Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Gen Z dan Gaya Hidup Fleksibel: Apa Iya Mereka Anti 9-to-5?

Gen Z makin vokal soal gaya kerja yang bikin waras dan manusiawi. Yuk cari tahu kenapa mereka mulai meninggalkan pola 9-to-5 dan memilih kerja ...

Kamu pernah dengar celetukan kayak gini?

“Duh, kerja kantoran tuh bukan gue banget…”
“Masa muda bukan buat ngantor dari jam 9 sampe jam 5!”
“Kerja remote aja deh, bisa sambil healing”

Yap, kalimat-kalimat semacam itu makin sering kita dengar—terutama dari generasi yang sedang mendominasi tren dan pasar kerja saat ini: Gen Z.

Gen Z dan Gaya Hidup Fleksibel

Tapi, benar nggak sih kalau Gen Z itu anti banget sama kerja 9-to-5? Atau jangan-jangan, mereka cuma lagi cari cara kerja yang lebih “waras” dan manusiawi?

Gen Z: Generasi Paling Melek Pilihan Hidup?

Lahir sekitar tahun 1997–2012, Gen Z tumbuh dalam era internet, pandemi, dan perubahan dunia kerja yang super cepat bagaikan angin yang lewat dalam sekedipan mata langsung whooooos. Dari kecil sudah dicekokin teknologi, sosial media, dan budaya hustle—nggak heran kalau mereka jadi generasi yang lebih terbuka sama work-life balance, berani bilang “nggak” ke sistem yang bikin burnout, dan punya awareness tinggi soal kesehatan mental. Pola pikir Gen Z tuh cenderung begini: “Kalau bisa kerja fleksibel, kenapa harus duduk delapan jam di kantor, stres, dan nggak sempat hidup?”.

 9-to-5: Sistem Lama yang Nggak Relevan?

Buat Gen Z, kerja 9-to-5 itu kadang terasa… terlalu kaku.

Gaya hidup sekarang sudah berubah—banyak kerjaan bisa dilakukan jarak jauh, dari mana aja. Bahkan, beberapa profesi digital kayak content creator, freelancer desain, copywriter, hingga data analyst sudah bisa dilakuin tanpa harus ke kantor tiap hari.

Nah, ini bikin Gen Z mulai mempertanyakan:

“Apa iya produktivitas cuma bisa diukur dari jam masuk dan pulang kantor?”

Fleksibel Bukan Berarti Malas, Loh!

Satu hal yang sering disalahpahami: kerja fleksibel ≠ mageran.

Banyak Gen Z justru jadi lebih produktif saat diberi kebebasan buat ngatur waktunya sendiri. Mereka bisa kerja sambil traveling, work from cafe, atau bahkan dari rumah dengan outfit piyama—yang penting kerjaan kelar. Beberapa studi bahkan bilang, remote working bisa ningkatin produktivitas dan kepuasan kerja, asalkan tetap ada struktur dan komunikasi yang jelas.

Tapi… Nggak Semua Gen Z Menolak 9-to-5

Eits, jangan salah! Nggak semua Gen Z anti kerja kantoran kok. Banyak juga yang masih suka rutinitas dan struktur kerja tetap, nyaman kerja di lingkungan kolaboratif, serta merasa lebih “on track” dan disiplin kalau ada jam kerja tetap. 

Intinya: Gen Z itu nggak satu suara, tapi mereka punya suara. Mereka tahu apa yang mereka mau, dan nggak takut cari model kerja yang paling cocok buat mereka.

Jadi… Gen Z Anti 9-to-5?

Jawabannya? Nggak juga.

Yang Gen Z cari itu fleksibilitas dalam bekerja, bukan sekadar “kabur” dari kantor.

Mereka ingin merasakan di mana kerja bukan hanya untuk mencari uang, tetapi menjadi waktu untuk hidup dan berkembang. Gen Z bukan generasi pemalas. Mereka cuma nggak mau hidup buat kerja doang. Dan jujur aja… siapa sih yang mau?

Kalau kamu Gen Z juga, tim mana nih? #TeamFleksibel atau #Team9to5TapiSehat?

Biodata Penulis:

Rafda Khairunnisa saat ini aktif sebagai mahasiswi, Ilmu Lingkungan, di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.