Mikroplastik berasal dari berbagai sumber. Plastik yang terfragmentasi akibat sinar matahari dan abrasi menjadi salah satu penyumbang utama. Selain itu, produk-produk perawatan diri seperti scrub wajah dan pasta gigi mengandung mikroplastik yang berakhir di saluran air setelah digunakan. Industri tekstil juga tidak ketinggalan, dengan serat sintetis dari pakaian yang lepas setiap kali dicuci.
| Sumber: Freepik | @jcomp |
Kehadiran mikroplastik di lautan memiliki dampak besar pada kehidupan laut. Partikel-partikel ini sering kali tertelan oleh plankton, ikan, dan burung laut. Akibatnya, mikroplastik dapat masuk ke dalam rantai makanan, mengancam kesehatan ekosistem dan makhluk yang bergantung padanya. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik telah ditemukan di perut berbagai spesies laut, dari ikan kecil hingga paus besar.
Mikroplastik memiliki risiko terhadap ekosistem laut cukup serius dan berdampak luas. Mikroplastik masih sering disangka makanan oleh plankton, ikan, dan kerang. Jika mikroplastik tersebut tertelan dapat mengakibatkan gangguan pencernaan dan bahkan kematian. Mikroplastik juga dapat masuk ke dalam rantai makanan laut dan akhirnya dikonsumsi oleh manusia, hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Mikroplastik juga dapat menyerap polutan berbahaya seperti logam berat, pestisida, dan PCB, saat dimakan oleh organisme laut racun ini ikut masuk ke tubuh mereka. Mikroplastik yang mengendap di dasar laut dapat mengganggu proses alami di sedimen laut dan merusak habitat makhluk hidup seperti terumbu karang.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi polusi mikroplastik. Beberapa wilayah telah melarang penggunaan mikroplastik dalam produk kosmetik dan perawatan pribadi. Di Indonesia, pemerintah mulai meningkatkan kesadaran tentang bahaya plastik dan mendorong penggunaan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, inovasi teknologi pengolahan air dan pengelolaan sampah juga terus dikembangkan untuk menangani masalah ini. Adapun juga, upaya penanggulangan mikroplastik di ekosistem laut yaitu mengurangi konsumsi kantong plastik, sedotan, botol, dan kemasan sekali pakai. Mengembangkan dan menerapkan teknologi di instalasi pengolahan air limbah untuk menangkap mikroplastik sebelum air dibuang ke laut.
Biodata Penulis:
Annisa Listyaningrum saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.