Siapa sih anak zaman sekarang yang nggak tahu istilah morning person? Morning person atau “si burung lark” adalah istilah yang diberikan untuk orang-orang yang terbiasa bangun pagi dengan waktu tidur yang cukup, dan menjalani berbagai aktivitas dengan penuh semangat di pagi hari. Nah kebalikan dari morning person adalah night owl yang cenderung lebih aktif dan bersemangat di malam hari, kebanyakan orang-orang night owl berasal dari Generasi Z yang lebih sering melakukan kegiatannya di malam hari.
Oleh karena itu, banyak Generasi Z yang menganggap bangun pagi adalah tantangan yang cukup sulit diatasi. Alarm jam 6 pagi terasa seperti momok bagi anak muda zaman sekarang, terlebih bagi mereka yang memiliki jadwal aktivitas padat di hari sebelumnya, seperti mahasiswa yang mengerjakan tugasnya hingga begadang sampai pagi, maupun para pekerja yang bekerja hingga pulang larut malam. Belum lagi, banyaknya kebiasaan Generasi Z yang memilih scroll TikTok hingga tidak tidur sampai pagi.
Apakah ini hanya soal kebiasaan? Atau ada faktor lain yang membuat Gen Z sulit menjadi seorang "morning person"? Berikut adalah beberapa alasan yang bisa menjelaskan fenomena ini.
1. Pola Tidur yang Berantakan
Pedoman umum waktu tidur yang baik adalah 7-9 jam sehari. Namun bagi mereka yang sulit bangun pagi, mereka memiliki pola tidur yang tidak konsisten seperti tidur jam 1 pagi, bangun siang, lalu tidur lagi di sore hari, bahkan begadang sampai subuh. Hal tersebut menyebabkan ritme tidur tidak teratur sehingga tubuh kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas pagi karena sudah kelelahan di malam hari.
2. Pengaruh Teknologi dan Media Sosial
Kebiasaan yang paling sering dilakukan generasi z sehingga tidak tidur sampai pagi adalah bermain media sosial entah itu scroll TikTok sampai ketiduran, stalking crush di Instagram sampai jam 3 pagi, maupun nonton Drama Korea yang tidak selesai episode-episodenya sampai subuh. Teknologi dapat mengacaukan jam tidur kita, paparan cahaya dari layar handphone bisa menghambat produksi melatonin sehingga berisiko mengalami gangguan tidur.
3. Pola Hidup yang Fleksibel
Banyak Gen Z yang memiliki pekerjaan fleksibel seperti freelance yang tidak terikat pada tempat dan jam kerja sehingga mereka tidak perlu bangun pagi untuk berangkat kerja maupun memulai pekerjaannya di pagi hari. Kebebasan ini membuat tubuh tidak memiliki jam tidur dan bangun yang tetap karena tidak adanya batas antara waktu bekerja, istirahat, dan hiburan untuk diri sendiri.
4. Faktor Biologis dan Chronotype
Secara biologis terdapat orang-orang yang memiliki chronotype malam, dimana tubuh mereka secara alami akan lebih aktif dan bersemangat di malam hari dibandingkan di pagi atau siang hari. Orang-orang tersebut biasanya disebut dengan istilah night owl yang cenderung tidur lebih larut malam dan bangun lebih siang. Hal ini menyebabkan waktu tidur berkurang banyak sehingga mempengaruhi aktivitas mereka di kemudian hari.
5. Tekanan dan Kesehatan Mental
Tidak hanya dari kebiasaan-kebiasaan tidur larut malam, sulitnya bangun pagi juga dapat dipicu dari gangguan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan lain sebagainya. Tekanan hidup mulai dari tugas kuliah, pekerjaan, hingga isu-isu sosial yang tersebar juga dapat mempengaruhi kualitas tidur. Gangguan kesehatan mental dan tekanan hidup yang berat dapat membuat tidur tidak nyenyak bahkan tidak bisa tidur sama sekali, sehingga bangun pagi terasa seperti mimpi yang sulit untuk dilakukan.
Jadi, Apa Gen Z Nggak Bisa Jadi Morning Person?
Kecenderungan bukan berarti takdir yang tidak bisa diubah. Menjadi seorang morning person bukanlah suatu hal yang mustahil untuk dapat dilakukan, tentunya dengan kebiasaan yang tepat, usaha, dan komitmen dari diri sendiri. Dengan memulai hari lebih pagi, kita dapat melakukan banyak sekali kegiatan-kegiatan produktif di hari itu, tentunya dengan kondisi fisik yang lebih bugar dan siap untuk menjalani berbagai aktivitas. Apa saja yang bisa dilakukan Gen z untuk menjadi morning person? Berikut beberapa cara yang bisa dicoba:
- Menerapkan waktu tidur yang konsisten seperti, menentukan waktu tidur dan waktu bangun.
- Mengurangi penggunaan gadget satu jam sebelum tidur.
- Menghindari kafein atau makanan berat sebelum tidur.
- Meningkatkan aktivitas fisik di siang hari untuk mempercepat rasa lelah di malam hari.
- Menentukan alasan bangun lebih pagi.
- Mengurangi kebiasaan menunda bangun tidur dengan mematikan alarm lalu tidur lagi.
- Buat tidurmu menjadi lebih santai tanpa rasa stres seperti perasaan marah atau emosional sebelum tidur.
KEEP GOING ON!!!
Biodata Penulis:
Amalia saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Ilmu Lingkungan, di Universitas Sebelas Maret.