“Kok bisa sih temanan sama mantan”
Pernah nggak kamu kepikiran pertanyaan kaya di atas? Pasti nggak sekali dua kali kamu kepikiran kaya gitu, 'kan? Apalagi ketika kamu di posisi setelah putus dari suatu hubungan.
Tapi, pernah nggak kamu tanya ke diri kamu sendiri kalau mantan kamu itu ternyata bukan musuh tapi seorang guru yang bisa kasih kamu pelajaran untuk kehidupan kamu selanjutnya?
Mungkin kamu pernah patah hati sampai nggak nafsu makan, atau justru makan terus. Mungkin kamu pernah menangis, atau justru pura-pura bahagia. Tapi di balik itu semua, ada hal penting yang sering kita lupakan, yaitu mantan bukan cuma orang yang pernah menyakiti, tapi juga orang yang pernah mengajarkan kita mencintai, memberi, dan kehilangan.
Berikut ini alasan kenapa kamu tidak perlu membenci mantan, dan bahkan layak untuk berterima kasih padanya:
1. Mantan Adalah Bukti Bahwa Kamu Pernah Dicintai (Atau Setidaknya Dicoba Dicintai)
Cinta itu kayak eksperimen. Kadang berhasil, kadang gagal. Mantan adalah partner eksperimen cinta yang pernah hadir di hidupmu. Meskipun akhirnya gagal, tapi dari situ kamu tahu bagaimana rasanya berbagi hati, waktu, bahkan playlist Spotify. Kamu tahu gimana rasanya kangen, rindu, dan cemburu. Itu bukan hal kecil.
Jadi, alih-alih membenci, coba lihat mantan sebagai bukti: “Aku pernah berani mencintai, dan dicintai.” Dan itu keren, lho!
2. Kalian Pernah Bahagia Bersama
Coba bayangkan, tanpa mantan, kamu tidak akan punya cerita lucu saat kencan pertama, tidak akan tahu rasanya menyusun kejutan ulang tahun, atau tidak pernah merasakan absurd-nya bertengkar cuma karena typo di chat.
3. Memaafkan Mantan = Memaafkan Diri Sendiri
Kebencian pada mantan sering kali bukan karena mereka, tapi karena kita belum berdamai dengan diri sendiri. Kita masih menyalahkan diri: kenapa dulu terlalu percaya, terlalu cinta, terlalu bertahan.
Tapi hidup bukan tentang penyesalan. Hidup adalah tentang menerima bahwa kita pernah salah, dan itu tidak apa-apa. Memaafkan mantan artinya kamu juga memberi ruang bagi dirimu sendiri untuk tidak terus terikat oleh luka yang sama.
Menyayangi mantan bukan berarti kamu harus kembali. Bukan juga berarti kamu belum move on. Justru sebaliknya, itu adalah tanda kamu sudah selesai dengan masa lalu, dan siap menatap masa depan tanpa dendam. Karena cinta yang sehat bukan tentang siapa yang kamu miliki, tapi tentang bagaimana kamu memperlakukan dirimu sendiri, dan orang-orang yang pernah menjadi bagian darinya.
Biodata Penulis:
Ni'mah Khoirina Nuurleli, lahir pada tanggal 10 Agustus 2006 di Karanganyar, saat ini aktif sebagai mahasiswa, program studi Ilmu Lingkungan, di UNS.