Ibnu Katsir menjelaskan bahwa “beribadah kepada-Ku” yaitu berdoa kepada-Ku dan mentauhidkan-Ku. Allah juga memberikan ancaman kepada mereka yang merasa sombong untuk berdoa kepada-Nya, seperti yang sudah tercantum dalam firman-Nya “Akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”, yang menunjukkan keadaan yang rendah dan kecil. Doa adalah suatu hal yang sangat penting dan mulia, karena di dalamnya seorang hamba menampakkan bahwa ia benar-benar fakir dan butuh kepada Allah, dan tunduk di hadapan-Nya. Tidak ada seorang pun yang tidak memerlukan apa yang ada di sisi Allah, bahkan hanya untuk sekejap. Berdoa seharusnya dilakukan tidak hanya saat menghadapi kesedihan, musibah, atau bencana, tetapi kapan saja, di mana saja, dan dalam kondisi apapun. Kita harus senantiasa bermunajat kepada Allah karena kita sangat membutuhkan-Nya. Manusia adalah makhluk yang lemah dan bergantung pada Tuhan-Nya.
Doa lebih dari sekadar praktik keagamaan, ia berfungsi sebagai penghubung antara keyakinan spiritual individu dan pemahaman ilmiah mengenai kesehatan mental dan kesejahteraan. Berbagai penelitian ilmiah terkini menunjukkan bahwa praktik doa dan meditasi dapat memberikan manfaat psikologis yang signifikan, seperti mengurangi tingkat stres, meningkatkan konsentrasi, dan menciptakan rasa ketenangan batin (Walton et al., 2020). Keyakinan spiritual sering kali sulit untuk diukur secara objektif, tetapi melalui doa, hubungan dengan sesuatu yang dianggap suci atau transenden dapat memberikan dampak positif pada kondisi emosional dan kognitif seseorang. Di sisi lain, ilmu pengetahuan memberikan penjelasan melalui pendekatan neuropsikologi yang mengeksplorasi bagaimana praktik spiritual memengaruhi fungsi otak dan sistem saraf.
Integrasi antara keyakinan spiritual dan pengetahuan ilmiah menciptakan peluang untuk dialog yang konstruktif dalam pendidikan dan pengembangan diri. Dengan melihat doa sebagai jembatan, para pendidik dapat merancang metode pembelajaran yang tidak hanya menekankan hafalan, tetapi juga pemahaman yang mendalam disertai bukti empiris tentang manfaat doa, sehingga siswa dapat merasakan pengalaman spiritual yang bersifat rasional dan relevan dengan kehidupan mereka."Praktik spiritual seperti doa dan meditasi memiliki efek terukur pada kesehatan mental, menjembatani kesenjangan antara keyakinan pribadi dan pemahaman ilmiah." – Walton et al. (2020).
Analisis mengenai apakah berdoa itu masuk akal dimulai dengan bahwa agama merupakan kumpulan keyakinan yang mencerminkan nilai-nilai terdalam manusia, yang didukung oleh struktur alam semesta. Proses argumen ini memungkinkan kita untuk menjelaskan lebih rinci mengenai struktur tersebut dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang agama yang baik. Manusia dapat memiliki keyakinan yang rasional terhadap Tuhan yang senantiasa mewujudkan nilai-nilai tertinggi. Doa berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan kekuatan dalam mencapai tujuan hidup . Bagi orang yang beriman, doa adalah aktivitas rutin yang dilakukan karena mereka menyadari kelemahan diri sebagai manusia yang tak berdaya.
Dengan demikian, pengembangan model pendidikan yang menggabungkan aspek kognitif spiritual dan pengetahuan ilmiah dapat membantu menciptakan generasi yang tidak hanya kuat secara spiritual, tetapi juga kritis dan rasional dalam menghadapi tantangan di era modern. Selanjutnya, penting bagi pendidik dan lembaga pendidikan untuk terus menggali peran kolaboratif antara nilai-nilai spiritual dan pendekatan ilmiah agar tercipta lingkungan belajar yang holistik. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya wawasan siswa, tetapi juga membentuk karakter yang seimbang antara keimanan dan penalaran kritis, yang menjadi kunci untuk menghadapi kompleksitas kehidupan di masa depan.
Referensi:
- Ibnu Katsir., (2015), Tafsir Al-Qur’an Al-Azim. Serambi Tarbawi, Jurnal Studi Pemikiran, Riset dan Pengembangan Pendidikan Islam, 107-108.
- Walton, K.G., Pugh, N.D., Gelderloos, P., & Macrae, P. (2020). Pengurangan Stres dan Pencegahan Hipertensi: Dukungan Awal untuk Mekanisme Psiko-neuro-endokrin. Journal of Alternative and Complementary Medicine, 22(6), 494-500.
- Menggala Wiriya Tantra, Dida Wanti, Apakah Masuk Akal untuk Berdoa: Kajian Filsafat Agama, 2, (2024),108-109.
Biodata Penulis:
Anirmala Permata Sari saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.