Bangka Belitung, sebuah provinsi yang dikenal dengan kekayaan alamnya, terutama timah, menghadapi tantangan besar dalam menciptakan ekonomi yang berkelanjutan. Ketergantungan pada sektor timah yang menyumbang hampir 20% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menyebabkan ekonomi daerah ini rentan terhadap volatilitas harga global dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan. Dalam konteks ini, akuntansi memiliki peran strategis yang krusial dalam memperkuat ekonomi daerah dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Di tingkat pemerintahan, akuntansi menjadi alat vital dalam mengelola dan mengawasi penggunaan anggaran. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah berhasil mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama enam tahun berturut-turut. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan publik, tetapi juga menciptakan iklim investasi yang lebih stabil dan menarik bagi sektor swasta. Hal ini memberikan sinyal positif bagi investor dan memperlihatkan komitmen pemerintah terhadap tata kelola yang baik, yang sangat penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Untuk sektor swasta, khususnya UMKM, yang jumlahnya mencapai lebih dari 100.000 unit usaha, akuntansi memegang peranan penting dalam memperkuat daya saing. Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM di Bangka Belitung yang belum menerapkan pembukuan yang memadai. Hal ini menghambat akses mereka terhadap pembiayaan dan memperlambat pertumbuhan bisnis. Pembukuan yang rapi dan terorganisir bukan hanya sebagai kewajiban pajak, tetapi juga sebagai dasar untuk membuat keputusan strategis yang lebih baik, membangun kepercayaan dengan lembaga keuangan, dan membuka peluang kemitraan. Ke depan, dukungan terhadap digitalisasi akuntansi dan pembukuan berbasis teknologi akan sangat membantu UMKM di daerah ini untuk lebih efisien dalam mengelola usaha mereka.
Selain itu, sektor-sektor alternatif yang berpotensi menjadi penopang ekonomi Bangka Belitung, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata, memerlukan pengelolaan keuangan yang efisien. Dengan sistem akuntansi yang baik, pemerintah dapat merancang kebijakan ekonomi berbasis data yang lebih efektif untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor ini. Misalnya, sektor pariwisata yang mulai berkembang dapat memanfaatkan akuntansi untuk meningkatkan manajemen usaha hotel, restoran, dan atraksi wisata, sehingga lebih profesional dan berdaya saing. Selain itu, sektor pertanian dan perikanan juga dapat mengoptimalkan pembukuan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi dan distribusi, serta mengakses pasar yang lebih luas.
Pendidikan ekonomi dan akuntansi yang lebih luas juga menjadi keharusan untuk membekali generasi muda Bangka Belitung. Tidak hanya di bangku sekolah, namun melalui pelatihan-pelatihan yang melibatkan pelaku usaha kecil, masyarakat umum, dan instansi pemerintah, pendidikan akuntansi harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah dan lembaga pendidikan harus lebih gencar mengadakan pelatihan dan workshop yang dapat meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan, akuntansi bukanlah sekadar pencatatan angka, tetapi lebih dari itu ia adalah instrumen untuk menciptakan tata kelola yang baik, mengontrol penggunaan sumber daya, dan memastikan keberlanjutan ekonomi jangka panjang. Jika dikelola dengan baik, akuntansi dapat menjadi pendorong utama dalam menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Bangka Belitung. Keberhasilan ekonomi Bangka Belitung ke depan sangat bergantung pada kemampuan untuk memanfaatkan potensi ekonomi yang ada secara bijak dan terkelola dengan baik, dengan akuntansi sebagai pilar utama dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Biodata Penulis:
Rahmanda Phelia Xena, lahir pada tanggal 22 Januari 2007 di Pangkalpinang, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, di Universitas Bangka Belitung.