Salah satu film animasi Indonesia berhasil menarik perhatian khalayak luas. Film ini merupakan film yang berjudul Jumbo yang diproduksi oleh Visinema Animation, Springboard, dan Anami Films ini berhasil mencuri perhatian publik. Film yang diproduksi dalam waktu kurang lebih 5 tahun dengan Menggandeng lebih dari 420 animator Indonesia, Jumbo mampu menampilkan visual yang luar biasa dan cerita yang mengharukan, membuktikan bahwa Indonesia bisa bersaing di industri animasi global.
Hingga tanggal 12 Mei 2025, penonton Jumbo telah mencapai sebanyak 9.138.313 penonton, yang melampaui film berjudul Agak Lain yang sebelumnya berada di posisi kedua dengan jumlah penonton 9.125.188. Tingginya minat dari masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa meskipun sempat ada kontroversi, hal tersebut tidak menghentikan masyarakat untuk menikmati film ini.
Kisah Don dan Luka yang Tersembunyi
Jumbo bercerita tentang seorang anak bernama Don, yang memiliki tubuh gemuk, dan selalu mendapatkan dukungan dari kedua sahabat setianya, Mae dan Nurman. Cerita dimulai dengan kehidupan bahagia Don yang tinggal bersama orang tua dan neneknya, tetapi kebahagiaan itu hancur saat orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sejak itu, Don dibesarkan oleh neneknya.
Seiring waktu, Don menjadi anak yang bertubuh gemuk dan sering menjadi bahan ejekan teman-temannya. Ia dianggap lambat, tidak gesit, dan merasa tidak pantas tampil di depan orang. Hal itu membuat Don merasa minder dan menarik diri dari lingkungan sekitar.
Tetapi, Don tidak sendirian. Mae dan Nurman selalu ada di sampingnya. Dengan bantuan mereka, Don memberanikan diri untuk mengikuti acara pertunjukan bakat di desanya. Ia memilih untuk menceritakan dongeng dari buku cerita peninggalan ibunya yang sangat ia cintai.
Namun, buku tersebut diambil oleh salah seorang perundung, yang membuat Don merasa sangat hancur. Di tengah keputusasaannya, seorang peri kecil bernama Meri muncul dan meminta bantuan untuk mencari orang tuanya yang hilang. Sebagai imbalannya, Meri berjanji untuk membantu Don mendapatkan kembali bukunya.
Pertemuan dengan Meri menjadi titik balik bagi Don. Dengan bantuan Meri, Don berhasil untuk mendapatkan kembali bukunya. Namun, saat waktunya tiba, Don memutuskan untuk tampil seorang diri dan membiarkan Meri melanjutkan pencariannya. Malangnya, Meri justru dipertemukan oleh seseorang yang telah menculik kedua orang tuanya.
Kontroversi: Makna dan Respon Masyarakat
Meskipun menawarkan cerita yang menarik, Jumbo juga menuai beberapa kontroversi yang menarik perhatian publik.
1. Representasi Tubuh dan Penerimaan Diri
Karakter Don yang digambarkan sebagai anak gemuk memunculkan berbagai pandangan. Beberapa orang merasa bahwa film ini memperkuat stereotip negatif terhadap anak gemuk, seperti pemalu, dan tidak percaya diri. Walaupun pada akhirnya Don berhasil membuktikan kemampuannya, masih ada kekhawatiran bahwa film ini tidak cukup menekankan pesan tentang penerimaan tubuh.
2. Elemen Gaib dalam Cerita
Kemunculan sosok hantu dalam film ini memicu kekhawatiran beberapa orang tua. Mereka khawatir bahwa anak-anak mungkin akan terpengaruh pandangannya terhadap dunia gaib. Namun, pembuat film menjelaskan bahwa sosok ini adalah simbol dari trauma dan luka emosional yang belum terselesaikan. Film ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak cara menghadapi ketakutan dan kehilangan dengan keberanian dan dukungan dari orang di sekitar mereka.
3. Karakter Don yang Terkadang Egois
Di beberapa bagian film, Don menunjukkan sifat egois dan keras kepala, bahkan kepada teman-temannya. Meskipun ini merupakan bagian dari perkembangan karakternya, beberapa orang tua khawatir jika anak-anak mereka meniru sifat ini tanpa menyadari bahwa sikap tersebut perlu diperbaiki seiring waktu.
Apakah Jumbo Akan Punya Sekuel?
Melihat keberhasilan besar Jumbo, terdapat peluang besar untuk mengembangkan cerita ini lebih lanjut, baik dalam bentuk sekuel maupun spin-off. Kisah yang kaya dengan karakter kuat dan tema emosional, serta tingginya antusiasme penonton, memberikan harapan agar cerita ini dapat berlanjut. Karakter-karakter seperti Don, Mae, Nurman, dan Meri masih memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh, memperkaya cerita dan menyampaikan pesan positif lebih luas lagi. Beberapa tema seperti keberanian menghadapi ketakutan, penerimaan diri, dan persahabatan yang erat juga dapat terus dieksplorasi lebih dalam, memberikan alasan bagi pembuat film untuk mempertimbangkan kelanjutan Jumbo di layar lebar.
Jumbo telah menunjukkan bahwa film animasi Indonesia mampu bersaing dengan film animasi internasional, baik dalam hal visual, teknis, maupun cerita. Walaupun mengangkat tema yang mendalam tentang trauma, keberanian, dan persahabatan, film ini tidak luput dari kontroversi.
Beberapa kritik yang muncul, seperti representasi tubuh yang mengarah pada stereotip, elemen gaib yang memicu kekhawatiran, serta karakter Don yang dianggap egois, menjadi bahan perbincangan. Namun, kontroversi ini justru menunjukkan bahwa Jumbo mampu mendorong refleksi dan diskusi kritis, yang jarang terjadi pada film animasi anak-anak.
Dengan lebih dari 9 juta penonton, Jumbo tidak hanya merupakan pencapaian teknis yang luar biasa, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam perkembangan sinema animasi Indonesia, yang berani mengeksplorasi tema-tema kompleks dengan kedalaman emosional yang luar biasa.
Biodata Penulis:
Nayla Shafa Salsabillah lahir pada tanggal 6 juli 2006 di Klaten, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, di Universitas Sebelas Maret. Ia memiliki hobi mendengar musik dan memasak. Nayla bisa disapa di Instagram @nyny_laa