Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Gaya Hidup Low Waste: Langkah Sederhana tapi Berdampak Besar

Pernah merasa hidup kita terlalu praktis tapi bikin bumi makin kritis? Yuk, kenalan sama gaya hidup low waste — cara simpel dan masuk akal buat ...

Coba bayangin ini: kamu duduk santai di kafe, ngopi sambil scroll media sosial, dan tanpa sadar… kamu juga jadi bagian dari “generasi serba praktis”. Plastik sekali pakai, sedotan gratis, packaging cantik yang langsung dibuang. Praktis, iya. Tapi, sadar nggak sih—praktis itu kadang juga “beracun”?

Di tengah kondisi bumi yang makin kritis, gaya hidup low waste mulai banyak dilirik. Tapi, sebenarnya apa sih gaya hidup low waste itu? Haruskah kita jadi 100% zero waste? Dan, apakah benar tindakan kecil bisa berdampak besar?

Yuk, kita kulik sama-sama.

Apa Itu Gaya Hidup Low Waste?

Gaya hidup low waste bukan soal menjadi sempurna, tapi soal jadi lebih sadar dan lebih bijak dalam menghasilkan sampah. Bukan harus langsung punya tempat sampah kompos di dapur atau bawa botol kaca ke mana-mana — tapi lebih ke perlahan mengurangi sampah, sedikit demi sedikit.

Gaya Hidup Low Waste

Tujuannya? Bukan cuma soal “biar bumi nggak rusak”, tapi juga supaya kita sendiri lebih ringan, lebih hemat, dan lebih sadar dengan apa yang kita konsumsi setiap hari.

“Tapi Kan Repot?” — Mitos Umum tentang Low Waste

Yes, banyak orang mikir hidup low waste itu ribet, mahal, dan cuma bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu. Padahal, banyak banget langkah kecil yang bisa dimulai hari ini, dan nggak perlu keluar banyak uang.

Beberapa contohnya:

  • Bawa tas belanja sendiri ke minimarket.
  • Ganti tisu dapur dengan lap kain.
  • Tolak sedotan plastik kalau nggak butuh.
  • Simpan botol minum sendiri biar nggak beli air kemasan.

Semua itu nggak butuh jadi aktivis lingkungan dulu kok — cukup jadi versi kamu yang sedikit lebih sadar dari kemarin.

Realita Sampah Kita: Kenapa Harus Peduli?

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan lebih dari 60 juta ton sampah per tahun, dan mayoritasnya tidak terkelola dengan baik. Sampah organik membusuk di TPA, plastik bertahan ratusan tahun, dan yang paling sedih: banyak yang akhirnya mencemari laut.

Kita nggak perlu jadi ilmuwan buat ngerti bahwa bumi sedang “lelah”. Tapi kita bisa bantu jadi bagian dari solusi—meski lewat hal-hal kecil.

Langkah-Langkah Kecil, Dampak Besar

Mulai low waste itu kayak mulai olahraga. Nggak harus langsung maraton, cukup mulai jalan kaki 15 menit dulu. Nah, ini beberapa langkah paling simpel yang bisa kamu mulai dari rumah:

  1. Bawa alat makan sendiri kalau sering jajan di luar.
  2. Gunakan ulang wadah dan botol — stop beli terus.
  3. Masak sendiri — selain hemat, lebih minim kemasan.
  4. Kurangi fashion impulsif — coba belanja baju secondhand atau tukar baju dengan teman.
  5. Beli seperlunya, bukan sebanyak-banyaknya.

Kuncinya adalah: konsisten, bukan sempurna.

Bukan Cuma Soal Bumi, Tapi Juga Diri Sendiri

Surprisingly, gaya hidup low waste bikin kita jadi pribadi yang lebih sadar. Sadar apa yang kita beli, makan, dan buang. Sadar sama kebiasaan impulsif. Bahkan, sadar bahwa kita nggak butuh sebanyak itu buat bahagia.

Dan bonusnya: kamu bisa hemat banyak! Nggak sering belanja hal yang nggak perlu, nggak buang makanan, dan lebih fokus ke kualitas dibanding kuantitas.

Low waste bukan soal jadi “manusia sempurna penyelamat bumi”. Tapi soal ikut ngurangin beban bumi dengan cara yang masuk akal buatmu. Kamu nggak sendiri dalam perjalanan ini. Banyak komunitas, gerakan, bahkan teman di sekitar yang juga lagi berjuang pelan pelan.

Langkah kecilmu hari ini, bisa jadi inspirasi besar buat orang lain.

Dan kalau banyak orang ambil langkah kecil bersama-sama? Percayalah — dampaknya bisa luar biasa.

Biodata Penulis:

Zahra Rosyida Biyanti saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.