Daniel Baskara Putra, atau yang biasa dikenal sebagai Hindia, bukan sekadar penyanyi biasa, dia berhasil mengubah lagu menjadi refleksi yang memberikan dampak emosional dan psikologis dari karya-karyanya, banyak orang merasa seperti sedang ‘ditenangkan’ atau ‘dipahami’ saat mendengarkan lagu-lagunya. ‘Menari dengan Bayangan’, 29 November 2019, album perdana Hindia. Lewat album ini, Baskara mengungkapkan keresahan-keresahan pribadinya yang juga menjadi keresahan bagi semua orang. Album ini berisi 15 track, terdiri dari 12 lagu dan 3 interlude, yang menggambarkan pengalaman pribadi Baskara.
1. Evakuasi
Hindia memakai kata ‘evakuasi’ untuk menggambarkan usaha menyelamatkan diri sendiri dari situasi yang sudah tidak sehat lagi. ‘Evakuasi’ itu lagu tentang keberanian seseorang untuk meninggalkan sesuatu yang menyakitkan, meskipun terasa berat, karena terkadang, bertahan bukan pilihan terbaik, dan menyelamatkan diri adalah bentuk cinta untuk menyayangi diri sendiri.
2. Wejangan Mama
Hindia menggambarkan bagaimana wejangan atau petuah dari seorang ibu yang bisa menjadi pegangan di tengah tekanan kehidupan. Ibu Baskara yang menginginkan anaknya bisa menyinari alam semesta, menyinari sekitarnya. Seorang ibu yang percaya bahwa pilihan anaknya jika dilakukan dengan baik, bisa menjadi berkat untuk banyak orang. Pesan ibu ke anaknya agar tetap rendah hati dan bermanfaat untuk banyak orang.
3. Besok Mungkin Kita Sampai
Lagu ini rasanya seperti teman seperjalanan, yang mengajak kita untuk tetap percaya dengan proses, sabar dengan diri sendiri, dan harus terus bertahan, karena mungkin bukan hari ini, tapi besok, kita akan mencapai tuju. Hindia memberikan pesan bahwa proses itu penting, dan tidak harus cepat, terkadang kita merasa tertinggal, tapi ternyata kita tetap bergerak, walau lambat. “Tak ada yang tahu kapan kau mencapai tuju”.
4. Jam Makan Siang
Hindia menggambarkan rutinitas kehidupan orang dewasa yang monoton dan melelahkan. Bukan hanya tentang waktu rehat yang singkat di tengah hari kerja yang panjang, melainkan refleksi tentang hidup, rutinitas, dan pencarian makna di tengah kesibukan. Hindia menyuarakan perlunya ruang untuk benar benar hidup-bukan hanya sekadar bertahan dan melupakan antara keseimbangan antara hidup dan pekerjaan.
5. Dehidrasi
'Dehidrasi' menggambarkan kondisi mental dan emosional seseorang yang merasa hampa, lelah, dan kehilangan arah dalam hidupnya. Hindia mengingatkan bahwa manusia tidak hanya butuh istirahat fisik, tetapi juga ruang untuk memulihkan jiwa. Hindia menyuarakan generasi yang sedang belajar mengenal dan menerima dirinya sendiri di tengah dunia yang bising. Penulisan brand sebagai penanda bahwa lagu itu lahir di zaman yang seperti apa.
6. Untuk Apa/Untuk Apa?
Hindia menggambarkan pertanyaan mendalam tentang makna dan tujuan dari semua hal yang kita kejar selama hidup, meskipun sudah berhasil secara materiil, ada ruang kosong di dalam diri yang belum terisi. Hindia mengajak kita untuk berhenti sejenak, merenung, ‘untuk apa semua pencapaian ini jika tidak membuat kita merasa benar-benar hidup?’ karena hidup adalah pilihan, bukan tuntutan.
7. Voice Note Anggra
Lagu ini berbicara tentang dukungan emosional di tengah tekanan hidup, utamanya ketika seseorang merasa tidak baik-baik saja. Hindia mengajak kita untuk menerima diri sendiri, merasakan emosi yang ada, dan perlahan-lahan kembali bangkit. Ketulusan dan kepedulian dalam mendampingi seseorang yang sedang rapuh.
8. Secukupnya
Lagu ini berbicara tentang kelelahan mental dan emosional yang dialami seseorang dalam menjalani hidup. Hindia menyampaikan bahwa manusia tidak harus selalu terlihat kuat, karena pada dasarnya semua orang punya batasnya masing-masing. Hindia mengajak kita untuk beristirahat, bernapas, dan menerima bahwa tidak semua hal harus sempurna, kita tetap bisa melanjutkan hidup secara perlahan, secukupnya.
9. Belum Tidur
Hindia menggambarkan perasaan gelisah dan pikiran yang terus berjalan di tengah malam, saat orang lain sudah terlelap. Lagu ini menjadi pengingat bahwa merasa gelisah di malam hari adalah hal yang wajar, dan kita semua sedang berproses untuk menemukan ketenangan. 'Belum Tidur' adalah potret kelelahan batin yang tidak selalu terlihat.
10. Apapun yang Terjadi
Lagu ini tentang keteguhan hati, kesetiaan dan dukungan terhadap seseorang yang sedang menghadapi tantangan hidup. Hindia mengajarkan bahwa menjadi tempat berpulang bagi orang lain adalah bentuk cinta paling sederhana namun sangat bermakna. Hindia menyampaikan bahwa apapun yang sedang terjadi, kehadiran dan dukungan kita tidak akan berubah.
11. Membasuh
Hindia berbicara mengenai kesalahan, luka emosional, dan usaha untuk memaafkan tanpa harus menghakimi. Hindia menyampaikan bahwa semua orang bisa melakukan kesalahan, dan terkadang hal terbaik yang bisa dilakukan adalah memaafkan, membersihkan luka dan menerima kenyataan tanpa menyimpan dendam.
12. Rumah ke Rumah
‘Rumah’ dalam lagu ini bukan hanya tempat secara fisik, tetapi rasa aman, penerimaan, dan kedamaian. Hindia menyuarakan perasaan seseorang yang merasa kehilangan arah, berpindah dari satu ‘rumah’ ke ‘rumah’ lain, perjalanan hidup sering kali penuh ketidakpastian, dan kita harus terus mencari.
13. Mata Air
‘Mata air’ diibaratkan sebagai tempat kembali, tempat berteduh, dan titik awal untuk mulai lagi. Hindia menggambarkan kehadiran seseorang saat hidup terasa melelahkan, dapat menjadi mata air--tempat di mana mereka bisa kembali, merasa aman, dan kembali percaya untuk melangkah.
14. Wejangan Caca
Hindia menggambarkan berbagai pesan sederhana, tetapi sangat mendalam, sebagai bekal dalam menghadapi dunia yang tidak selalu mudah, seolah-olah seseorang ingin melindungi orang yang dicintainya dari kerasnya dunia, meskipun ia tahu bahwa setiap orang harus belajar melalui pengalaman pribadi.
15. Evaluasi
Hindia menggambarkan bagaimana seseorang bisa merasa terjebak dalam rutinitas dan standar yang diterapkan oleh diri sendiri. Hindia mengajak pendengarnya untuk merenungkan kembali arah hidup, menyadari beban yang dirasakan, dan belajar untuk memaafkan diri sendiri. Hindia seolah berkata ‘tidak apa-apa merasa lelah, tidak apa-apa merasa bingung.
Melalui lirik-liriknya yang relate dengan anak muda zaman sekarang, Hindia menunjukkan bahwa musik dapat menjadi media untuk memahami diri sendiri, merayakan emosi, dan bertanya pada kehidupan sendiri. Dalam tiap lirik, Hindia mengajak pendengarnya untuk berhenti sejenak dan merenung. Hindia bukan sekadar musik, tetapi tentang menjadi manusia.
Biodata Penulis:
Juliana Eka Farahdilla, biasa dipanggil Farah atau Dilla, lahir pada tanggal 11 Juli 2006 di Kota Bogor, Jawa Barat. Farah saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, di Universitas Sebelas Maret. Penulis bisa disapa di Instagram @jefradila_