Kalian ngerasain nggak sih akhir-akhir ini kok sering terjadi hujan lebat terus disusul angin kencang? Bawaannya bikin malas keluar rumah. Sobat pasti bingung apa sih yang sebenarnya terjadi. Semua fenomena cuaca tersebut bisa dijelaskan dari sudut pandang kajian meteorologi dan klimatologi. Tenang di sini mimin bakal jelasin pelan-pelan dan dengan penjelasan yang sudah disederhanakan kok.
Semua berawal dari Bibit Siklon Tropis 91S yang muncul di Indonesia. Apa itu Bibit Siklon Tropis 91S? Bibit Siklon Tropis 91S adalah awan bertekanan rendah yang terbentuk di Samudra Hindia yang berpotensi menjadi siklon tropis. Ditandai oleh kecepatan angin maksimum sekitar 15 knots (28 km/jam) dan tekanan udara minimum 1010 hPa. Secara lebih sederhananya Bibit Siklon Tropis 91S adalah calon badai di lautan yang bisa membawa hujan deras dan angin kencang ke wilayah kita. Kalau sobat masih penasaran bisa langsung baca penjelasan lebih lengkap di bawah ini ya.
Fenomena Bibit Siklon Tropis 91S yang Muncul di Indonesia
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa definisi Bibit Siklon Tropis 91S adalah calon badai di lautan yang bisa membawa hujan deras dan angin kencang ke wilayah kita. Sekarang mimin bakal jelasin penyebab dan proses terjadinya fenomena tersebut ditinjau dari analisis BMKG.
Menurut data yang diambil dari laman resmi BMKG, Bibit Siklon Tropis 91S itu tepatnya berada di Samudra Hindia, sebelah barat daya Banten. Munculnya Bibit Siklon Tropis 91S diawali dengan terbentuknya area tekanan rendah di atas Samudra Hindia yang hangat, di mana air laut yang menguap akibat suhu tinggi membentuk awan-awan besar. Udara lembap dan kondisi atmosfer yang tidak stabil mendorong pertumbuhan awan badai, sementara gangguan atmosfer memicu angin berputar yang semakin kuat karena efek rotasi bumi. Meskipun demikian, perkembangan Bibit Siklon ini menjadi siklon tropis penuh sangat bergantung pada kondisi atmosfer yang mendukung, seperti minimnya geseran angin vertikal.
Penjelasan lebih sederhananya Bibit Siklon Tropis 91S itu terbentuk dari munculnya sekumpulan awan akibat suhu hangat air laut yang menyebabkan penguapan, lalu ada angin yang berputar. Munculnya Bibit Siklon Tropis 91S adalah tanda-tanda adanya potensi badai, jadi kita perlu waspada, meskipun belum tentu berkembang menjadi badai besar.
Berdasarkan yang telah dijabarkan sebelumnya, fenomena ini dapat membawa dampak negatif terhadap pola cuaca di Indonesia. Sobat pasti penasaran apa aja sih dampaknya? Sini mimin kasih tahu dampaknya:
1. Frekuensi Hujan Lebat yang Meningkat
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya jika munculnya Bibit Siklon Tropis 91S akan menciptakan sekumpulan awan besar. Nah, awan-awan itu bereaksi dengan udara yang lembab akan mengakibatkan berubahnya awan-awan biasa itu menjadi awan badai. Keadaan akan diperparah lagi dengan ketidakstabilan atmosfer, sehingga memicu angin berputar yang semakin kuat karena efek rotasi bumi. Kombinasi dari keadaan-keadaan tersebut membuat pergerakan sekumpulan awan besar semakin tak terkendali. Puncaknya ketika awan-awan ini telah tiba di langit Indonesia dapat mengakibatkan hujan yang sangat lebat. Dari hujan lebat itu pula akan dapat menyebabkan berbagai kerugian yang dirasakan oleh manusia, misalnya kegagalan musim panen, timbulnya bencana alam banjir dan tanah longsor, hingga kerusakan ringan infrastruktur.
2. Munculnya Angin yang Sangat Kencang
Angin kencang ini muncul dikarenakan kombinasi beberapa faktor, seperti perbedaan tekanan udara, efek rotasi bumi, hingga interaksi dengan angin lintas (angin yang sudah ada di atmosfer). Meskipun kecepatan anginnya belum mencapai kategori siklon tropis, Bibit Siklon ini dapat menghasilkan angin kencang di wilayah pesisir dan sekitarnya. Dampak dari angin kencang ini meliputi kerusakan infrastruktur, kegagalan panen, perubahan tata lahan, dan menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar. Tidak lupa angin kencang dapat menyebabkan benda-benda beterbangan, sehingga membahayakan keselamatan jiwa.
3. Menciptakan Gelombang Tinggi
Bibit siklon ini dapat menyebabkan peningkatan tinggi gelombang di perairan Indonesia. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, seperti angin kencang, Bibit Siklon ini dapat menyebabkan peningkatan tinggi gelombang di perairan Indonesia, terutama di Samudra Hindia bagian barat dan selatan. Kenaikan gelombang tersebut bisa mencapai 2,5 hingga 4 meter. Duh, ngeri banget ya sobat. Tentunya munculnya gelombang tinggi di perairan tersebut akan sangat berdampak terhadap aktivitas kemaritiman di Indonesia. Dampaknya dapat meliputi kerusakan infrastruktur pesisir, menciptakan abrasi (pengikisan daratan tepi pantai), hingga mengganggu aktivitas pelayaran dan perikanan.
Melihat dampak-dampak yang sudah dijabarkan jadi ngeri banget ya sobat. Tetapi, tenang saja tidak semua wilayah Indonesia akan terimbas dampaknya. Beberapa wilayah yang mungkin akan berdampak besar, meliputi Bengkulu, Lampung, Banten, NTB, wilayah-wilayah tersebut sangat rawan mengalami hujan sedang hingga lebat, disertai angin kencang. Sementara itu, wilayah perairan yang berpotensi mengalami gelombang tinggi, meliputi Selat Sunda bagian Selatan, perairan Bengkulu hingga Lampung yang berbatasan dengan Samudra Hindia, Selat Karimata, perairan barat Aceh sampai Bengkulu, Selat Makassar bagian Selatan, dan lain-lain. Tentunya risiko tetap ada, tetapi untuk di luar wilayah tersebut cenderung memiliki risiko yang rendah.
Fenomena Bibit Siklon Tropis 91S menunjukkan bahwa meskipun saat ini berada di Samudra Hindia dan bergerak menjauhi wilayah Indonesia, dampaknya terhadap cuaca di tanah air tetap signifikan. Dengan potensi peningkatan curah hujan yang tinggi dan angin kencang, masyarakat di wilayah-wilayah tertentu seperti Bengkulu, Lampung, dan Banten perlu tetap waspada. Selain itu, gelombang tinggi yang bisa mencapai 4 meter juga menjadi ancaman bagi aktivitas kemaritiman. Oleh karena itu, meskipun Bibit Siklon ini belum berkembang menjadi siklon tropis penuh, kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem sangat penting untuk mengurangi risiko bencana alam yang dapat ditimbulkan.
Biodata Penulis:
Muhammad Naufal Waliuddin, lahir pada tanggal 16 Februari 2006 di Surakarta, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS).