuti aturan yang ada. Kalau pelanggan senang, mereka pasti akan lebih sering pakai layanan kita,” ujarnya. Namun, ia juga menyadari bahwa profesi ini tidak bisa dijalani selamanya. Oleh karena itu, ia mulai menabung dan berencana membuka usaha kecil-kecilan di masa depan. “Saya nggak mau selamanya di jalan. Kalau ada rezeki, saya ingin buka warung atau usaha lain buat jangka panjang,” katanya.

Ojek online kini telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Dengan kerja keras dan ketekunan para driver seperti Pak Trisno, layanan ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi banyak orang. 

Pertanyaan Wawancara:

  1. Bagaimana awal mula menjadi driver ojek online?
  2. Apa alasan utama memilih profesi ini?
  3. Bagaimana perbandingan penghasilan dari pekerjaan sebelumnya dengan sebagai driver ojek online?
  4. Apa tantangan terbesar yang dihadapi selama bekerja sebagai driver ojek online?
  5. Apakah ada pengalaman menarik atau mengesankan selama mengantar penumpang?
  6. Bagaimana pendapat tentang persaingan antar-driver di lapangan?
  7. Apa dampak kenaikan harga BBM terhadap pekerjaan sebagai ojek online?
  8. Bagaimana cara mengatur waktu kerja agar tetap seimbang dengan kehidupan keluarga?
  9. Apa pendapat pelanggan tentang layanan ojek online?
  10. Apakah ada rencana lain di masa depan selain menjadi driver ojek online?

Biodata Penulis:

Muhammad Hafiz Kurniawan, lahir pada tanggal 14 September 2005 di Jakarta, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, di Universitas Negeri Yogyakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.