Beberapa tahun terakhir, istilah fast fashion semakin sering terdengar dalam perbincangan seputar dunia mode. Istilah ini merujuk pada sistem produksi pakaian dalam jumlah besar dengan desain yang mengikuti tren terkini dan dijual dengan harga yang relatif murah. Tujuannya sederhana, yaitu membuat pakaian modis dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja.
Namun di balik kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan, fast fashion menyimpan berbagai persoalan yang patut menjadi perhatian bersama.
Gaya yang Cepat, Umur Pakai yang Pendek
Fast fashion mendorong konsumen untuk terus membeli pakaian baru karena tren berganti begitu cepat. Koleksi di toko-toko bisa berubah hanya dalam hitungan minggu, sehingga pakaian yang dibeli hari ini bisa terasa “usang” dalam waktu singkat. Akibatnya, banyak orang cenderung membeli pakaian secara impulsif dan tidak menggunakannya dalam jangka waktu lama.
Sayangnya, banyak dari pakaian tersebut dibuat dengan bahan dan proses yang tidak dirancang untuk ketahanan jangka panjang. Setelah hanya beberapa kali dipakai, pakaian-pakaian tersebut sering kali rusak, kehilangan bentuk, atau tidak lagi menarik bagi pemiliknya. Hal ini menciptakan budaya konsumsi yang cepat, namun juga cepat membuang.
Dampak yang Tidak Terlihat
Salah satu aspek yang jarang disadari dari fast fashion adalah proses di balik produksinya. Pakaian-pakaian ini umumnya dibuat dalam kondisi kerja yang jauh dari ideal, oleh para pekerja yang sering kali menerima upah minim dan bekerja dalam tekanan tinggi. Selain itu, produksi dalam jumlah besar juga membawa konsekuensi terhadap lingkungan, mulai dari penggunaan bahan kimia, limbah produksi, hingga masalah limbah pakaian yang menumpuk karena tidak terpakai.
Lebih jauh lagi, banyak pakaian yang tidak terjual atau dibuang berakhir di tempat pembuangan akhir, atau bahkan dikirim ke negara-negara berkembang yang kewalahan menampungnya. Masalah ini bukan hanya soal estetika atau gaya hidup, tetapi menyentuh isu etika dan tanggung jawab sosial yang lebih luas.
Menuju Konsumsi yang Lebih Bijak
Mengurangi ketergantungan pada fast fashion tidak berarti harus berhenti belanja atau meninggalkan mode sepenuhnya. Kesadaran dan pertimbangan dalam setiap keputusan membeli menjadi upaya penting untuk mengurangi fast fashion. Setiap pilihan yang kita ambil sebagai konsumen memiliki dampak, baik terhadap lingkungan maupun terhadap manusia di balik industri tersebut.
Beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan antara lain:
- Memilih pakaian dengan kualitas baik dan desain yang tidak lekang oleh waktu.
- Mengutamakan merek atau produsen yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan.
- Merawat dan memperbaiki pakaian agar dapat digunakan lebih lama.
- Memberikan pakaian yang sudah tidak dipakai kepada pihak yang membutuhkan atau menjual kembali secara daring.
Fast fashion hadir sebagai jawaban atas permintaan pasar yang ingin selalu tampil mengikuti tren. Namun, di balik kepraktisannya terdapat banyak aspek yang perlu kita renungkan. Dunia mode tidak harus bergerak secepat itu dan kita tidak harus selalu mengikuti arus. Dengan menjadi konsumen yang lebih bijak dan bertanggung jawab, kita tidak hanya berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan, tetapi juga turut menghargai nilai kemanusiaan dalam setiap helai pakaian yang kita kenakan. Mode seharusnya tidak hanya tentang penampilan melainkan juga tentang pilihan, nilai, dan kesadaran.
Biodata Penulis:
Izzah Qurroti Aini saat ini aktif sebagai mahasiswa, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, di Universitas Sebelas Maret Surakarta.