Keberhasilan manusia dalam menhadapi suatu masalah adalah dengan menenangkan diri atau ketenangan jiwa yang menjadi salah satu kunci keberhasilan itu. Untuk menenangkan jiwa, manusia memiliki beragam cara, salah satunya yakni mencium bau dari wewangian yang merelaksasikan otak. Sehingga dengan relaksasi otak tersebut, manusia dapat berpikir dengan tenang dan damai. Dalam hal wewangian di dunia ini, memiliki beragam macam aroma yang dapat dicium baunya, mulai dari tumbuhan, buah, dan minyak sekalipun yang dapat merelaksasikan tubuh dan memberi ketenangan jiwa untuk manusia. Arti dari wewangian sendiri adalah suatu bahan yang memilki bau yang cukup mudah menguap, baik itu bahan alami maupun sintetis. Wewangian memiliki berbagai aspek pandangan yakni dari sains dan juga agama.
Aspek Wewangian dalam Sains
Dalam sains, wewangian adalah pengaruh dari bau yang dihirup oleh hidung yang mempengaruhi pada psikofisiologis manusia yang telah lama diketahui. Wewangian berasal dari bahan kimia yang dapat dirasakan oleh indra penciuman manusia melalui hidung. Ada beberapa peneliti yang telah menyelidiki adanya efek dari menghirup wewangian pada fungsi otak. Peneliti menunjukkan peran penting dalam ransangan penciuman untuk perubahan suasana hati dan perilaku sosial. Hal ini membuktikan bahwa dari adanya bau dari wewangian dapat merubah perilaku dan suasana hati manusia yang memengaruhi ketenangan jiwa pada diri manusia. Wewangian yang dimaksud dalam sains atau ilmiah adalah wewangian dari aromaterapi. Dalam mencium wewangian (aromaterapi) dapat menyembuhkan pikiran tubuh, dan jiwa seseorang. Negara seperti China, Mesir, dan India menggunakan wewangian (aromaterapi) sebagai terapi komplementer dan alternatif yang telah populer dari ribuan tahun lalu.
Mekanisme tubuh dalam merangsang wewangian dari aromaterapi, yaitu melalui dua sistem yakni sistem fisiologis dan sistem sirkulasi. Sistem fisiologis terhadap wewangian aromaterapi adalah respons pada sistem-sistem tubuh manusia yang dapat terpengaruh melalui indra penciuman. Sedangkan sistem sirkulasi adalah sistem yang ada di dalam tubuh manusia, yang berfungsi sebagai tempat peredaran darah, dan adanya efek dari wewangian aromaterapi terhadap sistem sirkulasi yakni dapat menurunkan tekanan darah dan jantung, dapat membantu oksigen masuk lebih baik ke otak, serta dapat mengurangi respons stres pada manusia. Aspek wewangian aromaterapi dalam sains dapat disimpulkan bahwa sistem tubuh manusia dapat menjelaskan adanya efek terhadap ketenangan jiwa manusia dengan mencium wewangian dari aromaterapi, yang dimulai dari hidung yang kemudian mengalir ke otak yang memberikan efek ketenangan.
Aspek Wewangian dalam Agama
Dari aspek agama, terutama yang akan dibahas adalah aspek dari agama Islam. Wewangian menjadi salah satu yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad. Rasul mensunnahkan wewangian, pengertian sunnah adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad baik dari perkataan, perbuatan, ataupun kejadian dari sebelum ataupun sesudah menjadi Rasul. Salah satunya dalam hadits shahih riwayat Ibnu Umar yang menyatakan, bahwasanya Rasulullah suka mencium wewangian (suka berasap) yang berasal dari kayu gaharu. Sementara itu Sayidina Aisyah berkata, bahwasanya Rasulullah suka memakai minyak kesturi (misik), dan amabar. Dianjurkan oleh Nabi karena wewangian memiliki berbagai manfaat untuk manusia. Nabi sendiri memberikan contoh kepada umatnya untuk memakai wewangian yang dapat memberikan kesan bersih, suci, dan membuat kenyamanan untuk manusia lainnya. Manfaat yang didapatkan dari memakai wewangian dalam aspek agama Islam, yaitu mendapatkan pahala karena mengerjakan yang telah disunnahkan Rasul, mendukung adanya kebersihan diri dan ibadah seperti salat, serta dapat mengusir aura negatif yang memberikan dampak baik terhadap ketenangan jiwa.
Selain dari aspek agama Islam, wewangian juga digunakan dalam agama Hindu. Wewangian menjadi peranan penting dalam ritual peribadatan. Wewangian dianggap sebagai sarana untuk menyucikan lingkungan serta menjadi sarana mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan adanya emosional manusia ketika ibadah dapat memperkuat rasa Bhakti (pengabdian), yang memberi efek baik terhadap ketenangan jiwa karena merasa bahwa manusia dicintai oleh tuhan dan dilindungi tuhan. Wewangian yang biasanya ada dalam ritual peribadatan agama Hindu, yaitu bunga harum sebagai simbol persembahan untuk dewa-dewi, serta dupa sebagai simbol pengorbanan dan pembersihan jiwa. Jadi wewangian dalam aspek agama Islam dan Hindu memiliki berbagai manfaat untuk tubuh, serta menjadi simbol kebersihan kedamaian dan kesucian diri manusia.
Dalam hal ini aspek wewangian dalam agama sama dengan aspek wewangian dalam sains, yang memiliki manfaat untuk ketenangan jiwa manusia. Tetapi dalam aspek agama wewangian juga digunakan menjadi simbol dalam suatu ibadah ataupun peribadatan yang guna mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Wewangian yang dimaksud dalam aspek agama dan sains berbeda, jika sains lebih mengarah kepada wewangian aromaterapi yang memberikan efek penyembuhan dalam tubuh manusia yang berdampak pula untuk ketenangan jiwa melalui terapi dari wewangian aromaterapi. Sedangkan wewangian pada aspek agama adalah wewangian spiritual yang biasanya digunakan dalam beribadah, dapat memberikan rasa emosional manusia kepada tuhannya, sehingga manusia mendapatkan ketenangan jiwa dalam proses ibadahnya.
Referensi:
- Lola, H, H., Nofa, I. (2022). Ilmuwan Muslim : Ibnu Sina Pelopor Aromaterapi dan Destilasi Essential Oil. Jurnal Bahasa, Peradaban, dan Informasi Islam. 21(2).
- Maftuhin, A, R, A., Yazid, S. (2025). Zikir dan Ketenangan Jiwa: Kajian Psikologis. Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam. 2(1).
- Primadona, N. Parfum Atsiri : Manfaat dan Kelebihan VS Parfum Sintetik: Potensi Bahaya untuk Kesehatan. Platform & workflow by OJS/PKP. https://doi.org/10.15294/.v0i0.21
- Karomi, A. (2022). Mengapa Rasulullah Menganjurkan Memakai Parfum? Ini Alasannya. https://jatim.nu.or.id/keislaman/mengapa-rasulullah-menganjurkan-memakai-parfum-ini-alasannya-IuNfs
- Laily, H, N. Aromaterapi dalam Pandangan Agama. https://www.scribd.com/document/358594535/Aromatherapy-Dalam-Pandangan-Agama
Biodata Penulis:
Silmita Zahroh saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Penulis bisa disapa di Instagram @Silmitaz