Yogyakarta, 21 Maret – Di tengah rutinitas kehidupan sehari-hari, ada sekelompok orang yang memilih untuk kembali ke asal mereka dan memilih untuk mengabdikan diri kepada masyarakat setelah meninggalkan karier militernya. Setelah bertahun-tahun mengabdi di medan perang dan menjaga kedaulatan negara, para purnawirawan sekarang berkomitmen untuk mengembangkan kemampuanya di luar dunia kemiliteran.
Salah satu sosok inspiratif adalah Serma Mes (Purn) Surawal, yang setelah 32 tahun mengabdi di Angkatan Laut, kini aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan aktivitas barunya setelah resmi menjadi purnawirawan yaitu, bertani. “Saat saya sudah tidak menjadi seorang militer lagi, saya ingin bekerja yang jaraknya tidak jauh dari rumah agar dapat membina keluarga yang lebih mantab, karena semasa masih berdinas seringkali saya tidak punya waktu luang untuk keluarga saya. Tentunya, saya juga akan kembali bermasyarakat serta membangun perekonomian untuk keberlangsungan keluarga dan masa depan anak, sekaligus menyiapkan untuk hari tua” ungkapnya saat ditemui di kediamannya.
Setelah menerima surat keputusan purna, secara otomatis Surawal resmi purna tugas dan kembali menjadi warga sipil. Surawal sudah merasa rela bahwa dirinya sudah tidak lagi menjadi bagian dari tubuh militer. “Saya menyadari bahwa karier di kemiliteran saya sudah selesai, sehingga sudah saatnya saya berbaur kembali dengan masyarakat lagi setelah melaksanakan tugas-tugas dinas selama kurang lebih 32 tahun.” imbuhnya.
Sejak Surawal resmi menjadi seorang purnawirawan, Surawal memilih untuk menyambung hidupnya untuk mencari nafkah melalui jalur pertanian. Surawal memilih jalur pertanian karena pertanian adalah pekerjaan yang mulia, di samping itu generasi muda cenderung banyak yang tidak tertarik dengan dunia pertanian. Kebetulan juga di lingkungan masyarakatnya terutama yang usia-usianya sudah cukup berumur banyak yang bekerja di bidang pertanian, sehingga Surawal memilih untuk bergabung di bidang pertanian.
Bidang pertanian ini juga cukup menjanjikan, karena di bidang pertanian ini Surawal dapat menopang kehidupan keluarganya dan dapat menambah perekonomian keluarganya. “Seandainya saya tidak terjun di bidang pertanian, kebetulan saya tinggal di daerah wisata yang dimana jauh sebelum masuk di bidang pertanian, saya dan keluarga sudah menjalankan atau bekerja di bidang wisata, utamanya di jasa wisata seperti jual aneka makanan di warung pinggir pantai atau menyediakan lahan parkir. Andaipun sekarang saya terjun di dunia pertanian, saya ingin memiliki ilmu dan pengetahuan baru di dalam dunia pertanian.” Ungkapnya.
Dunia pertanian adalah hal baru bagi Surawal, karena Surawal bukan berlatar belakang dari keluarga petani. Kebetulan Surawal memiliki istri yang mempunyai lahan-lahan yang selama ini di kelola oleh orang lain atau bahasnya di buruhkan pada pihak lain, yang dimana setelah panen mendapatkan setengah dari hasil pertanian baik dalam bidang pangan maupun holtikultura. Sehingga dengan adanya lahan-lahan tersebut, setelah Surawal purna, Surawal langsung menggarap sendiri untuk pengelolan lahan-lahan baik sawah maupun ladang.
Masuknya Surawal dalam dunia pertanian ini salah satunya amanah dari seseorang untuk ia jalankan. “Terus terang saja, saya masuk di dunia pertanian ini karena mendapat amanah dari almarhum ibu mertua saya. Pada saat sakit sampai sepeninggal itu menitipkan amanah kepada saya untuk menggarap lahan-lahan sawah dan ladang sebagai penopang perekonomian keluarga saya nantinya.”
Surawal dapat survive di pertanian karena kegigihannya. Surawal banyak belajar dan bertanya dari masyarakat sekitarnya, karena kebetulan salah satu mata pencaharian masyarakatnya yaitu dengan bertani, sehingga ia mendapat banyak ilmu dari petani-petani lainnya. “Selebihnya saya selalu berinovasi di bidang pertanian untuk mencapai titik puncak dalam bidang pertanian. Ya walaupun sekarang memang ada keterbatasan dalam peralatan yang masih menggunakan tenaga manual, tetapi saya berusaha untuk mengarah ke sentuhan teknologi. Saya harus banyak berinovasi di bidang pertanian agar pekerjaan menjadi lebih ringan. Nantinya juga generasi muda akan lebih cenderung berminat di bidang pertanian.” jelasnya.
Melalui berbagai inisiatif yang mereka lakukan, para purnawirawan menunjukkan bahwa pengabdian tidak berakhir saat mereka melepas seragam. Sebaliknya, ini merupakan awal dari upaya baru yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan barunya di luar kemiliteran.
Mereka menunjukkan bahwa semua orang memiliki kemampuan untuk mengubah dunia, tidak peduli latar belakang atau pengalaman mereka. Mereka melakukannya dengan semangat “Dari Rakyat Kembali untuk Rakyat”. Kisah inspiratif ini adalah pengingat bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab pada keluarganya dan berkontribusi terhadap masyarakat juga, terlepas dari profesi atau status mereka.
Biodata Penulis:
Salma Chaerina Anindita, lahir pada tanggal 2 Februari 2006 di Bantul, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik, prodi Ilmu Komunikasi.