Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Peran Akuntansi dalam Menunjang Transparansi Usaha Tambang Timah Rakyat di Bangka

Akuntansi memiliki peran penting dalam menciptakan transparansi dan keadilan dalam UTTR. Dengan penerapan sistem pencatatan yang sederhana, pelaku ...

Bangka Belitung, sebagai salah satu penghasil timah terbesar di Indonesia, memiliki sektor tambang timah rakyat (UTTR) yang menjadi penghidupan bagi banyak masyarakat. Namun, keberadaan sektor ini sering kali tidak terkelola dengan baik, terutama dalam hal transparansi dan akuntabilitas keuangan. Tanpa sistem pencatatan yang jelas, banyak masalah muncul, seperti kebocoran pendapatan dan pembagian hasil yang tidak adil.

Akuntansi memiliki peran penting dalam menciptakan transparansi dan keadilan dalam UTTR. Dengan penerapan sistem pencatatan yang sederhana, pelaku UTTR dapat memisahkan keuangan pribadi dan usaha, mencatat hasil produksi, serta memantau arus kas masuk dan keluar. Ini memungkinkan pembagian hasil yang lebih adil dan mencegah penyalahgunaan dana.

Peran Akuntansi dalam Menunjang Transparansi Usaha Tambang Timah Rakyat di Bangka

Selain itu, laporan keuangan yang transparan memudahkan pihak pemerintah untuk mengawasi dan menarik pajak atau retribusi yang seharusnya diterima dari sektor ini. Hal ini juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pihak terkait terhadap keberlanjutan usaha tambang rakyat.

Untuk mendukung implementasi akuntansi dalam UTTR, pemerintah dan pihak terkait dapat memberikan pelatihan dasar akuntansi kepada para pelaku usaha tambang. Pendekatan yang sederhana, seperti pencatatan harian atau penggunaan aplikasi berbasis mobile, bisa menjadi solusi untuk mempermudah pelaporan keuangan.

Di beberapa wilayah, seperti Belitung Timur, penerapan akuntansi sederhana telah membantu kelompok tambang rakyat meningkatkan pendapatan dan transparansi. Kelompok ini menggunakan template laporan produksi dan biaya yang sederhana, yang membantu mereka mengelola usaha dengan lebih baik dan memperoleh dukungan lebih besar dari pemerintah.

Penerapan akuntansi dalam UTTR dapat memperkuat sektor ini secara keseluruhan, memastikan transparansi yang lebih besar, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

Namun, tantangan dalam menerapkan akuntansi di sektor tambang timah rakyat tentu tidak sedikit. Banyak pelaku usaha tambang yang masih bekerja secara tradisional dan belum terbiasa dengan sistem pencatatan keuangan. Beberapa bahkan masih mengandalkan ingatan untuk mencatat hasil produksi maupun pengeluaran harian, yang rawan kelupaan dan tidak akurat.

Di sinilah peran pendampingan menjadi krusial. Pemerintah daerah, koperasi, ataupun LSM yang fokus pada penguatan ekonomi lokal dapat berperan sebagai fasilitator. Dengan pendekatan yang humanis dan tidak menggurui, pelatihan akuntansi bisa dikemas secara praktis, menggunakan bahasa lokal, serta studi kasus yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Ini penting agar para penambang tidak merasa bahwa akuntansi adalah hal yang rumit atau hanya untuk kalangan "orang kantoran".

Selain itu, penggunaan teknologi sederhana bisa menjadi terobosan penting. Di era digital ini, banyak aplikasi pencatatan keuangan yang ringan dan gratis bisa disesuaikan untuk kebutuhan UTTR. Aplikasi ini bisa diakses lewat ponsel pintar yang kini sudah cukup umum digunakan, bahkan di pelosok Bangka Belitung. Dengan fitur seperti pencatatan harian, perhitungan pembagian hasil, hingga pelaporan berkala, teknologi bisa menjembatani keterbatasan pengetahuan tanpa menghilangkan nilai gotong royong yang melekat dalam usaha tambang rakyat.

Transparansi keuangan yang dihasilkan dari praktik akuntansi yang baik tidak hanya berdampak positif bagi internal kelompok usaha, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih sehat dengan pihak luar. Misalnya, dalam proses pengajuan izin, akses pembiayaan, atau kerjasama dengan investor lokal. Ketika data keuangan tersedia dan terstruktur, kepercayaan akan tumbuh—bukan hanya dari pihak pemerintah, tapi juga dari masyarakat sekitar yang ingin tahu seberapa besar kontribusi kegiatan tambang terhadap lingkungan dan ekonomi lokal.

Lebih jauh lagi, data keuangan yang rapi akan sangat berguna dalam perencanaan jangka panjang. Pelaku UTTR bisa mulai berpikir lebih strategis—menilai kapan saatnya menambah alat, memperluas lahan kerja, atau bahkan diversifikasi usaha. Ini tentu menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi yang lebih kokoh dan berkelanjutan.

Dengan demikian, akuntansi bukan sekadar alat pencatat angka, tapi bisa menjadi pondasi penting dalam transformasi usaha tambang timah rakyat. Jika diterapkan dengan konsisten dan didukung oleh ekosistem yang mendukung, akuntansi mampu membawa perubahan besar: dari usaha kecil yang penuh risiko dan ketidakpastian menjadi usaha rakyat yang transparan, adil, dan berdampak positif bagi pembangunan daerah Bangka Belitung.

Aulia Cintya Bella

Biodata Penulis:

Aulia Cintya Bella saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Bangka Belitung, prodi Akuntansi.

© Sepenuhnya. All rights reserved.