Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kafe Down Syndrome di Jakarta sebagai Implementasi Nilai Kemanusiaan

Hadirnya kafe yang ditujukan untuk penyandang Down Syndrome bukanlah fenomena sosial yang menarik, tetapi juga menjadi cerminan nyata dari nilai ...

Di abad ke 21 yang serba cepat dan mengutamakan orientasi produktivitas ini, sering kali nilai keberadaan manusia terabaikan, orang-orang berusaha meraih cita dan keberhasilan masing-masing. Di berbagai perusahaan, ukuran standar produktivitas yang baik meliputi seberapa cerdas, seberapa cepat, dan seberapa tepat. Akibatnya, sekelompok yang mengalami keterbatasan fisik atau intelektual terpinggirkan dari lingkungan sosial. Dalam keadaan seperti ini, muncul ide inspirasi dari sang pemilik "Kafe Kamu", yaitu Rocky J. Pesik, untuk mendirikan sebuah kafe yang menunjukkan hakikat sesungguhnya semua manusia itu sama.

Kafe Down Syndrome di Jakarta sebagai Implementasi Nilai Kemanusiaan
Sumber: https://klinikrhe.co.id/down-syndrome-kelainan-yang-mempengaruhi-perkembangan/

Perusahaan dengan konsep yang serupa sudah mulai dikenal oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di negara Indonesia. Down syndrome merupakan sebuah kelainan genetik berupa adanya kromosom ekstra di pasangan kromosom 21. Anak yang menyandang kelainan ini disebut dengan anak berkebutuhan khusus.

Dapur Kemanusiaan

Kafe yang dikelola untuk penyandang Down Syndrome bukan hanya tempat yang menyuguhkan kopi dan makanan ringan semata. Ia menyimpan makna mendalam bagi siapa pun yang mau melihat lebih jauh. Bagi masyarakat umum, pekerjaan mungkin hanyalah rutinitas harian yang biasa. Namun bagi individu dengan keterbatasan fisik dan intelektual, kesempatan untuk bekerja menjadi hal yang sangat berharga. Di tempat ini, mereka merasa dihormati, dilindungi, dan dicintai. Semua perasaan itu menyatu dalam satu fondasi utama: kasih sayang.

Kafe Kamu merupakan bukti nyata bagaimana cinta hadir dan bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Bagi para penyandang disabilitas ini, melayani pelanggan bukan sekadar rutinitas pekerjaan. Ini merupakan bukti bahwa mereka mampu, bahwa mereka layak dihargai bukan dikasihani, melainkan karena kompetensi dan ketulusan yang mereka miliki. Kehadiran mereka di masyarakat bukanlah beban, justru sebagai penegasan bahwa masyarakat yang baik adalah masyarakat yang mampu memberikan kemanfaatan bagi orang lain.

Ketika kita berkunjung, mungkin kita hanya melihat mereka sebagai barista biasa yang menyambut, mencatat, pesanan, dan kembali ke dapur. Namun, bila kita memandang lebih dalam, kita akan menemukan bahwa di balik senyum ramah itu tersimpan keberanian besar untuk menghadapi dunia yang dulu sering mengabaikan dan meremehkan mereka. Setiap seduhan kopi yang dihidangkan bukan hanya minuman biasa, tapi di sisi lain juga simbol dari perjalanan panjang, semangat yang tak tergoyahkan, dan harapan yang tetap menyala dalam diri mereka.

Kemuliaan Manusia Merupakan Amanah dan Tanggung Jawab di Dalam Ajaran Islam

Jika kita kembali membuka Al-Quran, sudah jelas di surah Al-Isra ayat 70 yang berbunyi:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَـٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَـٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَفَضَّلْنَـٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍۢ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka atas banyak makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."

Ayat ini secara jelas mendeskripsikan bahwa setiap individu secara fitrah telah dimuliakan oleh Allah, tanpa adanya pengecualian. Kemuliaan ini tidak bergantung pada kondisi fisik, intelektual, atau sosial, akan tetapi melekat pada diri manusia.

Maka dari itu, memperlakukan penyandang Down Syndrome dengan hormat, memberi mereka ruang untuk berkarya, dan menghargai kontribusi mereka dalam masyarakat—seperti yang dilakukan melalui kafe inklusif—adalah bagian dari mengimplementasikan nilai Qur’ani tentang penghormatan terhadap martabat manusia.

Hadirnya kafe yang ditujukan untuk penyandang Down Syndrome bukanlah fenomena sosial yang menarik, tetapi juga menjadi cerminan nyata dari nilai-nilai kemanusiaan yang baik. Pemilik ini menunjukkan kepada kita semua bahwa setiap manusia, terlepas dari keterbatasannya, memiliki potensi, harga diri, dan hak untuk dihargai serta diberi kesempatan. Kafe ini bukan hanya tempat bekerja, melainkan wadah ruang tumbuh yang menumbuhkan rasa percaya diri, membangun empati, dan perantara pemahaman antara manusia yang beragam.

Lebih dari itu, nilai Islam pun sejalan dengan semangat inklusi ini. Islam memuliakan setiap anak Adam tanpa memandang fisik atau kemampuan, dan mengajarkan umatnya untuk saling menyayangi dan menghormati. Mengingat perihal ini, mendukung Kafe Kamu bukan hanya bentuk dukungan sosial, tetapi juga implementasi nyata dari pengamalan ajaran agama Islam tentang kemanusiaan. Di era yang kerap menjunjung kesempurnaan, kafe ini ada sebagai notifikasi untuk kita yang belum sadar akan hal ini bahwa cinta, penghargaan, dan penerimaan merupakan bentuk paling murni dari nilai kemanusiaan.

Bapak humanis Indonesia yang sering disapa Gus Dur pernah berkata "Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Begitu pun sebaliknya merendahkan manusia berarti merendahkan penciptanya".

Referensi:

  • QS Al-Isra: Ayat 70 (NU Online).
  • Metavia, H. M., & Widyana, R. (2022). Pengaruh Down Syndrome terhadap perkembangan akademik anak di Indonesia. Jurnal Wacana Kesehatan, 7(2). Diakses dari https://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/wacana/article/view/403
  • Kesehatan mental dan down syndrome. Diakses dari https://ndss.org/resources/mental-health-down-syndrome
  • Jangan patah semangat Anak down syndrome juga bisa mandiri. Diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/jangan-patah-semangat-anak-sindrom-down-juga-bisa-mandiri

Sigit Fiqri Asy’ari

Biodata Penulis:

Sigit Fiqri Asy’ari lahir pada tanggal 18 September 2005 di Desa Meranti Baru, Kecamatan Mandiangin Timur, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa, prodi Manajemen Dakwah, di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.