Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Iran: Semua Warga Amerika Serikat Sah menjadi Target Sasaran

Ketegangan antara Israel dan Iran memuncak akibat dugaan program senjata nuklir Iran. Serangan militer saling balas pun terjadi, melibatkan Amerika ..

Perang antara Israel dan Iran dipicu oleh dugaan Israel bahwa Iran tengah mengembangkan program senjata nuklir. Iran diduga memiliki bahan-bahan pembuat bom nuklir dalam jumlah besar, yang membuat Israel merasa terancam. Informasi ini bersumber dari laporan intelijen Israel. Selain itu, Israel juga mengaitkan konflik ini dengan dukungan Iran terhadap Palestina, yang belum lama ini mengalami invasi oleh Israel.

Perang
Illustrated by Freepik

Secara mengejutkan, Israel melancarkan serangan pertama berupa pengeboman terhadap wilayah yang diduga sebagai lokasi program nuklir Iran di Teheran. Serangan tersebut juga menargetkan sejumlah pemimpin militer Iran, yang menyebabkan beberapa pejabat tinggi menjadi korban. Israel turut menyerang beberapa wilayah penting lainnya, termasuk wilayah strategis yang dianggap sebagai “jantung” Republik Islam Iran.

Fasilitas senjata di wilayah barat Iran juga menjadi sasaran, begitu pula dengan fasilitas energi di bagian selatan. Salah satu ladang gas terbesar milik Iran, yaitu South Pars, turut dibombardir. Titik-titik penting ini menjadi target utama penghancuran oleh militer Israel.

Pada Minggu, 15 Juni 2025, Iran tidak tinggal diam dan meluncurkan serangan balasan ke Israel. Serangan ini dilakukan melalui peluncuran rudal dan ratusan pesawat nirawak, menyasar sejumlah wilayah yang sebelumnya diserang. Di sisi lain, serangan beruntun dari Israel menyebabkan beberapa fasilitas pengayaan uranium milik Iran mengalami kerusakan parah dan berdampak pada berbagai wilayah, termasuk Natanz yang mengalami pemadaman listrik.

Konflik antara Iran dan Israel menarik perhatian banyak negara, terutama Amerika Serikat. Mengutip Laraswati Ariadne Anwar dari Kompas.id, Amerika Serikat ikut menyerang Iran atas permintaan langsung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyatakan bahwa Iran tidak berhak mengembangkan program nuklir. Hal ini bertentangan dengan perundingan sebelumnya antara Iran dan AS yang membahas tata kelola pengayaan nuklir. Namun, AS justru melanggar kesepakatan tersebut dan ikut menyerang Iran.

Menanggapi permintaan Israel, pemerintah AS menyerang tiga fasilitas nuklir di Iran, yaitu di wilayah Fordo, Isfahan, dan Natanz. Setelah serangan tersebut, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan melalui media sosial resminya bahwa Iran tidak diperbolehkan memiliki senjata nuklir. Ia juga memperingatkan agar Iran tidak melakukan serangan balasan terhadap AS, karena akan ada konsekuensi yang lebih besar.

Menanggapi pernyataan itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam keras dan menyatakan bahwa semua warga negara Amerika Serikat serta personel militer di kawasan tersebut kini sah menjadi target serangan. Pernyataan ini dilansir oleh CNNIndonesia.com. Sebelumnya, Iran telah memperingatkan Amerika Serikat agar tidak ikut campur dalam konflik Israel-Iran, namun peringatan tersebut diabaikan oleh pihak AS.

Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai kelanjutan konflik antara AS dan Iran. Ketegangan ini dipicu oleh campur tangan AS dalam konflik antara Israel dan Iran, serta penghancuran tiga fasilitas nuklir Iran oleh Amerika Serikat yang memperburuk hubungan kedua negara.

Harapannya, konflik ini dapat segera menemukan jalan damai agar peperangan berhenti dan negara-negara yang terlibat, termasuk wilayah di sekitarnya, kembali aman dan stabil. Jika perang terus berlanjut, dampaknya akan sangat merugikan, mulai dari ketidakstabilan ekonomi global hingga terganggunya berbagai sektor penting lainnya.

Biodata Penulis:

Dimas Dwi Achmad saat ini aktif sebagai mahasiswa, Ilmu Komunikasi, di Universitas Muhammadiyah Malang.

© Sepenuhnya. All rights reserved.