Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Dari Gerakan Viral ke Pembentukan Moral: Analisis Mendalam Pengaruh Joget Velocity pada Karakter Anak SD

Joget velocity adalah jenis konten video pendek yang menampilkan gerakan tarian yang diselaraskan dengan musik bertempo tinggi, sering kali dengan ...

Perkembangan teknologi digital dan media sosial yang pesat secara fundamental mengubah lingkungan budaya tempat anak-anak masa kini tumbuh dan berkembang. Anak-anak tidak memiliki batasan dalam hal cara mereka berinteraksi, berinteraksi, dan berinteraksi, tetapi juga mencakup cara mereka mengekspresikan diri. Salah satu contoh nyata dari transformasi ini adalah fenomena yang tersebar luas, yaitu "joget velocity" video tari dengan ritme cepat dan efek visual yang menarik dan sering kali dramatis, yang dapat dengan mudah dibagikan di berbagai platform populer seperti TikTok, Instagram, dan YouTube Shorts.

Dari Gerakan Viral ke Pembentukan Moral

Fenomena ini jelas bukan hanya sekadar bentuk hiburan. Joget velocity telah berubah menjadi salah satu sarana penting komunikasi sosial dan alat ekspresi diri yang banyak diadopsi, termasuk oleh anak-anak usia sekolah dasar. Dengan daya tarik visual yang kuat, kemudahan pembuatan dan pendistribusian konten, dan kemampuannya menyebar secara viral dalam waktu singkat, joget velocity telah menjadi indikator penting dan relevan dalam menggambarkan dinamika budaya digital yang kompleks dan terus berkembang di kalangan anak-anak masa kini. Tulisan ini lalu mengupas secara mendalam pengaruh tren ini terhadap pembentukan karakter anak sekolah dasar, baik dari segi potensi positif yang mungkin ditimbulkannya maupun tantangan yang mungkin timbul dan perlu diwaspadai.

Joget velocity adalah jenis konten video pendek yang menampilkan gerakan tarian yang diselaraskan dengan musik bertempo tinggi, sering kali dengan manipulasi digital untuk mempercepat atau memperlambat video, menghasilkan efek dramatis. Istilah "velocity" sendiri merujuk pada pengaturan kecepatan gerakan agar terlihat lebih menarik, terkadang hingga pada tingkat yang tidak realistis, namun sangat menarik perhatian secara visual. Maraknya tren Velocity di kalangan anak-anak dipengaruhi oleh kemudahan akses, efek visual yang menarik, daya tarik oleh teman sebaya.

Pengaruh Joget Velocity pada Karakter Anak SD

Karakter anak usia SD berada dalam masa pembentukan yang sangat krusial. Dalam konteks ini, joget velocity memiliki dampak multidimensional yang perlu dicermati.

Potensi Positif

  1. Ekspresi Diri dan Kreativitas: Joget velocity memungkinkan anak-anak berekspresi non-verbal, menyalurkan emosi, dan mengembangkan kreativitas melalui gerakan tari, baik meniru, memodifikasi, maupun menciptakan tarian baru.
  2. Pengembangan Motorik dan Kognitif: Joget velocity mengembangkan motorik kasar dan halus anak melalui gerakan kompleks dan ritme. Aktivitas ini juga melatih fungsi kognitif seperti perhatian, konsentrasi, dan memori kerja, serta meningkatkan kesadaran tubuh dan spasial.
  3. Kecakapan Teknologi: Joget velocity membekali anak-anak dengan keterampilan teknologi penting. Mereka belajar merekam, mengedit (memotong, efek, musik), dan membagikan video, meningkatkan kecakapan digital serta pemahaman teknologi.

Potensi Negatif

  1. Penekanan yang Berlebihan pada Estetika dan Validasi Eksternal: Fokus joget velocity pada penampilan dan kesempurnaan visual dapat membuat anak-anak terlalu mementingkan daya tarik fisik dan mengabaikan nilai karakter penting seperti kerja keras, ketekunan, dan ekspresi diri autentik, demi validasi dari "like" dan komentar di media sosial.
  2. Imitasi Tak Kritis terhadap Konten Dewasa atau Tidak Pantas: Gerakan, gaya berpakaian, atau lirik lagu joget velocity yang terlalu sugestif atau tidak sesuai usia dapat berdampak negatif pada perkembangan karakter dan moral anak SD yang rentan meniru.
  3. Risiko Paparan terhadap Konten yang Tidak Pantas atau Berbahaya: Saat mencari atau berinteraksi di media sosial, anak-anak berisiko terpapar konten tak pantas atau berbahaya (bahasa kasar, seksual eksplisit, kekerasan, interaksi dengan orang asing), yang dapat berdampak negatif pada perkembangan psikologis, emosional, dan moral mereka.

Untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat joget velocity pada anak SD, sinergi kuat antara keluarga dan pihak sekolah serta lingkungan di sekitarnya, di antara lain yaitu literasi digital mendalam, pendampingan orang tua aktif, kurikulum berbasis nila, komunikasi empatik utama.

Joget velocity bukan sekadar tarian viral, melainkan sebuah gejala budaya yang merefleksikan perubahan cara anak-anak berinteraksi, berekspresi, dan membentuk identitas di era digital. Pengaruhnya terhadap karakter anak SD bersifat ambivalen. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mendekati tren ini secara kritis, reflektif, dan edukatif. Pendidikan karakter yang relevan dengan zaman dan berbasis pemahaman terhadap realitas digital anak menjadi kebutuhan mendesak agar generasi muda tetap tumbuh dengan nilai-nilai luhur.

Tevty Dara Perwitasari

Biodata Penulis:

Tevty Dara Perwitasari, lahir pada tanggal 5 April 2006 di Klaten, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Matematika, di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ia terlibat sebagai staf keuangan di organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Penulis bisa disapa di Instagram @tevtydaraa

© Sepenuhnya. All rights reserved.